Rabu, 28 Juli 2010

Badai Disertai Angin Puting Beliung Terjang Pantai Barat


Sibolga, Sejumlah wilayah pantai barat Sumatera Utara kembali dilanda badai disertai angin kencang. Hal itu tidak saja mengganggu armada transportasi laut yang harus terpaksa kembali ke pelabuhan menunggu cuaca sedikit normal untuk melanjutkan perjalanan.

Selasa (27/7) petang Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah kembali diterpa badai disertai angin puting beliung dan hujan deras. Walau tidak menimbulkan korban jiwa, namun atap rumah sejumlah penduduk di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Sambas dilaporkan rusak dihantam kencangnya angin.

Tak hanya itu, sejumlah papan reklame (billboard) di sepanjang Jalan SM Raja Sibolga hingga Jalan Negara Sibolga-Sidempuan Kota Pandan roboh hingga menimpa badan jalan.

Kejadian itu membuat warga setempat panik. Ironisnya, billboard yang berada di Jalan SM Raja tepat di depan kantor PT Angkutan Sungai, Darat Penyeberangan (ASDP) tujuan Sibolga–Nias seketika roboh, dan nyaris memakan korban jiwa calon penumpang PT. ASDP yang hendak membeli tiket Ferry tujuan Sibolga–Gunungsitoli, Nias.


"Saya tadi sangat panik dan ketakutan. Anginnya cukup kuat dan tak biasanya demikian, seakan badan saya mau terbang terbawa angin itu. Tapi syukurlah, saat saya membeli tiket di loket PT. ASDP, papan reklame yang ada di depan kantor itu roboh, namun saya ketahui ketika benda itu masih nyangkut diatas bangunan loket ASDP," ujar Manrio Lase (36) yang berencana malam itu juga berangkat ke Gunungsitoli, Nias.

Sehari sebelumnya, Senin (26/7) malam lalu, angin puting beliung juga melanda Sibolga dan sekitarnya. Sebanyak empat unit rumah penduduk di Dusun Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Ilir, Kecamatan Sibolga Utara mengalami kerusakan terutama pada bagian atap rumah.

S Aritonang (43) satu dari sekian warga pemilik rumah yang mengalami kerusakan menuturkan, kejadian diawali dengan hujan deras disertai angin kencang hingga menjelang malam. Bahkan, angin semakin kencang disertai hujan disusul listrik padam ketika sempat menerbangkan atap–atap rumah warga.

Lurah Sibolga Ilir, J Sitinjak menjelaskan, ke empat rumah yang rusak itu di antaranya milik keluarga S Aritonang, AR Manalu, M Silalahi dan M Sinaga. "Saat kejadian tidak ada korban jiwa. Tapi, kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah dan sudah dilaporkan ke instansi terkait di lingkungan Pemko Sibolga guna ditindak lanjuti sebagai musibah bencana alam," ujarnya.

Berbeda dengan billboard yang roboh tadi, belum ada pihak mana pun melakukan evakuasi. Pasalnya, papan reklame berukuran besar rangka besi tersebut masih dalam posisi tersangkut di antara pengikat sisi lainnya, dikhawatirkan sewaktu-waktu roboh keseluruhan hingga memakan korban jiwa pengguna jalan yang melintas.

"Ini sebaiknya segera diantisipasi, sebab bisa saja sewaktu-waktu angin kembali kencang seperti tadi, maka ambruk lah papan reklame ini. Parahnya, bisa memakan korban jiwa," tutur salah seorang warga di sekitar lokasi. (yan)



Selengkapnya.....

Alhamdulillah, Janda Pahlawan Divonis Bebas


Jakarta, Janda Pejuang Kemerdekaan, Soetarti Soekarno ( dari kiri ke kanan), Roesmini, dan Timoria Manurung, melambaikan tangan kepada wartawan setelah mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (27/7).

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang diketuai Djumadi SH memvonis bebas Soetarti Soekarno, janda pahlawan yang tersangkut kasus kepemilikan rumah dinas milik Perum Pegadaian.

"Biaya perkara dibebankan kepada negara. Tuntutan jaksa dalam perkara ini harus dinyatakan prematur," kata Djumadi, ketika membaca putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa.

Penuntutan terhadap terdakwa, katanya, tidak dapat diterima. Karena itu, lanjut Djumadi yang didampingi hakim anggota, Thamrin Tarigan dan Kusnawi Muklis, penuntutan pidana tidak dapat diterima.

"Maka saudara Soetarti Soekarno harus lepas dari tuntutan hukum," kata Djumadi. Soetarti bersama Roesmini dan Timoriya tersangkut kasus kepemilikan rumah dinas milik Perum Pegadaian. Roesmini dan Soetarti yang merupakan janda pahlawan dan Timoriya merupakan janda pensiunan pegawai Perum Pegadaian.

Sebelumnya, para janda itu didakwa dengan Pasal 12 ayat 1 Jo. Pasal 36 ayat 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan pemukiman atau Pasal 67 ayat 1 KUHP dengan ancaman maksimal dua tahun penjara.

Mereka diajukan ke pengadilan karena rumah yang mereka huni dinilai masih menjadi hak Perum Pegadaian --perusahaan tempat suami mereka dahulu bekerja-- sehingga mereka dinilai tidak punya hak lagi untuk tinggal di rumah daerah Cipinang Jaya, Jakarta Timur, sebab suami mereka sudah lama pensiun.

Sebelumnya, Roesmini dan Soetarti sempat mengancam akan membongkar dan memindahkan makam suami mereka dari Taman Makam Pahlawan Kalibata, jika mereka dinyatakan bersalah.

Mereka juga mengancam akan mengembalikan seluruh tanda jasa yang dimiliki almarhum suami mereka kepada negara karena tidak pantas seorang terpidana (apabila dinyatakan bersalah oleh putusan pengadilan, red) menerima penghargaan itu. Selain itu, mereka juga akan meminta Kementerian keuangan menghentikan tunjangan yang diberikan negara kepada mereka. (Ant)


Selengkapnya.....

Selasa, 27 Juli 2010

Artikel: Pemurtadan di Negeri Tasawuf


Oleh : Sofyan S Sawang

SUNGGUH ironi memang, telah terjadi peristiwa mencengangkan yakni aksi pemurtadan di Aceh yang bergelar Serambi Mekkah, dan justru di Meulaboh Aceh Barat yang selama ini populer dengan sebutan Negeri Tauhid Tasawuf. Seperti percaya tidak percaya dengan apa yang terjadi di Aceh Barat, namun sebagaimana diberitakan Serambi (23/7), aksi pemurtadan itu memang benar adanya.

Ketika Pemerintah Aceh umumnya, dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat khususnya sedang giat-giatnya melaksanakan pemberlakuan Syariat Islam dengan melakukan pemberantasan maksiat, justru kita dikejutkan dengan berita pemurtadan secara terencana. Dan, bila ini tidak segera mendapat tanggapan dari pihak berkompeten, baik itu pemerintah maupun Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), maka bukan mustahil upaya pemurtadan akan terus merambah ke pelosok pedesaan.



Sebagai warga Aceh Barat, kita salut dan gembira dengan kebijakan Bupati Ramli MS yang dengan tegas memberlakukan rok (pakaian muslimah) bagi kaum perempuan terutama pegawai negeri. Ketika kebijakan Bupati Ramli tengah dimaksimalkan dengan menurunkan petugas Wilayatul Hisbah (WH) untuk melakukan razia terhadap kaum perempuan yang menggunakan pakaian ketat, justru muncul aksi pemurtadan. Jika pascamusibah gempa bumi dan tsunami melanda bumi Serambi Mekkah, berkembang isu pemurtadan secara diam-diam yang dilakukan para NGO luar negeri sambil memberikan bantuan kepada masyarakat terkena bencana. Saat ini, meski NGO luar sudah jarang kelihatan, namun bila disimak justru pemurtadan dilakukan secara sangat berencana.

