Minggu, 26 Juli 2009

Din: Indonesia Harus Menjadi Penyangga Pangan Dunia


Purworejo – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin dalam amanatnya pada panen perdana padi yang menandai gebyar Muktamar jelang se-abad Muhammadiyah di Desa Pepe, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, ahad (19/07) mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh puas dengan apa yang telah dicapai saat ini, harus ada upaya yang lebih keras lagi untuk bisa menjadi penyangga pangan dunia. Indonesia kaya dengan sumberdaya domestik dan daya dukung ekologi sebagai daerah tropis.

Dalam kesempatan tersebut hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Wakil Bupati dan unsur Muspida Purworejo, Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, Pengurus NU Purworejo, serta jajaran keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Purworejo.



Sementara itu Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam pengantar singkatnya memberikan apresiasi atas kerjasama yang terbangun antara MPM PP Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Purworejo dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purworejo.

“Kami berharap kemitraan antara PTM dan Majelis dalam program-program pemberdayaan masyarakat bisa berjalan secara bersama-sama. Mudah-mudahan kerjasama dengan UM Purworejo ini bisa menjadi model untuk direplikasi dengan PTM lainnya” tandas pengajar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini. (Md)



Selengkapnya.....

PETANI SULIT AIR, PRESIDEN SALAHKAN EL-NINO


Jakarta - Ancaman krisis pangan Indonesia akibat kekeringan ada di depan mata. Sejak dua minggu terkhir, petani khususnya di sentra-sentra produksi pangan nasional, dilaporkan mengalami kesulitan air, dan ancaman gagal panen. Misalnya terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Jogjakarta. Selain itu, juga terjadi di wilayah lain di luar pulau Jawa, seperti Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Bali dan Nusa Tenggara Timur.
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan resmi di istana negara (16/7), menyebutkan bahwa fenomena iklim El Nino menjadi faktor pemicu terjadi musim kemarau berkepenjangan dan kekeringan lahan pertanian. Sementara, Departemen Pekerjaan Umum melalui Dirjen Sumber Daya Air menyerukan agar petani tidak nekat menaman tanaman padi tapi segera beralih pada palawija. Juga mematuhi pola tanam.


Direktur Eksekutif Nasional WALHI Berry Nahdian Forqan menilai, bahwa krisis air terjadi masif diakibatkan oleh buruknya sistem antisipasi dini pemerintah baik pusat maupun daerah, dalam mendeteksi perubahan iklim yang berubah cepat. Termasuk menyiapkan skema mitigasi dan adaptatif atasi krisis. “”Jika program pangan dan irigasi baik, pemerintah mengklaim sebagai keberhasilannya, tapi jika gagal dan alami krisis, dengan mudah berkelit bahwa itu faktor iklim dan kekeliruan di tingkat petani. Pernyataan pemerintah saat ini, lebih terkesan reaktif,” paparnya.

Sementara, Erwin Usman Kepala Departemen Penguatan Regional dan Juru Kampanye Air dan Pangan WALHI Eksekutif Nasional, menyoroti penanggulangan krisis air dan pangan yang dilakukan pemerintah selama ini masih terkungkung pada pendekatan yang sektoral. “Mengabaikan peran aktif warga dan tidak terintegrasi antara satu departemen dengan yang lain,” tegasnya.

Tidak adanya kemauan politik pemerintah guna menghentikan konversi hutan di hulu, perubahan areal vegetasi menjadi kepentingan bisnis skala besar dan infrastruktur, serta gagalnya negara menjalankan program rehabilitasi kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah faktor pendorong krisis air dan pangan terus berulang. UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air nyatanya juga tak efektif menjawab krisis yang ada.

WALHI mendesak pemerintah untuk segera membuat agenda mitigasi dan adaptatif untuk lindungi petani dengan pengalokasian APBN yang memadai, pembenahan sistem irigasi dan distribusi air yang baik, pemberian bantuan sarana produksi pertanian, penghentian konversi hutan, serta lebih serius melakukan konservasi wilayah DAS. Dengan pelibatan warga tani, kelompok pemerhati lingkungan lokal dan pemerintah daerah.

Catatan Editor

1.Sebanyak 64 dari total 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Indonesia saat ini dalam kondisi yang kritis. Dari 64 DAS kritis tersebut, berada di Sumatera 12 DAS, Jawa 26 DAS, Kalimantan 10 DAS, Sulawesi 10 DAS, Bali, NTB dan NTT 4 DAS, Maluku serta Papua 2 DAS. Kondisi DAS ini mengakibatkan menurunkan nilai daya tampung air serta fungsi pada daerah tangkapan dan resapan air beberapa DAS di Indonesia.

2.Sejumlah 6,72 juta hektar daerah irigasi di Indonesia, hanya 0,79 juta hektare atau 12 persen yang pengairannya dijamin bendungan.

3.Dari 7,4 juta hekter total areal persawahan Indonesia, hanya 800.000 hektar yang mendapatkan pasokan irigasi yang baik, sisanya tadah hujan dan minim pasokan air akibat DAS yang rusak.


Selengkapnya.....

Kamis, 23 Juli 2009

Menteri Arab Sepakat Larang Orang Yang Rentan Tunaikan Haji


Kairo, Menteri kesehatan negara-negara Arab, Rabu, sepakat untuk melarang orang usia tua dan anak di bawah 12 tahun serta pengidap sakit kronis menunaikan Ibadah Haji, seiring kekhawatiran menyangkut virus flu A H1N1.

Seperti diberitakan Reuters, jumlah jamaah Haji dan Umrah takkan dibatasi oleh Arab Saudi namun angkanya diperkirakan akan lebih sedikit.

"Kami takkan mengubah persentase bagi negara mana pun. Kami mengubah peraturan tertentu," kata Abdullah ar-Rabeeah setelah satu pertemuan menteri kesehatan Arab dan utusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Juru bicara WHO Ibrahim al-Kerdani mengatakan keputusan tersebut harus disahkan oleh semua menteri kesehatan, termasuk dari pemerintah Arab Saudi, meskipun Direktur Regional WHO Hussein Gezairi mengatakan itu kelihatannya akan disepakati.

"Sebagian kelompok akan dikeluarkan dari Ibadah Haji: orang yang berusia 65 tahun, orang yang berusia di bawah 12 tahun dan orang yang menderita sakit kronis," kata Kerdani.


Arab Saudi pada Juni menyeru orang Muslim yang berusia lanjut, yang sakit dan yang tak layak agar menunda ibadah ke Makkah.

Haji tahun ini akan berlangsung pada November, sementara Umrah dapat dilaksanakan kapan saja tapi terkenal selama bulan suci Ramadhan, yang dimulai Agustus.

Ketika ditanya apakah orang yang menunaikan Ibadah Haji akan berkurang pada musim Haji tahun ini akibat pembatasan tersebut, ar-Rabeeah mengatakan, "Mungkin."

Direktur Regional WHO Hussein Gezairi mengatakan Arab Saudi memiliki peralatan yang memadai guna menangani penyakit menular di antara banyak orang yang menunaikan Haji setiap tahun.

"Pemerintah Arab Saudi memiliki pengalaman panjang sekarang ... karena Arab Saudi setiap tahun menerima antara 25 dan 30 kasus kolera dan tak ada wabah yang terjadi," katanya.

Mesir, yang telah berjuang untuk mengendalikan virus flu burung H5N1 --yang lebih mematikan, dan pada Ahad melaporkan kematian pertama H1N1, yaitu seorang perempuan yang baru pulang Umrah, menyatakan negara tersebut akan memastikan tak ada jamaah Mesir yang pergi ke Arab Saudi saat mereka tertular virus flu burung.

Sementara itu, para ahli mengatakan secara teori vurus flu unggas dapat bercampur dengan virus flu H1N1 sehingga dapat menciptakan rangkaian flu lain.

"Kami akan memisahkan pasien yang positif terserang flu unggas di rumah sakit," kata Hatem el-Gabali, Menteri Kesehatan di negara Arab yang berpenduduk paling padat itu.

"Tetapi jika anda terserang flu unggas dan anda telah berhasil disembuhkan maka anda dapat pergi dan menunaikan Haji serta Umrah, tak ada bahaya sama sekali karena kami tak pernah mengirim siapa pun dari rumah sakit mana pun sampai kami yakin bahwa mereka tak terinfeksi virus tersebut," katanya.

Virus H1N1, yang menular melalui udara, sekarang telah didiagnosis menyerang puluhan ribu orang di seluruh dunia, dan telah menewaskan lebih dari 430 orang, kata WHO.(an*)


Selengkapnya.....

RAFLESIA MILIK SIAPA ?


Jakarta (ANTARA News) - Professor Emeritus Datuk Dr Abdul Latiff Mohamad benar-benar tertarik pada bunga parasit yang menjadi salah satu keanekaragaman hayati kita (Malaysia) nan kaya, tulis Rizal Soloman, editor New Straits Times, tentang bunga Rafflesia, dalam edisi online koran Malaysia itu kemarin (21/7).

Kecantikan nan unik dari Rafflesia itulah yang membuat bunga itu menjadi salah satu simbol ikonik warisan alam Malaysia nan kaya raya, lanjut sang editor.

Rafllesia yang unik dan menakjubkan ini benar-benar telah memperdaya salah seorang pakar botani terkemuka Malaysia, Professor Datuk Dr Abdul Latiff Mohamad.