Ratusan kaset lagu-lagu pujian yang disita polisi membuktikan bahwa rencana pemurtadan telah dilakukan secara matang. Malah yang lebih mengkhawatirkan, terlibatnya guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kalau ini tidak segera diakhiri, akan sangat sulit nantinya untuk memberikan pengetahuan tauhid karena anak usia dini telah dibekali dengan berbagai ilmu bukan ajaran Islam. Ernawita alias Nonong, warga Suak Seumaseh Kabupaten Aceh Barat serta rekannya berinisial N, warga asal Sumatera Utara yang berprofesi guru PAUD bukan mustahil akan mengajarkan kepada anak didiknya berupa fundamen agama bukan Islam. Ernawita alias Nonong yang juga mengaku telah membaptis Juwita, warga Suak Geudeubang pada 7 Juni 2010 di Pantai Lhok Bubon Samatiga harus diminta keterangan secara detail dengan harapan dapat mengungkap secara sunggug-sungguh aksi pemurtadan di Aceh Barat. Ini merupakan pekerjaan rumah cukup berat bagi pemerintah dan MPU kabupaten.

Meski Nonong tidak lagi seorang muslimah, namun dari pengakuan kepada petugas, ia tetap menggunakan jilbab serta shalat berjemaah dengan tujuan agar tidak diketahui oleh masyarakat. Namun, sepandai-pandai ia menyembunyikan kebusukan, suatu saat juga akan diketahui. Setidaknya, sejumlah perempuan Aceh Barat yakni Nonong, Juwita, dan Cut Susinilawati telah terbukti korban dari aksi pemurtadan. Terlepas apakah yang dilakukan Nonong cs itu di luar kesadaran atau bukan, yang jelas aparat WH dan penegak hukum lainnya dituntut untuk mengungkap secara jelas aksi pemurtadan. Bila pengungkapan ini tidak jelas, maka program pelaksanaan syariat Islam serta instruksi berbusana muslimah kepada kaum perempuan di Negeri Tauhid Tasawuf akan sia-sia. Sebab, bukan mustahil ada pihak yang mengatakan, untuk apa dipaksakan penggunaan busana muslimah kalau aksi pemurtadan saja tak berhasil diungkapkan secara jelas.

Instansi terkait di Aceh Barat serta orang tua pun dituntut untuk lebih peka terhadap pendidikan anak di sejumlah lembaga pendidikan. Terungkapnya aksi pemurtadan oleh guru PAUD di Negeri tauhid Tasawuf merupakan peringatan awal kepada instansi terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Syariat Islam, Kementrian Agama serta pihak-pihak terkait lainnya. Orang tua murid pun, dengan banyaknya lembaga pendidikan, harus lebih hati-hati memilih tempat anaknya belajar. Bila tidak, anak-anak kita akan lebih mudah diberikan ilmu yang berkaitan dengan pendangkalan akidah. Selain mempercayakan lembaga pendidikan untuk mendidik anak, para orang tua pun berkewajiban untuk memberikan ilmu tauhid kepada anaknya.

Terungkapnya pemurtadan berencana yang dilakukan pihak tertentu telah mencoreng wajah negeri Tauhid Tasawuf. Karena itu, berbagai pihak mengharapkan sesegera mungkin dapat mengungkap apa motif sehingga sejumlah muslim dan muslimah Aceh Barat rela murtad serta berpaling dari Islam. Selama beberapa warga yang mengaku telah dibaptis terus diminta keterangan, mudah-mudahan faktor apa yang menyebabkan mereka murtad akan segera diketahui. Andaikata faktor penyebab murtad sejumlah warga Aceh Barat diketahui, apakah faktor ekonomi atau berbagai faktor lainnya, maka akan lebih mudah mengantisipasi aksi pemurtadan.

Selain itu, harus diketahui persis siapa dalang dari aksi pemurtadan yang terjadi di bumi Tauhid Tasawuf Aceh Barat khususnya, serta di Aceh umumnya. Bila ini dapat segera terungkap, MPU wajib memberikan fatwa tentang apa tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan generasi Islam dari aksi pemurtadan. Selain itu kita juga tetap berdoa semoga Allah swt menyelamatkan Islam di Bumi Serambi Mekkah. Insya Allah.

* Sofyan S Sawang adalah mantan anggota DPR Aceh


Selengkapnya.....

Sekolah Hijau di Lahan Terbatas, Guru SD Muh Kota Yogyakarta Latihan Membuat Terarium


Yogyakarta – Tiga Puluh Satu Guru Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta Ahad (25/07/2010) berlatih membuat terrarium, atau taman mini di dalam wadah kaca seperti botol, stoples, gelas, aquarium. Pembuatan terarium ini bisa menjadi pendukung program Green School (Sekolah Hijau) untuk sekolah-sekolah di perkotaan, selain juga bisa menjadi bahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa.

Menurut Drs. Sukarmin, Wakil Badan Kerjasama Sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, program Sekolah Hijau yang digagas oleh Lembaga Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah sering mengalami kendala di Sekolah Sekolah di Kota Yogyakarta karenan kekurangan lahan.

“Program ini juga terkait dengan program hutan kota dari pemerintah kota, namun mengalami kendala, lahannya sangat sempit” kata Sukarmin yang juga Kepala SD Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta


Karena pertimbangan itu, menurut Sukarmin adanya pelatihan pembuatan Terarium ini merupakan solusi dari permasalahan diatas.

Pelatihan yang diselenggarakan di Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta itu diselenggarakan bersama Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya Dosen dan Mahasiswa dari Jurusan Biologi dan Pendidikan Biologi.

Menurut salah satu dosen, Nur Aeni Ariyanti, M.P penyelenggaraan acara ini juga bertujuan menguatkan niat, sikap dan konsistensi para guru dalam mempraktekkan pendidikan lingkungan di kelas, memberikan alternatif model pendidikan perilaku dalam upaya menjadikan anak didik mampu mandiri dan berperilaku ramah lingkungan dan menambah pengetahuan guru akan bentuk lain dari budidaya tanaman, yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha.

Nur Aeni juga menyatakan bahwa terbuka juga kesempatan bagi guru-guru di sekolah – sekolah lain yang ingin mendapatkan pelatihan pembuatan Terarium , mendapatkan modul pelatihan atau berkonsultasi untuk membuatnya dengan menghubungi email : aeni_pranowo@yahoo.com Alamat e-mail ini diproteksi dari spambot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya .

Setelah pelatihan, guru-guru selanjutnya harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian harus dilaporkan. “Para kepala sekolah juga diminta aktif menanyakan kepada guru yang mengikuti pelatihan” terang Sukarmin yang saat itu didampingi Cahyono, SAg , kepala sekolah SD Muhammadiyah Miliran Kota Yogyakarta. (arif)


Selengkapnya.....

Umar Zein: Penanggulangan HIV/AIDS Butuh Peran Swasta


Medan, (Penanggulangan HIV/AIDS di tanah air membutuhkan peran serta swasta. Karena fenomena HIV/AIDS tetap bagaikan gunung es, yang terlihat hanya sebagian kecil dari kasus sebenarnya. Kalau saat ini, sudah banyak kasus HIV/AIDS ditemukan, tapi sebenarnya, lebih banyak lagi kasus yang sedang

‘beredar’ di sekeliling masyarakat.

Demikian Dr dr Umar Zein DTM&H SpPd KPTI di sela-sela pemembukaan Klinik Penyakit Tropik dan Infeksi di kawasan Jalan Denai Medan, Sabtu (24/7).

Diakuinya, saat ini pemerintah dan lembaga donor sudah berupaya menanggulangi HIV/AIDS, tapi, kondisinya masih perlu perhatian lintas sektor lainnya.


"Selama ini, mungkin hanya segelintir orang yang berani membuka diri dan ikut dalam program yang dibuat pemerintah seperti klinik voluntary and testing (VCT). Lalu, bagaimana mereka yang sebenarnya sangat berisiko terkena, tapi tidak ingin masuk dalam program pemerintah. Di sini, kita mengambil peluang membantu pemerintah dengan membuka klinik swasta," jelas Umar Zein.

Teknisnya nanti, para pasien ‘swasta’ yang terpapar HIV/AIDS ke klinik dia untuk mendapatkan pelayanan konseling dan perawatan. "Sedangkan obat-obatan atau fasilitas lainnya dari pemerintah, pasien tetap kita rujuk," ucapnya.

Pertama kali di Sumut

Apa yang dilakukan mantan Kepala Dinas Kesehatan Medan itu, merupakan pertama kali di Sumatera Utara. "Karena pada prinsipnya, saya ingin berbuat di tengah masyarakat. Tidak ada istilah non job bagi saya. Banyak hal bisa dilakukan untuk bangsa ini," ungkap Umar Zein.

Sebagai pakar penyakit tropik, menurutnya, selain HIV/AIDS, di Sumut ini juga merebak malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Leptospirosis, Cikungunya, Flu Babi, Flu Burung, Kecacingan.

Kasus terbesar di Sumut, masih malaria. Sedangkan Kota Medan, penyakit tropik DBD masih mendominasi daerah lain. Selain itu, kecacingan sendiri banyak menimpah warga karena tingkat kebersihan lingkungan yang masih kotor dan kurang terawat.

Dalam peresmian Klinik Penyakit Tropiknya itu dan menjadi pertama di Medan yang dengan spesialistik penanganan penyakit tertentu ini disambut antusias oleh warga. Banyak pasien lansia terlihat ditangani di klinik yang berdekatan dengan jembatan Denai ini sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas pengobatan gratis yang diberikan.

Pengobatan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB, Sabtu (24/7), itu mendapat bantuan tenaga medis dan dokter ahli dari Medical Mergency Rescue-Commitee (MER-C), Prodia dan Perhimpunan Konselor VCT-HIV Indonesia (PKVHI) Sumut. (nai/ans)




Selengkapnya.....

Mentan: Perubahan Iklim Pengaruhi Ketahanan Pangan


Makassar, Mempertahankan target produksi padi dan jagung di lima tahun tahun ke depan kemungkinan sulit diwujudukan. Selain karena berkurangnya lahan subur, perubahan cuaca ekstrim menjadi kendala dalam pencapaian target produksi tersebut.

"Upaya mempertahankan ketahanan pangan lima tahun ke depan tidak mudah, disamping terus menyusutnya lahan subur juga adanya perubahan iklim global yang berdampak pada tanah secara langsung maupun tidak langsung," kata Suswono dalam sambutannya di 'Pekan Serelia Nasional 2010' di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Sereal, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Senin (26/7).

Menurutnya, komoditas padi dan jagung merupakan komoditas strategis yang merupakan dua dari lima komoditas fokus utama pembangunan pertanian. Serealia lima tahun ke depan diarahkan untuk meningkatkan produksi guna mencapai target swasembada berkelanjutan.


"Guna menpertahankan swasembada padi dan jagung limatahun ke depan, produksi padi harus ditingkatkan rata-rata 3,22 persen setiap tahun," ujarnya.

Produksi padi di tahun 2009, imbuhnya, mencapai 63,84 juta ton per tahun. Target pemerintah di tahun 2014 diharapkan dapat mencapai 75,5 juta ton di 2014. Sedangkan produksi jagung tahun 2009 mencapai 17,66 juta ton ditargetkan 29,0 juta ton di tahun 2014.

"Tahun 2010 produksi padi dan jagung ditargetkan masing-masing mencapai 66,68 juta ton dan 19,8 juta ton,' kata Suswono.

Pencapaian tersebut, jelasnya, ditempuh dengan peningkatan produktifitas, peningkatan luas areal tanam, pengamanan produksi, dan pembiayaan.

Berdasarkan data ARM II BPS, produksi padi tahun 2010 mencapai 65,15 juta ton atau




Selengkapnya.....

Walikota dan Wakil Walikota Medan Terpilih Dilantik


Medan, Gubsu H Syamsul Arifin SE menyematkan tanda jabatan kepada Walikota terpilih Drs Rahudman Harahap dan Wakil Walikota Drs Dzulmi Eldin masa bakti 2010-2015 saat pelantikan di Gedung DPRD Medan.

Pelantikan tersebut disaksikan Muspida Plus dan pejabat serta ribuan undangan lainnya.

Pasangan walikota Medan dan wakil walikota Medan terpilih, H Rahudman Harahap-Djulmi Eldin diingatkan untuk tetap menjaga kekompakan dan saling mendukung dalam memimpin Kota Medan.

"Jaga kekompakan, dan saling mendukung dalam memimpin. Jangan kemesraan ini cepat berlalu," kata Gubsu H Syamsul Arifin dalam rapat paripurna istimewa DPRD Kota Medan, dengan agenda pengambilan sumpah dan jabatan, serta pelantikan walikota dan wakil walikota hasil Pilkada 2010, Senin (26/7) di gedung Dewan.


Gubsu mengingatkan Rahudman-Eldin agar membangun kompetisi yang sehat di kalangan aparatur Pemko Medan dengan mengedepankan prestasi dan kinerja, bukan dasar kedekatan, apalagi nepotisme. Buat skala prioritas dari janji-janji politik yang akan dikerjakan. Keduanya juga diminta untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat.

"Bangun komunikasi dengan rakyat, agar dapat mengetahui apa yang diinginkan rakyat. Kompetisi perebutan kekuasaan sudah usai. Satukan kembali semua perbedaan pendapat. Perbedaan pilihan pada pilkada hendaknya dapat dijadikan spirit untuk membantu pasangan walikota terpilih dalam menjalankan amanah kepemimpinan.

Diminta kepada pasangan calon untuk membangun kerjasama dengan unsur muspida dan legislatif secara profesional, serta melakukan konsultasi dengan Pemrovsu dalam mensinergikan pembangunan sebagai keluarga besar Sumatera Utara. Diingatkan, jangan segan belajar dari daerah lain di Indonesia karena muara keberhasilan itu adalah untuk kepentingan rakyat.

Paripurna istimewa pelantikan walikota dan wakil walikota Medan terpilih Drs H Rahudman Harahap MM-Drs H Dzulmi Eldin MSi dipimpin Plt Ketua DPRD Medan H Sabar Samsurya Sitepu, didampingi Wakil Ketua Dewan Ikrimah Hamidy, dan August Napitupulu. Pasangan Rahudman Eldin dinyatakan sebagai pemenang pilkada pada putaran kedua 19 Juni 2010 dengan raihan suara 65,88 persen, dan rivalnya pasangan Sofyan Tan-Nelly memperoleh 34,12 persen. Sedang pada putaran pertama 12 Mei 2010, pilkada Kota Medan diikuti 10 pasangan calon.

Gubsu juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat dan seluruh pasangan calon walikota dan walikota karena pelaksanaaan pilkada berjalan dengan baik. Diyakini, seluruh pasangan calon mempunyai komitmen untuk membangun kota ini, tetapi Rahudman-Eldin yang diberi kesempatan masyarakat untuk memimpin Kota Medan.

"Mari kita hentikan ‘perseteruan’ yang terjadi pada saat pilkada. Saatnya untuk bersama-sama membangun Medan dalam mensejahterakan masyarakatnya," ujar Gubsu.

Kepada Rahudman-Eldin diminta untuk melibatkan semua pihak dalam membangun kota ini, karena masih banyak hal harus segera dibenahi, terutama pembangunan di bidang infrasruktur, pelayanan publik yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat yang implementasinya menjadi kewenangan pemerintah kota, karena pemerintah kota yang paling dekat dengan masyarakat.

Dikatakan Gubsu, lazimnya kehadiran seorang pemimpin tentu akan membawa perubahan yang lebih baik, karenanya diharapkan Rahudman-Eldin dapat menjalankan amanah warga Kota Medan sebaik-baikya.

"Jadikan amanah ini sebagai pengabdian, karena sekali mencederai amanah ini, maka pada saat itu pula kepercayaan rakyat akan hilang," kata Syamsul Arifin.

Hadir pada acara itu, para mantan walikota Medan di antaranya, H Bachtiar Djafar, Abdillah Ak MBA, Afifuddin Lubis, anggota DPR, DPD dan sejumlah ketua umum partai politik, duta besar, bupati se Sumatera Utara, dan unsur Muspida, unsur negara-negara sahabat, KPU, Panwaslu, dan undangan lainnya. Acara berjalan tertib disaksikan ribuan masyarakat, dan para tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, Ormas di antaranya pendiri LIRA yang sukses sebagai pengusaha nasional, Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM, para camat, lurah dan kepala lingkungan sekota Medan.

Di bagian lain, usai paripuna sebahagian kalangan mempertanyakan tidak adanya ‘kursi’ Fraksi Demokrat di jajaran pimpinan sidang. Padahal, status Denni Ilham sebagai ketua non-aktif masih berhak duduk di barisan depan. Sementara Denni duduk di barisan kursi anggota fraksi.

Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidy saat dikonfirmasi mengaku heran. "Saya juga heran, mengapa Pak Denni duduk di barisan anggota fraksi," katanya kepada wartawan.

Informasi dari sekretariat Dewan, tempat duduk itu yang menentukan Biro Otda Provinsi. (sug/ans)




Selengkapnya.....

Senin, 26 Juli 2010

Teater UAD Gelar Pentas Tiga Kota, Teater UMSU Ikuti PEKSIMINAS


Yogyakarta - Apresiasi Mahasiswa Peguruan Tinggi Muhammadiyah tidak pernah berhenti. Salah satunya yang digarap Teater PeBei Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar pertunjukan Drama Realis Satu Babak Lima Adegan berjudul T.R.U.S.T (Tuan Raden Urip Suwondo Tercinta) yang diadaptasi dari karya yang berjudul ‘PETI MATI’ karya Yessy Anwar.

Pementasan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2010 ini bertempat di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta. “Pementasan tersebut Insya’ALLAH juga akan dipentaskan di beberapa tempat seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY, yang akan dilaksanakan selanjutnya pada bulan Oktober 2010.


Berkaitan dengan rencana tersebut, Teater PeBei UAD masih mencoba mempersiapkan semuanya termasuk masalah budget yang tidak sedikit” tegas Hendra Ibnu selaku pimpinan proyek yang juga bermain dalam pementasan tersebut.

Sementara itu, dari Kota Medan dilaporkan bahwa Teater SISI Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sabtu (24/7/2010) akan diberangkatkan ke Pontianak, guna ambil bagian dalam event PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) X yang akan berlangsung tanggal 24 s/d 29 Juli 2010.

Menurut Budi Arya Utama selaku Pembina Teater SISI di Auditorium Kampus III UMSU Jl Kapten Mukhtar Basri No 3 Medan, Rabu (21/7) sore, Teater SISI akan mengikuti tangkai lomba Monolog yang diperankan oleh Ryan Harahap, mahasiswa semester terakhir FKIP UMSU Program Studi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, membawakan naskah karya Rahman Sabur berjudul “Topeng Topeng” dan tangkai lomba Film Pendek berjudul “Bendera Senja”, penulis skenario Johar Abdillah diperankan oleh komunitas Teater SISI. (arif)




Selengkapnya.....

Tim IMM UGM Raih Medali Emas pada PIMNAS 2010


Denpasar - Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIII yang berlangsung di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali pada tanggal 20-23 Juli 2010 telah usai dengan memberikan salah satu medali emas pada tim dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Gadjah Mada (IMM UGM). Dengan mengambil judul Humanisasi Candi, mereka berhasil meraih salah satu dari tiga medali emas untuk kategori Gagasan Tertulis.

Tim IMM UGM tersebut terdiri dari Ari Hendra Lukmana, Mahasiswa Jurusan Arkeologi yang saat ini menjadi Ketua Umum Pimpinan Komisariat (PK) IMM Ibnu Khaldun UGM, Ghifari Yuristiadhi, mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah yang saat ini menjadi Ketua Lembaga Media dan Opini di komisariat yang sama, serta Qolbiyati Muthmainah, mahasiswi Jurusan Arsitektur yang sebelumnya pernah aktif di PK IMM Al-Khawarizmi UGM dan saat ini telah naik ke Pimpinan Cabang IMM Bulaksumur-Karangmalang.


Mereka mengikuti kategori Gagasan Tertulis yang diikuti 60 finalis yang telah terseleksi dari Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) di masing-masing universitas. Gagasan yang mereka adalah Humanisasi Candi dengan mengambil studi kasus Candi Pustakasala yang ditemukan akhir tahun 2009 lalu di lokasi pembangunan perpustakaan Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Mereka menawarkan pendekatan kontekstualisme dan infill design pada arsitektur perpustakaan agar menyatu dengan candi. “Inti gagasan kami adalah agar candi tidak lagi mempunyai kesan angker, ada interaksi positif dengan lingkungan, dan dapat memberikan nilai pendidikan”, papar Ghifari Yuristiadhi.

Lebih lanjut, melalui pesan singkat yang dikirim dari Bali pada Sabtu (24/07/2010) pagi, Ghifari mengharapkan agar prestasi ini dapat memicu kader-kader IMM untuk aktif mengikuti kompetisi-kompetisi mahasiswa. “Ajang seperti PIMNAS ini dapat menjadi salah satu jalan mengasah intelektualitas dan kreatifitas kader IMM, mestinya kita jangan hanya menjadi penonton”, ungkapnya. (haqqi)


Selengkapnya.....

RAHUDMAN - ELDIN, HARI INI DILANTIK MENJADI WALIKOTA MEDAN


”Masyarakat akan siap dilibatkan dalam pembangunan Kota Medan bila jiwa dan raganya sehat!”H.Rahudman Harahap berseru demikian menjelang hitungan jam pelantikannya sebagai Wali Kota Medan periode 2010-2015.

TANPA pemahaman mendalam akan pentingnya arti kesehatan, sebagaimana ilmu yang ditanamkan filsuf Islam Ibnu Sina (Avicenna), Rahudman akan sulit berkata sebernas itu. Wali Kota Medan yang hari ini resmi dilantik oleh Gubernur Sumut H.

Syamsul Arifin di Gedung DPRD Medan tersebut sejak awal menginginkan konsep pembangunan Kota Medan dapat didukung kolektivitas seluruh elemen masyarakat. Dalam pengabdiannya menebarkan ilmu pengetahuan, Ibnu Sina yang terlahir di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan, telah menyimpulkan keterikatan tak terpisahkan antara kesehatan jiwa dan raga. ”Betul! Jiwa seseorang yang dapat dirasakan lewat perilaku dan pola pikirnya tak akan punya arti positif atau sehat jika raga atau tubuhnya sakit. Jadi, untuk bisa berbuat positif, seseorang harus memiliki raga yang sehat,” ujar Rahudman kepada Indra Gunawan dari Harian Seputar Indonesia.


Kolektivitas masyarakat dalam upaya pembangunan Kota Medan,lanjut pria yang selalu berbicara lugas ini, harus ditumbuhkan dengan terlebih dahulu mengajak semua lapisan untuk hidup sehat. Dan, pemerintah dalam hal ini harus pula mampu menyediakan layanan yang mendukung upaya penyehatan masyarakat. Pola apa yang akan dijalankan dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan, menurut Rahudman, sudah didiskusikannya secara mendalam bersama H. Dzulmi Eldin,pria yang akan mendampinginya dalam memimpin Kota Medan lima tahun ke depan. Dan, dicapailah kesimpulan untuk memberdayakan seluruh pusat layanan kesehatan masyarakat (puskesmas), selain 75 rumah sakit –baik milik pemerintah maupun swasta— yang ada di Medan.

Sekadar diketahui, saat ini Kota Medan memiliki 80 puskesmas dan 27 unit puskesmas keliling. Dari 80 puskesmas yang ada,13 di antaranya berstatus puskesmas induk dan memiliki fasilitas rawat inap. Selebihnya, ada 26 puskesmas induk tanpa fasilitas rawat inap dan 41 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh penjuru Kota Medan. Secara teknis, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Rahudman-Eldin akan meningkatkan fungsi seluruh puskesmas rawat yang ada dengan mengoperasionalkannya selama 24 jam penuh. Sementara, puskesmas-puskesmas lain, baik yang berstatus puskesmas induk maupun pembantu, akan dioperasionalkan dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Selanjutnya, akan dipersiapkan pula tenaga-tenaga medis yang siap melayani masyarakat sesuai jam operasional puskesmas. Bila saat ini yang tersedia baru sebatas tenaga perawat, bidan, dokter umum dan dokter gigi, ke depan akan dipersiapkan pula tenaga medis pada level dokter spesialis. Dengan demikian, kualitas layanan puskesmas akan sepadan rumah sakit. Dan, masyarakat tidak lagi hanya mempercayakan penanganan kesehatannya pada tenaga medis di rumah sakit, terutama RSU Pirngadi Medan yang faktanya selalu overload kunjungan pasien. Pola ini, tentunya pula, harus didukung kesiapan anggaran.