Abdul Latiff telah menjadi ikon itu sendiri, kamus berjalan untuk keanekaragaman hayati Malaysia dan salah seorang dari arsitek Program Keanekaragaman Hayati Alam Malaysia (Natural Biodiversity Policy), tulis koran itu lagi.

Pada 2003, bersama natularalis Mathew Wong, Abdul Latif menemukan satu spesies baru Rafflesia di Hutan Lindung Temenggor, Perak



"Kami memutuskan menamainya Rafflesia Azlanii, untuk menghormati Sultan Azlan Shah dari Perak, yang merupakan pelindung Heritage Expedition," katanya.

Abdul Latiff sendiri adalah biolog yang menemukan satu spesies Rafflesia asal Sumatra di Hutan Belum, Perak.

Imuwan yang lahir 61 tahun lalu di Kota Baru, Kelantan ini membeberkan alasan ketertarikannya pada Rafflesia adalah karena bunga bangkai itu tumbuh dalam sel batang Tetrastigma, yang masih keluarga dekat rumpun Vitacea yang lama ditelitinya.

"Sungguh itu timbul dari keinginan kami untuk menelitinya," akunya seraya menolak adanya instruksi dari siapapun kepada mereka untuk meneliti bunga yang pertamakali ditemukan di Bengkulu, Indonesia, semasa era Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffless di abad ke 19 silam itu.

Abdul ingin menyadarkan rekan sebangsanya akan kekayaan alam Malaysia, sekaligus mensosialisasikan lembaga di mana lebih dari 10 tahun diakrabinya, Natural Biodiversity Policy, kepada masyarakat dan generasi muda Malaysia.

Dosen Universiti Kebangsaan, Malaysia, ini menyatakan spesies-spesies bunga bangkai ini hanya tumbuh di Thailand Selatan, Malaysia, Brunei, Indonesia (Sumatera, Jawa dan Kalimantan) dan Filipina.

"Semuanya ada 26 spesies, dan kemungkinan besar masih ada yang belum ditemukan. Di Malaysia sendiri kita mempunyai empat spesies di Semenanjung Malaysia, yaitu R. cantleyi, R. kerri, R. azlanii, dan R sumeiae.

Tiga spesies di Sabah yakni R. pricei, R. keithii, dan R. tengku-adlinii, sedangkan di Sarawak, kita mempunyai empat spesies yaitu R. pricei, R. keithii, T. tuan-mudae dan R. hasseltii," papar Abdul Latief.

Total jenderal, Malaysia memiliki 11 spesies, atau 42 persen dari seluruh spesies Rafflesia yang ada di seluruh dunia dan dikategorikan "terancam punah" oleh Serikat Antar Bangsa bagi Konservasi Alam (IUCN) dan Serikat Konservasi Dunia (WCU).

Menurutnya, tiga spesies --R. ciliata, R. witkampii dan R. borneensis-- dipercaya telah punah, sementara di Mindanao, Filipina, spesies R. scharbergiana sudah 50 tahun tidak terlihat lagi.

Bunga Rafflesia yang umumnya tumbuh subur di Sabah dan Sarawak, dilindungi penuh oleh pemerintah Malaysia, namun yang di Semenanjung Malaysia belum dilindungi karena Wildlife Protection Act 1972 (UU Perlindungan Kehidupan Liar Malaysia yang diterbitkan tahun 1972) hanya melindungi binatang, burung, dan serangga, bukan tanaman.

Malaysia meluncurkan proyek-proyek perlindungan Rafflesia yang umumnya berhasil, diantaranya The Rafflesia Conservation Incentive Scheme yang dikenalkan tahun 1994 di Poring dan Ranau. Di situ pemerintah Malaysia memberi insentif ekonomi kepada penduduk lokal untuk melindungi cagar alam yang menjadi habitat Rafflesia.

Di Semenanjung Malaysia, di hutan wisata Bukit Tacing di Benta, Kuala Lipis, dan Pahang, pemerintah negeri itu mempercayakan penduduk asli Kampung Jerangsang untuk menjaga dan merawat kawasan hutan lindung dimana Rafflesia tumbuh.

Baru-baru ini, Nature Society of Malaysia (lembaga nirlaba suaka alam Malaysia), dibantu pemerintah Malaysia, meluncurkan prakarsa perlindungan Rafflesia dengan menarik keterlibatan suku asli Semai Orang Asli di areal Kampung Ulu Geroh, 12 km dari sebuah kota tua di Perak.

Malaysia melakukan upaya serupa di banyak tempat lainnya, seperti Kelantan, Pahang dan Terengganu dimana spesies Rafflesia dipercaya tumbuh subur.

Pemerintah Malaysia --pusat maupun daerah-- berjalan seiring dengan referensi dan pendirian para pakar mereka.

Begitu pemerintah pusat menerima rekomendasi pakar dan negara mengundang-undangkan rekomendasi itu, maka semua negara bagian (provinsi) mutlak mengaplikasikannya.

"Begitu (UU) diadopsi, maka semua negara bagian harus mendirikan sekretariat operasional kebijakan melalui sebuah komite penasehat dan teknis. Harus ada Lembaga Penelitian Keaneragaman Hayati di setiap negara bagian (provinsi)," kata Tan Sri Law Heng Dieng, mantan menteri Sumber Daya Alam dan Lingkugan dan pendiri National Biodiversity Policy. (*)



Selengkapnya.....

CHINA MULAI UJICOBA KLINIS VAKSIN H1N1

Kamis, Dua perusahaan farmasi China selama dua bulan akan melakukan ujicoba klinis vaksin influenza H1N1 atau yang lebih dikenal dengan flu babi.

"Lebih dari 2.000 relawan ditarik di Taizhou, provinsi Jiangzu, untuk menjalani ujicoba vaksin yang dilakukan oleh Hualan Biological Engineering Inc," kata Fan Bei, wakil manajer umum perusahaan itu seperti dikutip China Daily di Beijing, Kamis.

Pengujian berlangsung selama sebulan setelah vaksin diproduksi oleh Henan-perusahaan utama, serta diajukan ke laboratorium penguji pada Juni.

Hualan adalah satu di antara yang pertama di China menerima benih virus flu H1N1 pada 3 Juni dan memproduksi pertama kali di China vaksin H1N1 sebanyak 90 ribu lusin pada 22 Juni.

"Pengujian klinis, yang diawasi oleh Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular China, ditujukan pada takaran spesifikasi dan memproduksi vaksin kekebalan," kata Fan.


Relawan terbagi dalam lima kelompok usia, yang menerima vaksin pada Rabu, Jumat, dan Sabtu. Putaran kedua disuntikkan 21 hari setelah vaksin pertama.

Selama dua bulan masa ujicoba klinis, para relawan akan memiliki test antibodi untuk empat kali. Hasil lanjutan test akan dilakukan hingga enam bulan setelah mereka mendapat vaksin awal.

Laporan awal menyebutkan bahwa vaksin diharapkan bisa masuk ke pasar pada September setelah perusahaan melewati uji laboratorium dan test klinis, dan Hualan Biological Engineering akan mampu memproduksi 600 ribu lusin per hari.

Pada saat sama, Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular China dan biro-bironya di Beijing juga memulai pengujian klinis memproduksi vaksin oleh "Sinovac Biotech Ltd", atau "Beijing Kexing Bioproducts" di Beijing.

"Sejumlah 1.600 partisipan ambil bagian dalam uji klinis tersebut, dan semuanya akan menerima vaksin pada pekan ini," kata Yin Weidong, manajer umum Kexiang.

Partisipan berusia antara tiga hingga 60 tahun akan menerima vaksin kembali 21 hari setelah vaksin yang pertama. Pengujiannnya sama dengan yang diterapkan Hualan.

Tapi partisipan berusia 60 tahun hanya menerima suntikan satu kali saja, kata Yan.

"Hasil ujicoba klinis akan selesai pada pertengahan September," katanya.

Hingga 22 Juli, China daratan dilaporkan terdapat 1.772 kasus H1N1, dari sejumlah itu sebanyak 1.454 pasien telah sembuh dan keluar dari rumah sakit, sebut Kementrian Kesehatan China.

Dalam kasus flu itu dilaporkan belum ada kasus kematian akibat virus itu yang dialami di China daratan. Di dunia, lebih dari 700 orang telah meninggal akibat virus mematikan itu sejak April, sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sejumlah negara sedang berlomba memproduksi vaksin H1N1, seperti disampaikan Marie-Paule Kieny, salah seorang direktur WHO, yang mengatakan sebuah kelompok tenaga ahli WHO pekan lalu menyebutkan influenza itu adalah tidak dapat dihentikan dan seluruh negara membutuhkan akses untuk vaksin.(an*)


Selengkapnya.....

Rabu, 22 Juli 2009

Logo Muktamar Se Abad Muhammadiyah, Angka “1”, dan Masjid Agung Kauman


Yogyakarta – Ketua SC Muktamar Seabad Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, MSi Sabtu siang (18/07/2009) memperlihatkan logo Muktamar Seabad Muhammadiyah yang malamnya dilaunching di Stadion Mandala Krida kepada para wartawan. Dalam acara yang disetting sebagai konferensi pers tersebut dibagikan buku kecil tentang logo Muktamar bergambar angka satu dengan latar belakang Masjid Gede Kauman Yogyakarta disinari sinar kuning.
“Ini menggambarkan Muktamar Seabad Muhammadiyah dengan tema Gerak Melintas Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama’’ terang Haedar. Haedar menyatakan logo dan tema muktamar mencerminkan keinginan kuat agar organisasi dan kiprah aktivis Muhammadiyah bisa terus menyinari dunia. Seusai dengan logo organisasi bergambar matahari, Muhammadiyah ingin menyinari dunia sepanjang hayat. Kiprahnya bisa diujudkan dalam dakwah dan tajdid, serta amal usaha Muhammadiyah.