Baik Rahudman maupun Dzulmi Eldin menyadari betul bahwa sebagian besar masyarakat Medan secara ekonomi masih dalam kategori lemah.Program seperti Medan Sehat,yaitu program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak ter-cover kuota program nasional Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), akan dilanjutkan dengan besaran anggaran yang akan ditingkatkan pula. Agar hasilnya maksimal, Rahudman dan Eldin memandang perlunya sosialisasi merata dan mendalam kepada masyarakat Medan sebelum pola tersebut dijalankan. Ini didasari fakta yang pernah disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kota Medan, Irma Suryani, kepada Harian Seputar Indonesia beberapa waktu lalu.

Irma mengatakan, rasio jumlah Puskesmas dengan jumlah penduduk Kota Medan sudah baik. Dengan jumlah puskesmas yang mencapai 80 unit (gabungan puskesmas induk dan pembantu), maka tiap puskesmas hanya melayani 25.000 penduduk (1 : 25.000). ”Sedangkan rasio secara nasional adalah 1 : 30.000,”ungkapnya. Namun, belum banyak warga Medan yang memanfaatkan jasa layanan puskesmas. Ini yang membuat fungsi puskesmas menjadi tidak maksimal. Masyarakat lebih memilih mendatangi RSU Pirngadi Medan, meski harus antre berjam-jam dan harus mengeluarkan biaya transportasi yang lebih mahal karena lebih jauh dari kediaman mereka.

Di sisi lain, Direktur Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM), Delyuzar, menyarankan agar fungsi layanan preventif dan rehabilitatif dari puskesmas-puskesmas yang ada untuk ditingkatkan.” Misalnya melakukan penyuluhan dan pembinaan ke masyarakat agar menjaga lingkungan yang bersih,”lanjutnya.

Layanan Administratif Kependudukan

Selain dari sisi kesehatan, pasangan Rahudman-Eldin juga akan meningkatkan layanan dari sisi adiministratif kependudukan. Gamblangnya, peningkatan layanan administrative kependudukan ini dimaksudkan untuk mengeliminir keluhan-keluhan masyarakat terkait peneribitan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) selama ini. Dengan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang diberlakukan secara nasional, sejatinya sudah tidak ada masalah lagi dengan penerbitan KTP dan KK. Perangkat yang diperlukan, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, sudah tersedia di seluruh kantor camat se-Kota Medan.

Artinya, lambat atau cepatnya layanan yang dirasakan masyarakat, saat ini hanya tergantung pada kinerja aparatur di kecamatan dan kelurahan. Sementara, Peraturan Daerah (Perda) SIAK yang diterbitkan tahun 2009 lalu mengamanatkan bahwa secara teknis penerbitan KTP ditoleransi paling lambat 14 hari sejak diurus, jika masyarakat telah memenuhi seluruh persyaratannya. Di masa kepemimpinan Rahudman- Eldin, ini akan menjadi salah satu fokus perhatian. Karena keduanya bertekad memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat Kota Medan,maka seluruh aparatur yang ada di jajaran Pemko Medan harus menyesuaikan diri dengan tekad tersebut.

Sanksi tegas tentu akan dijatuhkan pada aparatur yang tidak siap. Kiranya perlu dicermati bahwa ketika menjabat Pj Wali Kota Medan pun, Rahudman selalu mengingatkan agar aparatur harus siap melayani masyarakat. Semua itu hanya bisa diwujudkan jika seluruh aparatur memiliki disiplin dan kesadaran bahwa mereka digaji negara untuk melayani masyarakat.(*)




Selengkapnya.....

Kepatuhan Kunci Utama Enyahkan Kolesterol


GAYA hidup tak sehat bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah menumpuknya kolesterol dalam tubuh seseorang. Kolesterol membawa dampak baik untuk kesehatan apabila kadarnya dalam darah masih dalam keadaan normal.

Namun bila jumlahnya melebihi batas normal,maka akan memberi dampak negatif dan membahayakan kesehatan. Tingginya kadar kolesterol dalam darah akan menyebabkan penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah, yang biasa disebut dengan plak ateroma.Keadaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan, penyempitan, atau penyumbatan aliran darah di bagian pembuluh darah tempat plak tersebut terbentuk. Dikatakan oleh ahli jantung dari Rumah Sakit Jantung Bina Waluya Jakarta, Dr M Munawar SpJP, bahwa kolesterol merupakan bagian dari lemak (lipid).



Lemak ini sebagian besar diproduksi dalam tubuh, tepatnya pada hati (sekitar 70%) dan sisanya berasal dari makanan atau diet. Peranan kolesterol dalam metabolisme tubuh, di antaranya untuk membantu pembentukan hormon atau vitamin D, memecah karbohidrat dan protein, serta membangun dinding sel dan membentuk hormon seks yang penting untuk perkembangan dan fungsi organ seksual. ”Apabila kadar kolesterol dalam darah menjadi tinggi, maka bisa sebabkan plak ateroma,yaitu penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah,” tuturnya.

Selain terjadi plak ateroma, tingginya kadar kolesterol dalam darah juga bisa menyebabkan terjadinya pengerasan, penyempitan, atau penyumbatan aliran darah di bagian pembuluh darah tempat plak tersebut terbentuk. Bila proses aterosklerosis ini terjadi pada pembuluh darah penting yang berfungsi mengalirkan darah dan makanan ke organ vital seperti jantung dan otak, maka fungsi kedua organ itu akan terganggu bahkan bisa berakibat fatal.

Jika hal tersebut terjadi,maka akan berdampak pada jantung di mana bisa menyebabkan nyeri pada dada (angina pectoris), gangguan irama jantung (arrhythmia),serangan jantung akut (acute myocard infarct),bahkan sampai henti jantung (cardiac arrest). Sedangkan pada otak yang bisa menyebabkan serangan stroke, bahkan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Agar kadar kolesterol selalu dalam kondisi normal, maka sebaiknya terapkan pola hidup sehat, pola makan sehat, dan rutin berolahraga.

Berbeda halnya dengan pasien yang sudah dalam kondisi dislipidemia, dianjurkan untuk melakukan perubahan pola hidup sehat (Therapeutic Life-style Changes) serta berkonsultasi teratur ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. Medical check up rutin juga penting dilakukan, setidaknya setahun sekali,untuk mengetahui kadar kolesterol serta mendapatkan informasi medis sejak dini yang berhubungan dengan kolesterol.

Namun, jika seseorang sudah harus menjalani terapi obat,maka yang dibutuhkan adalah kedisiplinan dalam menjalankan terapi tersebut. Karena berdasarkan fakta, sebanyak 68,7% pasien hiperkolesterolemia di Indonesia yang menjalankan pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol gagal mencapai target terapi. Hasil studi independen Pan- Asian yang juga dikenal dengan CEPHEUS1,2 (CEntralised Pan- Asian Survey on THE Under-treatment of hypercholeSterolemia) telah melakukan studi berskala besar yang melibatkan delapan negara di wilayah Asia dengan total responden 7.281 pasien. Di mana 11,5% di antaranya atau sekitar 834 responden merupakan sampel populasi Indonesia.

Studi yang bertujuan untuk melihat karakteristik pengobatan hiperkolesterolemia di Asia termasuk Indonesia ini, juga bertujuan untuk melihat bagaimana interaksi antara dokter dan pasien dalam mencapai target terapi hiperkolesterolemia, khususnya kolesterol LDL (low-density lipoprotein), pada pasien yang menerima obat penurun kolesterol. Hasil studi ini mengungkapkan bahwa hampir setengah dari mereka yang menjalankan terapi, kerap lupa mengonsumsi satu dosis obat dalam jangka waktu satu minggu atau lebih.

Selain itu, sebanyak 65,1% pasien mengaku lupa mengonsumsi obat penurun kadar kolesterol beberapa kali dan menganggap hal tersebut tidak memengaruhi kadar kolesterol mereka. ”Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan terapi dalam mencapai target kadar kolesterol yang sesuai dengan panduan tata laksana lipid dari NCEP ATP III,” tuturnya dalam acara temu media mengenal hasil Studi Pan Asian Terbesar yang diadakan oleh AstraZeneca beberapa waktu lalu. (inggrid namirazswara/si)




Selengkapnya.....

Gatot Pudjo Nugroho: Potensi SDA Sumut belum Dieksplorasi Secara Maksimal


Medan, Wagubsu, Gatot Pudjo Nugroho menyatakan potensi sumber daya alam (SDA) Sumatera Utara sangat besar namun SDA tersebut belum mampu dieksplorasi secara maksimal untuk kepentingan masyarakat Sumut.

Hal itu disampaikan, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) dalam sambutanya pada acara pengukuhan Prof Dr Ir Ilmi Abdullah MSc sebagai guru besar Institut Teknologi Medan (ITM), Sabtu (24/7) di Hotel Madani Medan.

Menurut orang nomor dua di Pemprovsu tersebut, dikukuhkannya Prof Ilmi Abdullah menjadi guru besar ITM , semakin memperbanyak cendikiawan yang ahli di bidangnya sehingga SDA bisa Sumut dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat khususnya Sumatera Utara.


"Atas nama Pemprovsu, saya mengucapkan selamat kepada Prof Dr Ir Ilmi Abdullah MSc sebagai guru besar ITM. Dengan banyaknya profesor di Sumut bisa memberikan kontribusi untuk pembangunan Sumatera Utara," ujar Gatot Pudjo Nugroho.

Rektor ITM, Ir Mahrizal Masri MT mengharapkan Prof Ilmi dapat lebih berperan aktif mengamalkan ilmu yang dimiliki untuk pengembangan dan kemajuan ITM.

Keberhasilan Dr Ilmi meraih profesor dan menjadi guru besar ITM juga merupakan keberhasilan seluruh Civitas Akademika ITM.

"Momen pengukuhan ini sangat tepat, untuk menjadi titik awal percepatan pengembangan ITM, karena bertepatan dengan HUT emas ITM ke-50," ungkap Mahrizal Masri

Potensi Sampah

Sementara itu, Prof Ilmi Abdullah dalam pidato ilmiahnya berjudul "Potensi Sumber Energi Alternatif Pemko Medan" menyatakan Sumut memiliki sumber energi alternatif yang melimpah seperti air, panas bumi, sinar matahari, angin, bio mass dan bahan lainnya.

Sumber tersebut seharusnya Sumut khususnya Kota Medan tak kekurangan energi listrik, namun kondisinya sangat berbeda karena pembangkit listrik masih didominasi penggunaan BBM padahal sumber energi alternatif itu bisa dikembangkan dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sumber energi alternatif itu adalah potensi sampah kota yang bisa dikembangkan menjadi bahan bakar. Untuk Pemko Medan, paparnya memiliki sumber potensi energi yang besar yakni sampah domestik dan non domestik.

Dari kajiannya, kapasitas sampah per hari mencapai 1500 ton dan secara umum komponen sampah domestik tersebut sangat signifikan dengan ciri - ciri bahan bakar dan potensinya begitu besar untuk dikelola dan dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif guna menggantikan BBM dan gas.

"Banyak negara di dunia memanfaatkan sampah kota sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik tentunya dengan teknologi yang teruji dari segi perfomancenya yang powerpull dan ramah lingkungan," ungkapnya

Prof Ilmi Abdullah juga menyatakan sampah kota Medan sangat layak dan bisa dikelola menjadi energi alternatif, dan jika dikonversikan ke energi termal menjadi energi listrik akan memperoleh sekitar 6 MW.

Acara pengukuhan tersebut turut dihadiri para rektor PTN/PTS, Ketua Yayasan Dwiwarna Medan, Drs H Syamsuddin Djamin, Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut/NAD diwakili Syaiful Bahri dan segenap civitas akademika ITM. (twh/ans)





Selengkapnya.....

42 Ribu Anak TKI Terlantar di Malaysia


Medan, Fraksi PPRN DPRD Sumut merasa prihatin, sedikitnya 42 ribu lebih anakanak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang bekerja di Malaysia terlantar dan tidak mengenyam pendidikan di Malaysia, bahkan sebahagian ada yang terperangkap menjadi budak dan buruh, seperti orang tua mereka yang bekerja di perusahaan sawit yang jauh dari kota.

Keprihatinan itu diungkapkan anggota FPPRN DP RD Sumut yang juga Sekretaris Komisi C Rooslynda Marpaung kepada wartawan, Jumat (23/7) di DPRD Sumut dalam refleksinya pada peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati secara nasional di Jakarta.

Status illegal TKI ini, ujar Rooslynda, membuat posisi mereka terpojok dan terperangkap di perkebunan, karena tidak mempunyai dokumendokumen yang resmi, sehingga mereka diperas dan dieksploitasi habishabisan. Jika hal ini dibiarkan terusmenerus, berarti Negara turut melakukan perbudakan terhadap bangsanya sendiri.



"Pada peringatan Hari Anak Nasional ini, semoga menjadi moment pemerintah Indonesia untuk memperhatikan dan menangani masalah besar yang dihadapi TKI tersebut," ujar Rooslynda Marpaung sembari mengetuk hati aparatur pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah konkrit menyelesaikan kasus yang menimpa para anak TKI di negeri jiran tersebut.

Terabaikan

Dalam kesempatan itu, Rooslynda juga menyoroti tentang pelayanan dan rehabilitasi Kesos (Kesejahteraan Sosial) masih terabaikan. Padahal, masalah Sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat ini masih cukup tinggi di Sumut.

"Apabila masalah ini tidak segera dituntaskan, akan mengakibatkan dampak yang cukup besar kepada masyarakat, sehingga Pemprovsu diharapkan memberikan perhatian serius dalam melakukan perbaikan atas pantipanti asuhan yang ada di bawah naungan Dinas Sosial Sumut. Demikian juga kesejahteraan personil yang menangani masalahmasalah sosial dimaksud," katanya.

Perhatian Pemprovsu dalam bidang Kesejahteraan Sosial ini, kata anggota dewan Dapil VIII Wilayah Tapanuli ini, sangat mendesak, sebagaimana komitmen pemerintah untuk mewujudkan visi misi Gubsu H Syamsul Arifin, SE tentang rakyat tidak lapar, tidak sakit, tidak bodoh dan punya masa depan, kata Rooslynda. (di/ans)




Selengkapnya.....

Minggu, 25 Juli 2010

Deklarasi Bali: Selamatkan Hutan Kita


DENPASAR,— Simposium internasional Association for Tropical Biology and Conservation atau ATBC 2010 yang digelar pada 19-23 Juli 2010 menghasilkan "Deklarasi Bali" sebagai rekomendasi bersama para ilmuwan dunia.

Deklarasi Bali berisi sejumlah rekomendasi yang mendorong penyelamatan hutan Indonesia. Ada 12 poin yang tertuang dalam rekomendasi tersebut yang akan dibacakan dalam penutupan, Jumat (23/7/2010). Berikut beberapa rekomendasi dalam Deklarasi Bali

1. Mendorong Pemerintah Indonesia untuk menerapkan dan memantau pelaksanaan moratorium selama dua tahun terhadap konsesi kayu, kelapa sawit, dan perkebunan lainnya; melaksanakan moratorium ini sesegera mungkin; dan memastikan bahwa ekspansi perkebunan berikutnya tidak dilakukan di lahan tanpa tegakan hutan.

2. Meminta agar semua bentuk konsesi yang membuka hutan terkait moratorium tersebut dievaluasi kembali secara cermat untuk melihat nilai keanekaragaman hayati dan kandungan karbonnya.

3. Merekomendasikan kepada Pemerintah Indonesia untuk menerapkan kembali pelarangan pembukaan hutan gambut seperti tahun 2007 yang dibuka lagi sejak 2009 karena manfaat lahan basah ini sangat tinggi untuk menyerap karbon.

4. Secara khusus merekomendasikan agar upaya mengurangi laju penggundulan hutan segera dikonsentrasikan di titik-titik konversi hutan yang sudah dilakukan maupun yang sedang berlangsung, seperti di Sumatera bagian tengah, Kalimantan Timur dan Barat, dan Papua Barat.

5. Mengajak Pemerintah Indonesia untuk melindungi dan mengelola daerah dengan nilai keanekaragaman hayati yang tinggi secara efektif, termasuk daerah-daerah yang dilindungi dan inisiatif konservasi baru, seperti program Heart of Borneo dan konsesi hutan restorasi.



Selengkapnya.....

PEMANASAN GLOBAL: AYO SATU ORANG TANAM 60 POHON

JAKARTA, - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup ramah lingkungan guna menghentikan pemanasan global. Menurut Zulkifli, setiap orang harus menanam minimal 60 pohon untuk menggantikan oksigen dan air yang telah dia habiskan selama hidupnya.