Selama perjalanan satu abad, Muhammadiyah telah menunjukkan karya nyata dengan aneka amal usaha yang membumi, merakyat seperti fasilitas pendidikan, rumah sakit dan aneka pelayanan publik. "Muhammadiyah ingin meneguhkan kiprah dakwah, inklusif, mengalir dan tidak sekedar berwacana," ujar Haedar.
Pada muktamar sekaligus ulang tahun ke-100 tahun 2010 itu, berbagai hal bakal dikaji dan menjadi program konkret untuk penyelesaian persoalan-persoalan masyarakat. (arif)


Selengkapnya.....

SULTAN HB X: MUHAMMADIYAH ITU SUMUNAR ING KALBU


Yogyakarta – Sri Sultan Hamengkubuwono X, selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan agar Muhammadiyah tetap bisa menjaga karakternya yang humanis, yang terasa utuh di hati, holistic di jiwa dan sumunar ing kalbu. Menurutnya, pada acara Launching Muktamar Muhammadiyah, Sabtu (18/07/2009) menyatakan “melalui hal itu, segenap warganya mampu menghayati rasa keterhubungan dan kebersatuan dengan sesama, lingkungannya dan terlebih dengan Maha Pencipta”.
Sultan juga sempat mengingatkan Muhammadiyah mengutip Hadis Nabi yang menyatakan bahwa suatu kaum akan merugi jika kondisi yang mereka alami saat ini sama dengan masa sebelumnya. “bangkrut jika lebih buruk dengan sebelumnya dan beruntung jika lebih baik dengan sebelumnya” terangnya.



Lebih lanjut Sultan menantang warga Muhammadiyah dengan serentetan pertanyaan yang diajukan. “Apakah kondisi Muhammadiyah 2009 ini lebih baik dibansing sebelumnya? Apakah juga siap untuk membuat kondisi di 2010 memasuki usia yang ke-100 akan lebih maju ? “ lanjutnya.
Sebelumnya Sultan menyatkan bahwa dalam melintasi fase baru abad berikutnya, Muhammadiyah dharapkan tetap hadir mengembann visi menyebarluaskan dakwah, hikmah dalam mewujudkan peradaban Islam yang otentik, dengan menghadirkan risalah Islam yang rahmatan lil alamin. (arif)


Selengkapnya.....

Fenomena Alam Gerhana Matahari Terlihat Sebagian di Medan


Medan — Gerhana matahari yang terjadi pada Rabu (22/7) terlihat sebagian di Kota Medan dan sekitarnya. Hal ini disebabkan posisi terhalangnya matahari oleh bulan tidak persis di kawasan Medan dan sekitarnya.
Di Tanah Air, gerhana matahari hanya terlihat di wilayah yang berada di atas garis khatulistiwa. "Semakin ke barat wilayah Indonesia akan semakin jelas terlihat. Posisi ideal pengamatan gerhana kali ini ada di wilayah Nepal, India, dan sebagian China. Di Medan dan sekitarnya posisi gerhana terlihat di kuadran ketiga jika kita bagi bayang gerhana itu dalam sebuah lingkaran. Posisinya terlihat di bagian kiri bawah bayang-bayang bulan yang menghalani sinar matahari," tutur Kepala Stasiun Geofisika Tuntungan, Deli Serdang, Rifwar Kamin, Rabu saat dihubungi dari Medan.


Tim Stasiun Geofisika Tuntungan dan sejumlah mahasiswa melakukan pengamatan gerhana bersama. Mereka mengamati gerhana dengan memakai bantuan theodolite (alat untuk melihat benda jarak jauh). Pada fase awal gerhana ini tidak terlihat sama sekali.
Namun, menjelang fase puncak, yaitu tertutupnya cahaya matahari oleh bulan, tim pengamat dan mahasiswa berhasil melihat mulai pukul 06.58 sampai pukul 07.51. Rifwar mengatakan, fenomena gerhana ini merupakan fenomena alam tahunan.
Gerhana matahari terlihat sempurna di tempat yang sama akan terjadi pada periode 100 tahunan. Masyarakat Kota Medan dan sekitarnya tidak banyak yang tahu bahwa hari ini terjadi gerhana. Aktivitas berjalan seperti biasa dan di sejumlah wilayah tertutup kabut asap yang belakangan terus menggelayut di langit.



Selengkapnya.....

Selasa, 21 Juli 2009

DIN SYAMSUDDIN : 3 SYIN TANDAI MUKTAMAR SATU ABAD MUHAMMADIYAH


Yogyakarta – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin menyatakan bahwa Muktamar 1 Abad Muhammadiyah diharapkan akan menjadi Muktamar Syukur, Syi’ar dan Syahadah. Dalam sambutan sebelum me-launching Logo dan Lagu Tema Muktamar serta Panel Hitung Mundur di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Sabtu Malam (18/07/2009), Din menyatakan harapannya itu dihadapan 12 ribuan warga Muhammadiyah.
Penyelenggaraan Muktamar Satu Abad yang akan berlangsung 3-5 Juli 2010 nanti, menurut Din, diharapkan akan menjadi Muktamar kesyukuran seluruh warga Muhammadiyah karena Muhammadiyah bisa mencapai umurnya hingga satu abad.


Adapun “Syin” yang kedua adalah sebagai Muktamar Syi’ar. “Yaitu Syi’ar Muhammadiyah dan Syi’ar Islam tegasnya. Sedangkan kesuksesan yang ketiga, Muktamar Muhammadiyah sebagai Syahadah, yaitu kesaksian dimana Muhammadiyah telah berkiprah mencerahkan kehidupan bangsa Indonesia.
“Dalam Muktamar Seabad tahun depan, semoga akan menjadikan saksi bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa Muhammadiyah mampu menyinari dunia,” harap cendekiawan Muslim itu.
Setelah acara Launcing, diketengahkan Pagelaran “Langen Carito : Suminaring Surya, Cahyaning Nagari” yang dibawakan tak kurang dari 1500 kader Muhammadiyah. Din dalam sambutannya menyatakan bahwa pagelaran ini merupakan bukti kesiapan Yogyakarta sebagai tuan rumah Muktamar Seabad Muhammadiyah yang akan berlangsung 3-8 Juli 2010 mendatang.
“Kemeriahan ini merupakan bukti keseriusan dan kesiapan Yogyakarta sebagai tuan rumah. Sehingga memang tepat jika Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta, akan memasuki abad ke dua dari Yogyakarta pula,” ucap Din. Tema ‘Suminaring Surya Cahyaning Nagari’ ini diharapkan benar-benar mampu diwujudkan oleh Muhammadiyah ke depan. “Yakni mampu memberikan sinar bagi pencerahan umat, bangsa serta persyarikatan,“ terangnya.


Selengkapnya.....

EMPAT LAGI PASIEN SUSPECT H1N1 PERIKSAKAN DIRI KE RS ADAM MALIK

Medan - Hampir setiap harinya Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan selalu didatangi pasien ‘suspect’ flu H1N1 atau flu babi. Kali ini empat orang lagi memeriksakan diri ke ruang isolasi rumah sakit secara berturutan.

“Keempat pasien ‘suspect’ flu H1N1 yang memeriksakan diri itu masing-masing RN (56) warga Samosir dan R (50) warga Lhouksumawe, masuk Minggu (19/7). Sedangkan Wil (24) Warga Negara Asing (WNA) Amerika Serikat dengan temannya Na (23) warga Medan, masuk, Senin (20/7),” ungkap Kabag Hukum dan Humas RSUP HAM Medan drg. Atma Wijaya kepada wartawan, Senin (20/7). Menurut Atma, keempat pasien ‘suspect’ flu H1N1 yang memeriksakan ini semuanya kita observasi di rumah. Sebab ketika diperiksa kondisi keempatnya masih dalam keadaan normal.

Dikatakannya, keempat pasien yang memeriksakan diri ini semuanya pernah berasal dari daerah terjangkit. “Wil dan temannya Na baru pulang dari Penang Malaysia, Kamis (16/7) lalu. Kalau RN kabarnya dari Bali, begitu juga R baru pulang dari luar negeri,” paparnya.

Atma menjelaskan, Senin (13/7) lalu Wil dan Na dari Medan berangkat ke Penang. Hari Kamis (16/7) keduanya balik lagi ke Medan, keduanya memeriksakan diri karena sebelumnya saudara dari Na ini pernah memeriksakan diri ke RSUP HAM Medan. “Si Wil ini sudah dua bulan berada di Medan, dia tinggal sama si Na,” ujarnya.

Saat diperiksa oleh tim dokter, lanjut Atma kondisi tubuh Wil 37 derajat celcius, Na 37 derajat celcius, RN 37,8 derajat celcius, R, 36,2 derajat celcius. “Pasien yang berinisial R ini ada batuk dan pilek, sementara si RN masuk ke Adam Malik dalam keadaan demam,” tambah Atma.

Tim dokter penanganan flu babi telah memeriksa liur dan darah keempat pasien untuk dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Jakarta. “Lima hari kemudian akan diketahui hasilnya,” terang Atma.

Dipulangkan

Sementara dua pasien ‘suspect” flu H1N1 yang dirawat di RSUP HAM Medan yakni SS dan Sy, Sabtu (18/7) dipulangkan tim penanganan flu “H1N1 rumah sakit itu, meskipun keduanya belum diketahui hasilnya dari Puslitbangkes Jakarta. Kata Prof dr. Luhur Soeroso keduanya dipulangkan karena selama seminggu tidak ada demam lagi. “Keduanya cukup diobservasi di rumah,” ucap Atma.

Sedangkan YM masih dirawat karena positif flu H1N1 dan menunggu hasil pemeriksaan kedua dari Puslitbangkes Jakarta. Demikian juga Ar masih dalam perawatan tim penanganan flu H1N1 RSUP HAM Medan karena masa inkubasinya selama seminggu belum lewat. “Namun keduanya kondisi sudah membaik,” ujar Atma. (bara)



Selengkapnya.....

Jumat, 17 Juli 2009

Tiga Pasien ‘Suspect’ Flu H1N1 Kembali Periksakan Diri ke RS Adam Malik

Medan - Tiga pasien baru ‘supect’ flu H1N1 atau flu babi kembali memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.

Ketiga pasien ‘suspect’ flu H1N1 itu JS (46), PS (17) warga Kuala Tanjung, Asahan dan AS (60) warga Medan.

Demikian dikatakan Kabag Humas dan Hukum RSUP HAM Medan drg. Atma Wijaya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (15/7).
Menurut Atma, kedua pasien JS dan PS masuk Selasa (14/7) sekira pukul 21.00 WIB. Mereka adalah bapak dan adik dari Ym yang telah dirawat sebelumnya. Kedua pasien ini memeriksakan diri ke RSUP HAM Medan karena pada saat itu menjemput kedatangan Ym di Bandara Polonia Medan.


“Merasa ada kontak dengan Ym yang telah dirawat sebelumnya, maka keduanya memeriksakan diri. Namun setelah diperiksa kondisi keduanya dalam keadaan baik JS suhu tubuhnya 37 derajat selsius dan PS 36,2 derajat selsius. Jadi keduanya hanya kita observasi di rumah saja,” ungkap Atma.
Selain telah memeriksa suhu tubuhnya, tim penanganan flu H1N1 juga sudah mengambil darah dan pototoraknya. Hasil pemeriksaan keduanya tidak menunjukkan ada kelainan yang mirip gejala flu H1N1.

Sedangkan AS masuk, Rabu (15/7) sekira pukul 15.00 WIB. Hasil pemeriksaan tim penanggulangan flu H1N1 dia memiliki suhu tubuh 37,0 derajat selsius.
Atma menjelaskan, latar belakang AS sebelumnya keluar negeri selama lebih dari seminggu dan kembali ke Medan pada Senin (13/7) lalu. “Dia dari Kuala Lumpur, Malaysia dan Singapura, kembali lagi ke Kuala Lumpur, dan kembali ke Medan Senin (13/7) kemarin. Kita periksa suhu tubuhnya di atas normal,” ungkapnya.

Namun, hingga pukul 17.30 WIB, AS masih menjalani pemeriksaan dan belum dapat dipastikan, apakah diperlukannya rawat inap di ruang isolasi khusus flu H1N1. “Hasil pemeriksaan dan laboratorium belum ada, jadi belum tahu apakah tim memintanya untuk dirawat inap atau hanya observasi rumah saja,” tandasnya.

Sementara itu, tiga pasien ‘suspect’ flu H1N1 yang dirawat di ruang Isolasi RSUP HAM Medan kondisinya semakin membaik. Sy suhu tubuhnya 36,8 derajat selsius, SS 36,5 derajat selsius dan Ym 36,5 derajat selsius. “Ketiganya terus diberi obat tamiflu dan antibiotik. Mereka diberi obat tamiflu dan antibiotik selama lima hari,” kata Atma.

Sampai saat ini lanjut Atma, hasil ketiga pasien ‘suspect’ flu H1N1 belum diketahui hasilnya. “Kita belum menerima hasil dari Laboraturium Depkes RI,” ujar Atma.

Indikasi Flu Burung

Sedangkan pada Selasa, (14/7) sekira pukul 22.00 WIB RSUP HAM Medan juga kedatangan S (45) warga Jalan Perjuangan II Dusun II Sigara-gara, Deli Serdang. Saat datang ke RSUP HAM Medan S dalam keadaan demam dengan suhu tubuh mencapai 39,2 derajat selsius.

Atma menjelaskan, kedatangan S ke RSUP HAM Medan disebabkan ada ayam milik tetangganya yang mati dua minggu yang lalu. “Oleh karena takut terindikasi flu burung dia memeriksakan diri kemari,” ucap Atma.

Namun, belum ada pemeriksaan dari Dinas Peternakan tentang ayam yang mati tersebut. Maka pihak RSUP HAM Medan memulangkan S dan hanya observasi Febris. “S sudah kita beri obat antibiotik, parasetamol dan benakol. Bila demamnya semakin parah, dianjurkan datang lagi,” pungkasnya. (an/bara)



Selengkapnya.....

DIRESMIKAN, KOMPOS CENTER USU BANTUAN JEPANG

Medan, Pusat pembuatan pupuk kompos (Compost Centre) Universitas Sumatera Utara (USU) bantuan Jepang yang berada di Fakultas Pertanian (FP) diresmikan Rabu (15/7). Kompos Center ini diharapkan bisa menjadi model sekaligus membangun kesadaran pengelolaan sampah organik.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor USU, Chairuddin P Lubis, Konjen Jepang di Medan, Minoru Shirota, dan Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang (Persada) Sumut, Darwin Dalimunthe. Peresmian Kompos Center ini dihadiri antara lain Walikota Medan, Afifuddin Lubis, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), Sjahril Pasaribu, Dekan FP-USU, Zulkarnain Nasution, dan Sekretaris Persada Sumut, Yuddi Adrian Muliadi.


Konsul Jenderal (Konjen) Jepang di Medan, Minoru Shirota, dalam sambutannya antara lain menjelaskan, Kompos Center ini akan menerapkan teknik pembuatan kompos yang disebut metode Takakura.

"Seorang teman di Persada menyatakan bahwa dengan metode ini anda dapat membuat kompos di dalam ruang makan di rumah anda. Memang kekhususan Kompos Center ini ada di situ karena tidak berbau dan menimbulkan belatung," paparnya.

Minoru juga menyatakan, Persada Sumut dengan dukungan FP-USU akan mengadakan kursus dan penyuluhan metode Takakura ini kepada masyarakat Medan, khususnya kalangan ibu rumah tangga di lingkungan universitas ini.

Dia berharap kegiatan pengelolaan sampah organik menjadi kompos ini menjadi model, baik dalam penanganan masalah sampah maupun peningkatan kesadaran masyarakat terhadap sampah.

Konjen Jepang di Medan juga menyatakan kebahagiaannya atas terealisasinya proyek ini. "Karena proyek ini merupakan hasil kerja sama kita semua," ujarnya.

Tidak bosan membantu

Sementara Rektor USU, Chairuddin P Lubis, dalam kesempatan sama antara lain menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Jepang kepada universitas ini melalui Persada Sumut.

Awal bulan ini, lewat jenis proyek sama, yakni Grant Assistance of Grassroots Human Security Projects, USU juga menerima bantuan berupa gelanggang pelatihan kendo dan judo. Masing-masing bantuan ini nilainya mencapai kurang lebih 100 ribu dolar Amerika Serikat (AS), atau hampir mencapai Rp 1 milyar.

Chairuddin berharap pemerintah "Negeri Sakura" ini tidak bosan memberikan bantuan yang memang diperlukan.
Khusus untuk USU, rektor juga menyampaikan harapannya agar bantuan serupa bisa diberikan. Sebab, masih banyak fakultas di lingkungan universitas ini yang kekurangan prasarana dan sarana pendidikan yang dibutuhkan.

Di bagian lain, secara khusus Rektor USU ini memohon dukungan kepada Walikota Medan agar membantu pihaknya menyosialisasikan program dan teknik pengelolaan kompos ini kepada masyarakat Kota Medan dan aparatur pemerintahan, seperti camat, lurah dan lainnya.

Bantuan sosialisasi ini agar masalah penanganan dan kesadaran penanganan sampah di kalangan masyarakat makin meluas, demikian Chairuddin.
Usai penandatanganan prasasti, Walikota Medan, Konjen Jepang di Medan, Rektor USU, Ketua Persada, dan segenap undangan juga melihat demonstrasi pembuatan kompos di gedung pengolahan. Di tempat ini, mereka dipandu oleh staf Kompos Center, Nurzainah Ginting.
Di akhir acara, keempatnya juga melakukan penanaman pohon di sekitar gedung Kompos Center. (an/gas)



Selengkapnya.....

Kamis, 16 Juli 2009

AWAS BAKTERI COLI DI AIR KEMASARAN GALON !


DEPOK, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Barat menemukan kadar bakteri coliform hingga mencapai 24 per mililiter dalam air minum dalam kemasan galon yang diduga menyebabkan seorang anak mengalami gangguan pencernaan.