"Cara untuk cinta pada alam sebenarnya mudah saja. Tiap orang, selama hidupnya, minimal harus sudah menanam 60 batang pohon," kata Zulkifli usai mengikuti acara funbike "Gowes Bareng Segarkan Kota Jakarta" yang digelar Harian Kompas, Minggu (25/7/2010).

Zukifli menerangkan, setiap manusia menghabiskan 8-10 ton oksigen setiap tahunnya. Sementara tiap harinya, manusia juga bisa menghabiskan 8-10 liter air. "Maka itu, pemanasan global dan perubahan iklim itu bukan isu semata. Tapi benar-benar kita hadapi," ujarnya.


Dengan menanam 60 batang pohon, kata Zulkifili, tiap orang sudah bisa menggantikan air dan oksigen yang dia habiskan, sekaligus juga mencegah dan mengurangi dampak pemanasan global.

"Setiap pohon bisa menghasilkan 20 ton oksigen dan 100 liter air. Maka itu setiap orang sekurang-kurangnya harus bisa menanam pohon 60 batang," tutur dia.


Selengkapnya.....

Gempa Tektonik 6,0 SR Guncang Wilayah Tabagsel; Sejumlah Korban Luka-luka, Puluhan Rumah dan Sekolah Rusak

Panyabungan, Gempa berkekuatan 6,0 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Tapanuli Bagian Selatan masing-masing Kabupaten Madina, Padangsidimpuan, Tapsel, Palas, Paluta. Gempa juga dirasakan ke wilayah Sumut lainnya serta Sumbar dan Riau, Sabtu (24/7) pukul 09.11 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKG) dalam laporan resminya mencatat, gempa tektonik berkekuatan 6,0 pada Skala Richter dengan kedalaman 10 kilometer tersebut berpusat di sekitar 1.02 LU - 99.50 BT dengan jarak 18 km Barat Laut Panyabungan-Sumut 45 km Tenggara Padangsidimpuan, 113 km Tenggara Sibolga, 123 km Barat Laut Lubuksikaping-Sumbar, 1140 km Barat Laut Jakarta.

Sebelum gempa berkekuatan 6,0 SR tersebut terjadi sebelumnya pada pukul 06.00 WIB terjadi gempa kecil dengan durasi sekitar satu menit. Gempa tersebut sempat membuat warga terkejut dan sempat membuat warga keluar dari rumah. Namun kemudian sekitar pukul 09.11 WIB warga kembali dikejutkan dengan munculnya getaran gempa yang membuat bangunan bergoyang.

Gempa susulan ini membuat hampir seluruh warga keluar rumah, sekolah-sekolah pun terpaksa mengeluarkan muridnya dari ruang kelas, bahkan sebagian besar sekolah menyuruh siswanya pulang untuk menjaga kemungkinan munculnya gempa susulan.

Gempa yang berpusat di wilayah Madina tersebut merupakan gempa tektonik bukan gempa vulkanik seperti yang diperkirakan warga, yang mengira pusat gempa tersebut berada di wilayah di wilayah Puncak Sorik Merapi yang merupakan gunung berapi aktif di Madina.

Luka Ringan

Akibat gempa, sejumlah orang dilaporkan mengalami luka ringan. Salah seorang korban luka, Sapbit (34) warga Kelurahan Dalan Lidang Kecamatan Panyabungan harus mendapat perawatan secara intensif di RSU Panyabungan. Dia tertimpa bangunan yang sedang dikerjakannya.

“ Saya tiba-tiba terkejut dan tertimbun reruntuhan bangunan permanen yang sedang dalam proses pembangunan. Warga lain datang untuk menyelamatkan saya. Selanjutnya saya di bawa ke RSU Panyabungan untuk mendapatkan pertolongan secara medis,” sebutnya setelah sadar.

Korban lain, Imam (36) yang tertimpa batubata di toko Metro Elektronik. Saat itu korban sedang sarapan pagi di depan Toko Metro Elekrotnik yang berada di Wek II kecamatan Panyabungan tiba-tiba gempa datang dan tertimpa batu bata sehingga mengakibatkan luka ringan di kepala korban.

Sedangkan, Nursofiah (25), Sumiati (35) Siti Sakdiah (30) warga Desa Hutaraja Kecamatan Siabu juga mengalami luka karena tertimpa tembok pagar sebuah musalla. Mereka harus dilarikan ke Puskesmas Siabu untuk mendapatkan perawatan. Sebab ketika kejadian gempa, ketiga orang ini sedang melintasi musalla setelah pulang mandi.

“Tidak bisa berbuat banyak dan hanya berhenti di pinggir tembok tersebut setelah merasakan gempa yang datang dengan tiba-tiba dan seketika itu tembok yang berada di samping kita runtuh dan menimpa kita,” sebut Nursifiah di Puskesmas Siabu.

Puluhan Rumah Rusak

Dari hasil investigasi dilakukan Analisa setelah terjadinya gempa, puluhan rumah warga di Desa Tangga Bosi II dan III, Tanjung Sialang, Muara Batang Angkola, Huta Godang Muda dan Pintu Padang Jae mengalami rusak berat dan ringan.

Sementara Perpustakaan SMP 3 Gunung Tua Panyabungan rusak berat, tembok pagar SMA Negeri 1 Siabu sepanjang 50 meter roboh, SD Negeri 146946 Malintang juga rusak ringan termasuk sekolah agama yang baru saja didirikan di Desa Tanjung Sialang Kecamatan Siabu.

“Hampir seluruh sekolah di Kabupaten Mandailing Natal terpaksa di liburkan karena takut dengan gempa susulan, mengingat lokasi pusat gempa berada di 18 Km Barat Laut Panyabungan,” sebut Mahlil Pulungan, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Gunung Tua Panyabungan.

Selain itu ratusan siswa sekolah yang ada di Panyabungan syok dan trauma akibat gempa yang datang secara tiba-tiba. Bahkan salah seorang siswa SMKN I Panyabungan jatuh pingsan dan terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Panyabungan.

"Salah seorang siswa kita yang bernama Rovita kelas I jurusan TKJ jatuh pingsan pada saat gempa datang, selain itu juga banyak siswa-siswi kita yang syok dan trauma,"kata seorang Guru SMKN I kepada wartawan saat mendampingi siswanya di RSUD Panyabungan.

Banyak sekolah yang ada di kota Panyabungan terpaksa harus memulangkan siswanya akibat banyaknya siswa yang menangis, syok serta trauma seperti yang terlihat di SDN I dan SDN 2 Panyabungan yang berada di samping Polsek Panyabungan.

Pantau Laut

Sedangkan warga Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis diungkapkan warga sedang memantau keadaan laut karena warga khawatir gempa yang menguncang Madina sebanyak dua kali tersebut akan menyebabkan tsunami.

"Warga saat ini sedang berjaga - jaga karena khawatir akan terjadi tsunami pasca terjadinya gempa yang mengguncang Madina sebanyak dua kali tadi pagi," kata Jasmudin. Selain di wilayah Pantai barat Madina warga yang ada di sekitar Batang Natal, Lingga bayu, Kotanopan, Muara Sipongi serta daerah yang ada di sekitar Puncak Sorik Merapi terus berjaga-jaga.

"Kita terus berjaga-jaga, karena dari berbagai informasi yang datang kepada masyarakat bahwa pusat gempa berada di Puncak Sorik Merapi sehingga sangat khawatir, namun setelah datang berita resmi dari BMKG yang menyebutkan bahwa pusat gempa bukan berada di Puncak Sorik Merapi warga merasa lega dan tidak khawatir lagi," kata Tafsir warga Batang Natal.

Pemkab Madina melalui Sekretaris Satlak, Sahnan Pasaribu yang berada di Kecamatan Siabu menjelaskan, mereka sedang mengecek dan mendata kondisi masyarakat secara psikologis serta bangunan rumah, sekolah dan tempat ibadah yang rusak akibat dari gempa yang terjadi pukul 09.11 WIB.

“Kita akan melakukan pendataan kerusakan serta melihat situasi masyarakat agar kembali kondusif dan normal sebab di lapangan tidak ada kita temui masyarakat yang melakukan pengungsian dan kerusakan rumah masyarakat juga masih dalam kondisi ringan dan masih bisa kita atasi bersama masyarakat,” katanya.