"Ambang batas bakteri coliform 2,0 per mililiter. Bakteri tersebut bisa menyebabkan diare," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Herjubinartien di Depok.

BPOM Jabar melakukan penelitian terhadap contoh air kemasan galon yang diambil dari Polsek Sawangan yang diserahkan oleh Sugiarti, orang tua Fauzi Easter Agutono (7 tahun) yang mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi air minum kemasan galon pada 26 Mei lalu.


Ia mengatakan pengujian dilakukan pada tiga indikator yakni uji logam, tingkat pH, asam basa, dan uji bakteriologi.

Menurut Herjubinartien, hasil uji laboratorium untuk kandungan bakteri E coli nol, sedangkan bakteri salmonella negatif. Untuk kadar ph, asam basa, dan logam masih normal.

Kadar pH sampel tersebut tercatat 7,45, dan tingkat basa air mencapai 65,17. Sedangkan kandungan logam seperti nitrat, alumunium, besi, sulfat, arsen, sianida, timbal, dan tembaga hasilnya negatif.

Hasil penelitian tersebut belum bisa memastikan indikasi pemalsuan air kemasan tersebut. "Masyarakat agar hati-hati membeli air kemasan. Beli di distributor resmi dengan memperhatikan tanggal kedaluarsa, segel, serta hologram," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok untuk menyosialisasikan hasil uji laboratorium dari BPOM Jabar tersebut.

26/5 lalu diberitakan Fauzi Easter Agustono (7) yang tinggal di Puri Primakom Residence, Cinangka, Kecamatan Sawangan, Kota Depok mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi air kemasan galon.

Ibu Fauzi, Sugiarti melaporkan hal ini ke Polsek Sawangan. BPOM Jawa Barat pun turun tangan dengan meneliti kandungan air di laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB).

Setelah itu aparat Polres Depok menemukan sebuah agen yang dicurigai sebagi distributor air kemasan palsu. Mereka menghentikan untuk sementara distribusi dari agen yang beralamat di Perumahan Harco, Pengasinan, Sawangan itu.



Selengkapnya.....

Rabu, 15 Juli 2009

A-H1N1 SEMAKIN TAK TERBENTUNG


Jakarta, Kompas - Pandemi influenza A-H1N1 semakin tak terbendung. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Senin (13/7), mencatat saat ini terdapat 94.512 kasus positif influenza A-H1N1 di sejumlah negara dan 429 penderita di antaranya meninggal.

Di Indonesia, kasus positif influenza A-H1N1 juga terus melonjak dengan 60 kasus baru dalam tiga hari terakhir sehingga seluruhnya mencapai 112 kasus positif. Lonjakan paling tinggi terjadi Selasa kemarin dengan 26 kasus, terdiri atas 11 laki-laki dan 15 perempuan. Dua pasien suspect influenza A-H1N1 juga meninggal, yaitu di Padang, Sumatera Barat, dan Denpasar, Bali, tetapi pemerintah belum bisa memastikan penyebab kematiannya.

Kasus-kasus kematian yang baru muncul akibat influenza A-H1N1 di Inggris, Thailand, dan Filipina semakin meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran virus influenza itu. Bahkan, Arab Saudi dilaporkan telah menutup sekolah internasional setelah ada 20 siswa yang terinfeksi virus A-H1N1.


Direktur Penelitian Vaksin di WHO Marie-Paul Kieny menegaskan, vaksin influenza A-H1N1 kemungkinan akan tersedia mulai September mendatang.

Tambahan anggaran

Untuk mengantisipasi penyebaran influenza A-H1N1, Pemerintah Thailand menyetujui tambahan anggaran 25 juta dollar AS untuk produksi vaksin dan obat-obatan antikuman virus. Tindakan serupa telah dilakukan Pemerintah AS.

Ketersediaan vaksin ini menjadi prioritas utama Pemerintah Thailand karena jumlah korban yang meninggal kian bertambah. Pada hari Selasa saja ada tiga penderita yang meninggal. Total jumlah korban meninggal sudah mencapai 24 orang. Sementara secara keseluruhan jumlah kasus positif influenza A-H1N1 di Thailand mencapai 4.057 kasus.

Untuk menekan penyebaran, 435 sekolah di ibu kota Bangkok ditutup selama lima hari. ”Kami akan mensterilkan sekolah- sekolah itu mulai hari Rabu,” kata Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Metropolitan Bangkok Ponksak Semsan.

Mengantisipasi penyebaran virus influenza A-H1N1, Pemerintah Australia juga berharap dapat melakukan imunisasi terhadap semua penduduknya mulai Oktober mendatang. Sampai saat ini jumlah kasus positif influenza di Australia hampir mencapai 10.000 orang dengan 19 penderita meninggal.

Jim Bishop dari Departemen Kesehatan Federal Australia berharap pemerintah bisa segera memulai imunisasi itu. Bishop memperkirakan 21 juta dosis vaksin akan cukup untuk setiap penduduk di Australia. Meskipun belum memiliki vaksin, Australia telah meminta perusahaan farmasi CSL untuk membuat vaksin dengan uji coba terlebih dahulu.

Masih lemah

Di Indonesia, antisipasi dan sikap pemerintah terhadap pandemi influenza masih lemah. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meminta masyarakat menjaga diri.

”Kita jangan panik. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan surveilans dan kapasitas rumah sakit. Rumah sakit swasta kalau perlu juga dilibatkan. Kalau sakit pakai masker dan jangan pergi ke mana-mana,” kata Menkes.

Menanggapi lonjakan kasus di Indonesia, Menkes mengatakan, kasus di Indonesia adalah bawaan dari luar negeri, yaitu ada yang dibawa oleh wisatawan mancanegara atau penduduk Indonesia yang bepergian dan tertular virus A-H1N1 di luar negeri.

Menurut Menkes, dibandingkan dengan Singapura yang penduduknya sedikit tetapi penderita influenza A-H1N1 ada 1.000 orang, jumlah kasus di Indonesia belum seberapa.

”Malaysia yang jumlah penduduknya sepersepuluh Indonesia saja kasusnya 772 orang, sedangkan Indonesia 112 orang. Meskipun begitu, kita tetap waspada,” kata Menkes.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama menyatakan, untuk mencegah penyebaran virus A-H1N1, berbagai upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan, yaitu penanggulangan di kantor kesehatan pelabuhan dan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Faisal Yunus menilai, lonjakan jumlah kasus influenza A-H1N1 karena pengawasan di pintu-pintu masuk pelabuhan dan bandara internasional masih lemah.

Di sejumlah negara, seperti Jepang dan China, pengawasan masuknya virus itu ke negara tersebut sudah dilakukan sejak penumpang masih di dalam pesawat.

Faisal menilai, Indonesia tidak siap menghadapi pandemi influenza. ”Bila jumlah kasus terus meningkat, ruang isolasi yang ada di rumah sakit tidak akan bisa menampung semua pasien,” ujarnya menegaskan. (kp)


Selengkapnya.....

ELANG HITAM SUDAH LAMA HILANG DARI HABITATNYA


Elang hitam (Ictinaetus Malayensis) dan elang bido (Spilornis Cheela) telah lama menghilang dari habitatnya di hutan di Kabupaten Lebak, Banten, diduga karena menyusutnya makanan dan perburuan manusia.

"Sampai saat ini kami belum menemukan jejak kedua spesies burung elang itu," kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Nurly Edlinar.

Nurly mengatakan, elang hitam dan elang ular bido selama ini berkembang di hutan di Kabupaten Lebak termasuk di kawasan hutan konservasi hutan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).


Namun, keberadaan burung yang dilindungi itu sekarang sudah tidak tampak lagi di habitatnya. Tahun 1980-an, spesies elang hitam dan elang ular bido masih bisa ditemukan di hutan di Lebak.

Terkait menghilangnya elang hitam dan elang ular bido itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Lebak berencana memantau habitat dan keberadaan satwa langka tersebut.

Elang hitam dan elang ular bido kemungkinan juga bermigrasi ke daerah lain seperti ke kawasan Gunung Salak Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.

"Kami akan berkoordinasi dengan Balai TNGHS Sukabumi," katanya.

Burung elang hitam memiliki warna bulu hitam dan mulutnya berwarna keemasan, sedangkan elang ular bido berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap.

"Burung elang saat terbang sambil mengeluarkan suara seperti kiiiik panjang dan diakhiri dengan penekanan nada," katanya.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pencinta Fauna dan Flora Provinsi Banten mengaku prihatin jika sampai elang hitam dan elang ular bido punah. Burung itu pada 1970-an masih banyak ditemukan di hutan-hutan di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

"Sejak saya kecil masih melihat Elang Hitam terbang di areal persawahan," ujar Uce Kelana, Sekertaris LSM Wahana Banten.


Selengkapnya.....

FLU A-H1N1: Sehari Bertambah 22 Kasus Baru

Jakarta, Kasus influenza A-H1N1 di Indonesia, Senin (13/7), bertambah 22 kasus baru, yakni 9 laki-laki dan 13 perempuan. Dengan demikian, hingga saat ini tercatat 86 kasus positif influenza A-H1N1 di Tanah Air. Sementara itu, satu pasien suspect A-H1N1 berusia 9 tahun di Padang kemarin meninggal dunia.
”Penyebab kematiannya, apakah karena virus influenza A-H1N1, sedang diteliti di laboratorium. Dalam dua hari nanti akan diketahui hasilnya,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin.


Tambahan kasus influenza A-H1N1 tersebut paling banyak dari Jakarta, yakni 18 kasus, kemudian Bandung 2 kasus, serta Surabaya dan Yogyakarta masing-masing 1 kasus positif.
Menurut Tjandra Yoga, influenza A-H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.
”Masyarakat harus tetap waspada dan membiasakan hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Di Banten, setelah delapan warganya positif terjangkit virus influenza A-H1N1, Pemerintah Provinsi Banten mendistribusikan 72.000 tablet tamiflu ke sejumlah rumah sakit.

Kembali dari Seoul

Di Yogyakarta, pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, akan memeriksa 29 anggota paduan suara, termasuk di antaranya dokter yang baru saja pulang mengikuti kejuaraan paduan suara tingkat internasional di Seoul, Korea Selatan.
Ke-29 anggota paduan suara ini berangkat ke Korea Selatan pada 7 Juli lalu dengan menumpang pesawat yang sama dengan siswa-siswi Elfa’s Secioria. ”Rupanya yang terinfeksi adalah siswa-siswi Elfa’s Secioria sehingga mesti dikarantina. Sedangkan peserta yang sehat dipulangkan lewat Bali lalu melanjutkan perjalanan dengan bus ke Yogyakarta,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Tresno Heru Nugroho.
Meski hasil pemeriksaan di Korea Selatan dan alat pendeteksi panas (thermoscan) di Bandara Ngurah Rai, Bali, menyatakan kondisi mereka sehat, ke-29 orang itu tetap akan diperiksa.
Di Balikpapan, Kalimantan Timur, warga Amerika Serikat dan Perancis yang positif terkena flu A-H1N1 dinyatakan sembuh. ”Ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit hari Senin siang,” kata Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo dr Mochammad Syafak Hanung. (kps)


Selengkapnya.....

Senin, 13 Juli 2009

Bahkan Sains pun Tak Mampu Menjelaskan


New Mexico: Ilmu pengetahuan atau sains itu mengagumkan. Namun, tidak mampu membuktikan semua hal. Di dunia ini terdapat sejumlah fenomena yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, bahkan oleh ilmu pengetahuan. Berikut adalah sepuluh daftar fenemona 2009 versi Livescience yang tidak mampu dipecahkan secara ilmiah.

1. Suara Gaib di New Mexico
Sejumlah penduduk dan pengunjung kota kecil Taos, New Mexico, merasa bingung dan terganggu oleh suara dengungan mirip senandung misterius berfrekuensi rendah di udara selama bertahun-tahun. Yang unik, hanya sekitar dua persen dari penduduk Taos yang mendengar suara itu. Hingga kini belum ada yang dapat mengetahui asal suara tersebut .

2. Bigfoot dan Loch Ness
Selama beberapa dekade, masyarakat di seantero Amerika Serikat kerap melihat penampakan makhluk besar, berbulu, dan tampak seperti manusia yang disebut Bigfoot. Dari banyaknya laporan, hingga kini belum ditemukan satu bukti nyata seperti mayat, gigi, atau tulang. Sama halnya seperti legenda monster danau Loch Ness. Walau sudah tak terhitung berapa banyak jumlah laporan, ilmu pengetahuan belum dapat membuktikan apakah hewan itu ada atau tidak.

3. Intuisi
Anda memiliki intuisi yang kuat? Firasat yang jarang meleset? Para ilmuwan memiliki teori bahwa seseorang secara tidak sadar "mengambil" sejumlah informasi dari dunia luar tanpa mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa ia mengetahuinya. Aneh memang. Intuisi manusia adalah salah satu kasus yang sangat sulit untuk dibuktikan atau bahkan dipelajari oleh ilmu pengetahuan.

4. Kasus Orang Hilang Misterius
Kasus orang hilang disebabkan berbagai hal, seperti melarikan diri, diculik, tersesat, dan lain-lain. Namun, kebanyakan sejumlah kasus berakhir dengan ditemukannya orang tersebut, baik masih hidup atau mati. Namun, lain halnya dengan kasus orang yang "benar-benar" menghilang, seperti pilot wanita Amelia Earhart yang hilang di Samudera Pasifik. Untuk memecahkan kasus semacam itu, polisi saja tidak cukup.

5. Hantu
Sudah tak terhitung berapa banyak orang yang mengaku pernah melihat hantu di dunia ini. Dari sosok bayangan hitam hingga penampakkan arwah kerap muncul dalam berbagai cerita. Namun, bukti nyata keberadaan makhluk halus ini masih kabur. Sejumlah ahli berharap suatu saat dapat membuktikan fenomena yang sudah ada sejak ribuan tahun silam ini.

6. Deja Vu
Anda pernah mendengar kata Deja Vu? Atau mungkin mengalaminya? Kejadian ketika anda melihat atau mengunjungi suatu tempat dan merasa pernah datang ke sana, padahal itu adalah kunjungan pertama anda. Ya, itulah yang dinamakan Deja Vu. Berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti "sudah pernah melihat," fenomena ini masih tertutup misteri hingga kini.

7. UFO
Penampakan benda asing atau unidentified flying object (UFO) di udara banyak dilaporkan orang dari seluruh dunia. Benda tersebut beragam, mulai dari meteor hingga pesawat yang kerap disangka kendaraan makhluk asing luar bumi. Walaupun penyelidikan mendalam telah dilakukan dan mendapat beberapa hasil, sejumlah penampakan UFO selalu menjadi hal yang tidak dapat dijelaskan.

8. Pengalaman Sekarat
Orang yang tengah sekarat dan hampir meninggal dunia terkadang mengaku mendapat pengalaman spiritual, seperti berjalan di lorong cahaya, bertemu orang yang dicintai, melihat alam baka, dan lain-lain. Dari sejumlah laporan, belum ada satu pun orang yang kembali membawa bukti nyata dari alam lain. Berbagai pendapat mengatakan mungkin hal semacam itu hanya sebuah halusinasi dari otak yang mengalami trauma. Namun tetap saja hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

9. Kekuatan Supernatural
Kekuatan supernatural masuk dalam daftar ini karena begitu banyaknya orang yang percaya. Para peneliti telah menjalankan serangkaian tes terhadap orang yang mengaku memiliki kekuatan tersebut. Sejauh ini, hasil yang didapat belum cukup memuaskan dahaga ilmu pengetahuan. Segolongan orang mengatakan kekuatan supernatural tidak dapat diujicoba, atau dapat dikatakan mustahil dibuktikan oleh ilmu pengetahuan.

10. Kekuatan Sugesti
Anda pernah merasa kesal karena tidak kunjung sembuh dari penyakit padahal sudah meminum obat? Mungkin Anda tidak "percaya'"bahwa obat itu mampu menyembuhkan. Dari sejumlah penelitian diketahui banyak penderita penyakit yang sembuh karena menaruh kepercayaan atau sugesti obat yang diminumnya itu mujarab, padahal belum tentu ia sembuh karena obat. Menurut sejumlah ahli, kemampuan tubuh manusia mengobati dirinya sendiri jauh lebih hebat dibandingkan obat apa pun di dunia ini.(lip-6)


Selengkapnya.....

Awas, Infeksi Gigi Bisa Bikin Radang Otak!


JAKARTA, Spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Internasional Bintaro, dr Tengku Bahdar Djohan mengatakan masalah gigi berlubang tidak hanya berhenti di abses gigi namun juga harus waspada terhadap ancaman fokal infeksi seluruh tubuh.

"Fokal infeksi akibat racun dan sisa kotoran maupun mikroba memicu terjadinya infeksi pada gigi dan mulut kemudian menyebar ke anggota tubuh lain," kata dr Tengku Nahdar di Jakarta Selatan, Jumat.

Dalam diskusi bertema Meningkatnya Konsumsi Gula di Indonesia VS Komplikasi Akut pada Gigi, Bahdar mengatakan bila abses (lubang gigi bernanah) tidak diobati maka dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.

Selain berupa tanggalnya gigi juga menyebabkan peradangan pada dada (mediastinis), penyebaran infeksi ke jaringan lunak maupun bagian tubuh lainnya antara lain abses otak, maupun radang paru-paru.

"Warga masyarakat masih menganggap penyakit gigi maupun mulut dianggap biasa, namun setelah parah baru mereka berkonsultasi ke dokter," katanya.

Langkah antisipasi untuk mengurangi risiko tersebut adalah peran pemerintah dan instansi terkait agar segera melakukan sosialisasi ke masyarakat.

"Selama ini mungkin masyarakat belum mendapatkan informasi mengenai bahaya penyakit gigi, maka dari itu sangat penting dilakukan sosialisasi ke warga," kata dokter Tengku Bahdar.

Data hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies (berlubang) gigi di Indonesia adalah 90,05 persen.

Fakta yang lainnya adalah orang Indonesia yang menderita penyakit gigi dan mulut tersebut bersifat agresif kumulatif. Artinya daerah yang rusak tersebut menjadi tidak dapat disembuhkan.

Itu sebabnya masyarakat pada awal-awal sebelum terkena penyakit gigi dan mulut mengabaikan sakit yang ditimbulkannya. Padahal ketika sudah menjadi sakit, penyakit gigi merupakan jenis penyakit di urutan pertama yang dikeluhkan masyarakat.

Data itu berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga survei kesehatan nasional (SKRT-Surkesnas) tahun 2001 yang menyebut, penyakit gigi dikeluhkan 60 persen penduduk Indonesia.

Tanpa disadari keluhan penyakit gigi juga berdampak terhadap produktivitas si penderita. Yakni gangguan tersebut rata-rata 3,86 hari dengan kisaran berhenti beraktivitas antara 2,5 hari hingga 5,28 hari.(kp)

Selengkapnya.....

"Eco Car" di Awang-awang


Jakarta (ANTARA News) - Bumi terbakar oleh emisi karbon yang dikeluarkan kendaraan bermotor, cerobong asap pabrik, kebakaran hutan maupun lahan gambut, hingga hancurnya terumbu karang.

"International Energy Agency" (IEA) memperkirakan pertumbuhan emisi karbon di seluruh penjuru bumi akan mencapai 57 persen, dan mampu meningkatkan suhu bumi enam derajat celsius pada 2030.

Bayangan krisis pangan, krisis energi, hingga krisis kemanusiaan akibat bencana alam dan merebaknya berbagai jenis penyakit baru akibat kenaikan suhu bumi semakin nyata mengancam dunia.

Dunia otomotif sebagai bagian peradaban dan menyumbang pertumbuhan emisi karbon di atas bumi telah memulai melakukan pembenahan, dan terus mencari model terbaik sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan.


Entah berapa tepatnya populasi kendaraan di seluruh dunia saat ini. Namun dapat dibayangkan betapa sesaknya permukaan bumi oleh asap knalpot kendaraan bermotor jika penjualan otomotif di Amerika Serikat (AS) dan Kanada maupun di daratan Eropa saja telah menembus angka 16 juta unit, sedangkan di Cina penjualan otomotif telah menembus angka 8,5 juta unit tahun 2007.

Jika negara tirai bambu menargetkan peningkatan produksi kendaraan roda empat menjadi 11 juta unit tahun 2011, maka di Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri memperkirakan produksi kendaraan roda empat akan mampu mencapai satu juta unit tahun 2010.

Akal budi manusia berhasil menciptakan peradaban hingga memunculkan revolusi industri, termasuk berkembangnya industri otomotif. Sudah sepatutnya manusia juga lah yang harus mengatasi krisis lingkungan yang timbul sebagai dampak dari limbah peradaban masal di era industrialisasi yang mereka ciptakan sendiri.

Produsen otomotif dunia memiliki tantangan untuk mampu menghasilkan mobil-mobil ramah lingkungan dari bahan baku dan proses produksi yang ramah lingkungan. Termasuk menciptakan dan memproduksi mobil tanpa emisi karbon yang paling aman dan terjangkau untuk digunakan manusia.

Hibrid, mobil dengan kombinasi bahan bakar jenis minyak dan listrik, menjadi jenis mobil ramah lingkungan yang paling aman dan telah banyak terjual di dunia. Sementara fuel cell, mobil berbahan bakar hidrogen dan sel, masih terus disempurnakan karena sebagian kalangan masih menganggap mobil jenis ini belum sepenuhnya aman digunakan.

Kesempurnaan mobil fuel cell suatu saat nanti diyakini akan mampu membuat otomotif dicoret dari daftar hitam sebagai salah satu penyumbang peningkatan emisi karbon di atas bumi, sekaligus mampu memecahkan masalah krisis energi karena tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak.

Energi alternatif

Selain inovasi teknologi otomotif ramah lingkungan yang terus dikembangkan, bahan bakar ramah lingkungan juga terus dikembangkan. Jenis bahan bakar ramah lingkungan yang sudah mulai tersosialisasi di berbagai belahan bumi adalah bahan bakar nabati (BBN).

Namun evaluasi penggunaan BBN yang berbahan dasar minyak sawit sebagai substitusi dari solar, sedangkan jagung, kedelai, singkong, dan tebu sebagai substitusi dari bensin dilakukan. Eropa yang pada awalnya menargetkan penggunaan 10 persen BBN pada bahan bakarnya, kini mulai mengkaji ulang dampaknya terhadap ketersediaan pangan dan keselamatan hutan dunia.

Indonesia, negara kepulauan di khatulistiwa, merupakan negara yang sangat beruntung karena dianugerahi berbagai kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai jenis energi alternatif terbarukan.

Taiwan melalui perwakilan dari Kamar Dagang dan Industrinya telah melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk meningkatkan kerjasama, termasuk diantaranya pengembangan energi alternatif dari tumbuh-tumbuhan.

Pada kesempatan itu, Chairman of Chinese International Economic Cooperation Assosiation, Wenent Pan mengatakan bahwa pengusaha-pengusaha Taiwan tertarik mengembangkan bioenergi yang berasal dari tanaman jarak di Indonesia.

"Kami tertarik untuk berinvestasi di sektor energi terbarukan berupa bioenergi dari Jatropha (tanaman jarak)," ujar dia.

Perubahan iklim telah memaksa masyarakat dunia untuk mencari energi alternatif, tegas Pan. Dan Pemerintah Taiwan dalam lima tahun terakhir telah memulai mengembangkan energi terbarukan tersebut.

Indonesia, menurut dia, lebih unggul dalam pengembangan biofuel dari tanaman jarak tersebut, karena itu Taiwan tertarik bekerjasama mengembangkan dan memproduksi biofuel di Indonesia. Keseriusan Taiwan ditunjukkan dengan mengajak tiga perwakilan dari industri pengembangan biofuel, yakni Enicycle Bio Tech Co Ltd, Shine Sun Biomass Co Ltd, dan Chiuan Yi Biotechnology Co Ltd yang paling baru beroperasi.

Energi alternatif lain yang hingga kini masih terus dikembangkan berasal dari kekayaan laut Indonesia, yakni rumput laut. Giliran Korea Selatan yang tertarik bekerja sama untuk mengembangkan bio energi dari rumput laut ini.

Melalui "Memorandum of Understanding" (MoU), Indonesia-Korea Selatan sepakat untuk mengembangkan budidaya rumput laut bersama untuk pengembangan energi alternatif di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Bangka Belitung.

Bahkan mantan Menteri Lingkungan Hidup, Emil Salim pun mengungkapkan bahwa pengembangan rumput laut untuk bio energi sangat lah tepat karena diyakini tidak akan mengganggu kebutuhan pangan. Rumput laut sangat mudah untuk dikembangkan, hanya dalam hitungan minggu dapat di panen dan tidak memerlukan pupuk.

Kebijakan di awang-awang

Dengan adanya inovasi teknologi otomotif yang mengarah pada ramah lingkungan, serta ditemukannya berbagai energi alternatif yang mampu menjadikan mobil semakin ramah lingkungan, tidak ada alasan untuk tidak menjadikan bumi menjadi lebih sejuk.

Namun tampaknya teknologi otomotif dan energi alternatif bukan hanya faktor penentu pengurangan emisi karbon di suatu negara. Karena pada kenyataannya kebijakan pemerintah menjadi faktor lain yang dapat mensukseskan pengurangan emisi karbon di udara.

Pemerintah Cina mendukung penuh kemajuan otomotif yang ramah lingkungan di negaranya, terbukti insentif bagi investor yang menjalankan kebijakan "kendaraan beremisi rendah".

Baru pada hari Senin (6/7) lalu Fiat, produsen otomotif asal Italia, melakukan joint venture dengan membuat mobil dan mesin mobil dengan "Guangzhou Automobile Group" (GAG). Investasi sebesar 557 juta dolar AS ditanamkan untuk membangun pabrik yang memiliki kapasitas produksi 140.000 unit mobil dan 220.000 mesin mobil per tahun.

Fiat akan mulai memproduksi mobil sedang di Cina pada Semester II tahun 2011, dan akan menerima insentif dari Pemerintah Cina sebagai bagian dari promosi investasi baru di Cina tengah.

Pemerintah Jepang juga menjadi contoh negara yang mendukung perkembangan mobil ramah lingkungan. Penjualan kendaraan yang efisien dalam penggunaan bahan bakar mendapat bantuan dari pemerintah dengan membebaskan pajak khusus untuk kendaraan jenis ramah lingkungan tersebut.

Di ASEAN, Thailand memimpin dalam pengembangan kebijakan kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah Thailand membuat iklim investasi otomotif di negara tersebut bergairah dengan memberikan insentif potongan pajak penjualan dari 30 hingga 50 persen menjadi hanya 17 persen.

Pemerintah Indonesia cq Departemen Perindustrian sedang mengembangkan program mobil murah ramah lingkungan. Namun, hingga saat ini tampaknya belum ada produsen otomotif yang "menangkap" program ini.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sendiri secara tegas pernah menyampaikan bahwa Indonesia memilih untuk mengembangkan mobil ramah lingkungan di dalam negeri dan bukannya impor.

Presiden Direktur Grup Indomobil, Gunadi Sindhuwinata mengatakan bahwa akan sulit mengembangkan mobil murah ramah lingkungan di Indonesia. Alasan utama yang ia lontarkan adalah harga.

Hal serupa juga disampaikan oleh Managing Director General Motor Indonesia, Mukiat Sutikno.

"Harganya tidak masuk"

Ketua Umum Gaikindo, Bambang Trisulo sendiri sempat mengatakan bahwa produsen otomotif sangat siap untuk meramaikan jalan-jalan Indonesia dengan mobil ramah lingkungan seperti mobil hibrid. Namun sangat sulit jika pemerintah tidak meringankan bea masuk bahan baku kendaraan ramah lingkungan.

Sementara sudah sangat jelas bahwa jenis mobil ramah lingkungan, seperti hibrid dan "fuel cell", memiliki harga lebih mahal dari pada jenis mobil konvensional. Penggunaan dua mesin pada sistem hibrid membuat harga jual mobil jenis ini lebih mahal.

Atas alasan itu pula Pemerintah Jepang memberikan subsidi agar harga mobil tersebut dapat lebih murah dan lebih terjangkau. Kebijakan tersebut mampu membuat penjualan mobil hibrid di Jepang meningkat hingga lebih dari 22.000 unit di bulan Juni.

Kini kebijakan pemerintah yang tepat untuk pengembangan mobil ramah lingkungan di Indonesia, sehingga impian mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor di tanah air dapat tercapai dan bukan hanya di awang-awang. (*)


Selengkapnya.....

Perjuangan Muhammadiyah Tidak Terpengaruh Hasil Pilpres


Jakarta – Menanggapi sikap skeptis beberapa kalangan terhadap kiprah organisasi kemasyaakatan Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan NU, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Kamis (09/07) mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak terpengaruh dengan suara-suara sumbang tersebut, termasuk hasil pemilu presiden.
Lebih lanjut guru besar UIN Jakarta ini mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki pengalaman panjang dan lebih tua dari negeri ini dengan peran yang tidak kecil, mulai dari pra kemerdekaan, kemerdekaan dan reformasi hari ini.
“Muhammadiyah mendorong dan mengawal demokratisasi Indonesia untuk tetap berada pada jalur moral dan etika sehingga hak-hak politik rakyat diperoleh secara berdaulat yang memungkinkan pemilu presiden berjalan secara jujur, adil dan bermartabat” paparnya. (Md)



Selengkapnya.....

BENARKAH HP SUNGGUH BERBAHAYA BAGI KESEHATAN ?


Banyak mitos beredar mengenai penggunaan ponsel atau handphone (HP), terutama radiasi yang ditimbulkan oleh alat komunikasi tersebut. Konon, memakai ponsel bisa menyebabkan tumor dan kanker. Benarkah?

"Sejujurnya hingga sekarang belum ada bukti yang pasti," kata Andrew Weil, MD, Direktur Program Pengobatan Integratif di College of Medicine, University of Arizona. Ponsel sering dianggap bisa menyebabkan tumor otak karena diyakini bisa mengantarkan gelombang elektromagnetik.

Namun, tumor sendiri butuh waktu yang lama untuk berkembang, bisa tahunan, bisa juga puluhan tahun. Jadi, dugaan ini masih harus dibuktikan lagi melalui penelitian jangka panjang.

Di satu sisi, dua laporan terbaru mengajak kita untuk tidak terlalu khawatir. Setelah membandingkan kebiasaan menelepon dengan ponsel lebih dari 300 pasien kanker otak dengan orang-orang yang sehat, para peneliti Jepang menyatakan tidak ada hubungan antara lamanya waktu bertelepon dengan kemungkinan mengidap kanker.

Selain itu, sebuah studi selama enam tahun di Inggris seputar teknologi telekomunikasi bergerak dan kesehatan juga tidak menemukan hubungan antara penggunaan ponsel jangka pendek (kurang dari 10 tahun) dengan kanker otak.

Meski demikian, peneliti lain menemukan hasil berbeda. Di Swedia, dilaporkan pada tahun 2006 bahwa kita memiliki risiko 240 persen lebih besar terkena kanker otak berbahaya, tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon.

Penelitian lain malah mengatakan bahwa menggunakan ponsel selama lebih dari 10 tahun bisa melipatgandakan risiko terkena semacam tumor jinak bernama acoustic neuromas, juga tumor berbahaya di otak dan sistem saraf yang disebut gliomas.

Di samping kanker otak, faktor fertilitas juga sering dipermasalahkan. Menurut penelitian, makin lama pria berbicara di HP setiap harinya, makin sedikit sperma sehat. Akan tetapi, makin banyak jumlah sperma yang abnormal.

Nah, sambil menunggu kepastiannya, lebih baik pakailah ponsel dengan bijak. Jauhkan ponsel dari tubuh dengan memaksimalkan penggunaan hands free atau wireless headset.(kp)


Selengkapnya.....

TITI GANTUNG MEDAN SEMAKIN KUMUH SAJA



MEDAN -- “Ide memindahkan pedagang buku ke Lapangan Merdeka merupakan ide brilian Walikota Medan, Abdillah, sebagai langkah pelestarian Titi Gantung. Namun pelestariannya hingga sekarang tak pernah dilakukan,” kata Ketua DPRD Medan, H Syahdansah Putra.
KUMUH : Beginilah keadaan Titik Gantung, kumuh dan tak terawat bahkan kondisinya yang semakin tua sudah sangat memprihatinkan.
Kalimat itu terucap dari politisi kawakan Partai Golkar, saat berbincang di ruangannya dengan reporter DNAberita. Dari ucapannya itu, Syahdan mengisyaratkan pentingnya pelestarian cagar budaya di Kota Medan secara konsekuen.
Lusuh, tak terawat dan terkesan kumuh, itulah gambaran Titi Gantung ketika reporter DNAberita melihat dari dekat. Padahal Titi Gantung itu sendiri merupakan salah satu peninggalan yang punya nilai sejarah.


Kalau boleh menelaah, Peraturan Daerah (Perda) yang tercatat dengan Nomor 9 Tahun 1988 terkait Pelestarian Bangunan dan Lingkungan yang bernilai sejarah, Arsitektur Kepurbakalaan Dalam Daerah Kota Medan, Titi Gantung sepertinya tak tersentuh.
Ada yang unik dari arsitektur Titi Gantung, di bagian bawah Titi Gantung yang dibangun kolonial ini memiliki 2 pintu gerbang. Titi Gantung ini juga menghubungkan dua jalan di kawasan itu, yaitu Jalan Bali dan Jalan Pulau Pinang di depan Lapangan Merdeka Medan.

Keunikan tersendiri dari Titi Gantung ini adalah, siapa saja bisa melihat dari atas kondisi kereta api yang tengah lansir di Stasiun Kereta Api Medan. Namun, kondisi ini jarang sekali dimanfaatkan mengingat kondisi Titi Gantung sendiri yang tidak lagi terawat.
Bangunan yang bertembok kokoh ini, mempunyai tinggi bangunan 8 meter, jika dilihat dari dua sudut pandang yaitu Jalan Bali dan Pulau Pinang. Kondisi menarik bisa ditemukan jika dilihat dari arah Jalan Pulau Pinang terlihat bagian bawahnya berpintu gerbang (tertutup), terdapat jalan berjenjang di sebelah kanan dan jalan mendaki berlapis aspal dari dua arah.
Sementara jika dilihat dari arah Jalan Bali kondisinya kini berfungsi sebagai gudang, di sebelahnya dimanfaatkan untuk kedai kopi. Tak berbeda, di bagian ini juga bisa dilihat jalan berjenjang dan hanya satu ruas jalan. Jika diperkirakan rentang panjangnya bisa diperkirakan 50 meter, dengan bangunan berbesi kokoh yang melintang di atas jalur kereta api.
Namun semua ini hanya tinggal keprihatinan, penjual buku yang tadinya sudah direlokasi kini mulai bermunculan kembali, seolah kawasan itu mempunnyai magnet yang baik bagi perdagangan.
Lalu mau sampai kapan, cagar budaya yang pernah menjadi icon dan kesohor ini akan di urus dan di perbaiki. Adakah kemauan pemerintah untuk memperbaiki ini. Kita lihat, Titi Gantung oh......Titi Gantung?


Selengkapnya.....

Jumat, 10 Juli 2009

PENYEBARAN FLU H1N1 ANTARMANUSIA TELAH TERJADI DI INDONESIA

Penyebaran flu H1N1 antarmanusia sudah terjadi di Indonesia. Depkes menemukan ada dua orang pasien yang ditularkan dengan cara seperti itu.

"Ada 2 orang yang tertular dari orang yang sakit," ujar Dirjen Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama saat jumpa pers di kantornya, Depkes, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (4/7/2009).

Sebelumnya, Depkes telah mengumumkan tambahan kasus baru virus H1N1 sebanyak 12 orang. Mereka adalah AR (23), RA (10 bln), HR (40), IG (33), N (34), BE (50), TD (65), F (14), RW (23), BA (22), JO (43), dan NN.

Dua orang tersebut berasal bagian dari ke-12 pasien tersebut. Namun Tjandra enggan menjelaskan lebih detail siapa pasien yang dimaksud.


Menurutnya, kedua orang tersebut tertular dari salah seorang yang telah mengidap virus tersebut. Lokasi penularan berada di wilayah Jakarta.

"Mungkin saja waktu pertama datang, dia (penderita) pilek nggak sempat berobat, tertular di Jakarta," papar Tjandra.

Tjandra memastikan seluruh pasien yang dirawat dalam kondisi sehat. Bahkan, pasien pria asal WN Inggris BM (22) telah dinyatakan sembuh total dan diperbolehkan pulang.

"Sehat-sehat saja, tidak ada apa saja, bahkan sebagian tanpa ada keluhan sama sekali," tegasnya.

Depkes kini telah meminta agar seluruh jajarannya di Indonesia terus melaporkan kondisi terkini setiap minggu.


Selengkapnya.....