Dikatakan, agar masyarakat tidak resah terhadap gempa susulan karena, Pemkab sudah melakukan koordinasi dengan pihak BMG Sumatera Utara dan Pusat seperti apa yang diisukan masyarakat akan terjadi lagi gempa susulan adalah isu untuk membuat warga resah.

“Masyarakat harus tenang dan kondusif agar bisa kembali bekerja secara normal, dan kerusakan yang terjadi terhadap rumah masyarakat akan kita cari solusi bersama dan untuk pembangunan sekolah yang rusak akan kita serahkan kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan perbaikan,” katanya. (sah/man/ans)


Selengkapnya.....

Jumat, 23 Juli 2010

Posko Misionaris Digeledah Warga. Polisi Amankan Ratusan Kaset Lagu Puji-pujian


MEULABOH - Puluhan warga yang marah dengan aksi pemurtadan, Kamis (22/7) dini hari kemarin, dilaporkan menggerebek dan menggeledah satu rumah di Desa Suak Timah, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, yang selama ini diduga dijadikan sebagai posko misionaris asal Amerika Serikat untuk melaksanakan aktivitasnya.

Kedatangan puluhan warga ke rumah itu, cepat diketahui oleh pihak kepolisian yang kemudian terus berjaga-jaga untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Beberapa warga dilaporkan sempat masuk dan berhasil menggeledah isi rumah yang sudah ditinggalkan oleh para penghuninya itu. Namun, peristiwa ini tidak berlangsung lama, sebab pihak kepolisian segera membubarkan aksi massa tersebut.

Sementara itu, Kapolres Aceh Barat AKBP Djoko Widodo MSi melalui Kapolsek Samatiga, Ipda Yusra, yang dihubungi Serambi, Kamis (22/7) sore kemarin, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti dari rumah tersebut. “Barang bukti yang kita amankan dari rumah tersebut antara lain berupa kaset lagu rohani jenis tape recorder berbagai jenis judul, seperti Murka Allah, Kiamat, Kecemasan, Allah Kejam, serta berbagai judul lainnya sebanyak 129 buah dalam kondisi baru dan ditempatkan di dalam kotak,” kata Kapolsek Yusra.


Di samping itu, tambahnya, juga diamankan compact disc (CD) lagu puji-pujian dalam bahasa Inggris sebanyak 13 keping, serta beberapa buah buku agama yang diduga untuk menyebarkan agama lain kepada umat Islam di kawasan itu. “Kami masih terus menyelidiki kasus ini,” terang Kapolsek Yusra.

Korban pemurtadan
Sementara itu, Rabu (21/7) tengah malam lalu, petugas Wilayatul Hisbah (WH) bersama personel Polsek Johan Pahlawan, Aceh Barat, kembali menemukan dan mengamankan korban pemurtadan lainnya yakni Cut Susinilawati (18), warga Desa Suak Seumaseh, Kecamatan Samatiga, di pusat Kota Meulaboh, kawasan Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan.

Penangkapan terhadap Cut Susinilawati di sebuah warung kopi milik orangtuanya di sekitar lokasi pasar hiburan rakyat itu berjalan lancar tanpa adanya perlawanan. Pasalnya, petugas yang telah lama mengintai korban pemurtadan tersebut sedang dalam kondisi tertidur lelap.

Sebelum dilakukan penangkapan, petugas WH bersama polisi terlebih dulu berbicara kepada orangtua korban perihal kedatangan mereka. Cut diboyong ke Mapolsek Johan Pahlawan hingga akhirnya dibawa ke Markas WH untuk diperiksa, terkait perbuatannya yang diduga telah melanggar Qanun Syariat Islam Nomor 11 Tahun 2002 BAB III Pasal 5 tentang pendangkalan aqidah.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Kasatpol PP dan WH) Aceh Barat, H Teuku Ahmad Dadek SH melalui Kepala Tata Usaha, Khairuddin SE didampingi Dan Ops WH T Abdurrazak kepada Serambi, kemarin mengatakan, penangkapan terhadap Cut Susinilawati (18) tersebut berdasarkan pengakuan kedua pelaku dan korban pemurtadan yang ditangkap sebelumnya.

Apalagi sebelumnya, kata Razak, sebelum kasus itu terungkap, aparat desa tempat Icut tinggal bersama orangtuanya, telah lebih dulu curiga dengan keberadaan dan tingkah korban. Mengingat ditemukan banyak kejanggalan, namun pada saat itu aparat desa tak bisa melakukan apa-apa dan tak menemukan banyak bukti, mengingat saat dijemput aparat desa, Icut berpura-pura mengambil air wudhu dan langsung melaksanakan ibadah shalat lima waktu.

Namun, katanya, sejauh ini pihaknya belum bisa menyimpulkan mengapa Cut bisa terpengaruh dengan ajakan kedua pelaku dan korban pemurtadan tersebut. “Kita belum bisa pastikan mengapa ia sampai pindah agama. Namun menurut keterangannya, ia pindah agama ini untuk sementara saja karena rasa ingin tahu tentang agama tersebut,” terang Dan Ops T Abdurrazak.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian bersama WH setempat telah mengamankan pelaku dan korban pemurtadan masing-masing Ernawista alias Nonong Binti Bustamam (27), warga Desa Suak Seumaseh, dan korban pemurtadan yakni Juwita Binti Karman, warga Desa Suak Geudeubang, Kecamatan Samatiga.(edi/si)



Selengkapnya.....

Kepala Lembaga Kebudayaan UMM: Islam Sumber Kebudayaan, Tidak Hanya Teologi


Malang - Kepala Lembaga Kebudayaan Univ.Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Sugiarti M.Si Sugiarti , Sabtu (15/07/2010) menyatakan bahwa Islam adalah sumber dari kebudayaan. Menurutnya, tidak hanya sebagai sumber ajaran teologi yang mengajarkan tentang ketuhanan itu saja, tapi juga mengajarkan kebudayaan yang sempurna seperti yang tertuang dalam QS : Al Qashash : 77.

Seperti yang dimuat dalam website www.umm.ac.id, menurutnya, produk budaya dalam bentuk pengetahuan hendaknya didasarkan pada ajaran agama. Sehingga benturan antara tradisi dan modernitas dapat terpenuhi tanpa kehilangan jati diri. “Pengetahuan tanpa ajaran agama akan buta. Begitu pula Agama tanpa pengetahuan akan lumpuh,” tambahnya pada acara “Muhammadiyah Update” di Kampus Univ. Muhammadiyah Malang (UMM) bertema : Muhammadiyah dan Pertarungan Identitas Budaya Kontemporer.


Menurut Sugiarti, Muhammadiyah dapat terus berkibar dengan berbagai solusi diantaranya harus mampu bersikap bijaksana dalam merespon segala sesuatu yang terjadi pada masyarakat baik secara proaktif, selektif maupun cerdas. Kemudian, harus terus berpedoman pada Alquran dan Assunah sabagai sumber dari segala sumber kehidupan dalam membangun budaya kontemporer.

Menghadapi Globalisasi

Sedangkan Intelektual Muda Muhammadiyah, Dr. Zuly Qodir menambahkan, bahwa budaya populer dan masyarakat konsumtif sangat erat kaitannya dengan penikmat globalisasi. Selain banyaknya dampak negatif dari globalisasi itu sendiri, kemudahan dalam mengakses informasi menjadi sisi positif dari fenomena tersebut. Terjadi deteritori yang kemudian menghilangkan batasan antara orang kota dan orang kampung.

Gaya hidup kemudian menunjukan identitas orang tersebut sebagai gengsi sosial yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut terjadi akibat adanya komodifikasi dan marketisasi budaya secara massif. Hal tersebut kemudian biasa disebut dengan popular culture. “Contohnya popular culture dapat dilihat dengan maraknya pemakaian jilbab. Ala artis ibukota untuk kalangan muslimah Indonesia,” ungkap Zuly.

Zuly menekankan dalam menghadapi globalisasi penting belajar sejarah agar membuat manusia tidak terjatuh pada lubang yang sama. Sehingga, manusia tidak terkungkung pada cerita masa lalu.

“Jadi proses gozhul fikri sebagi pemerangan pemikiran sangat penting untuk membangun budaya yang membawa manfaat dan kemajuan kita bersama. Kecenderungan kekuatan Muhammadiyah yang membuka peradaban baru,” lanjut Zuly.

Diskusi berkala bertajuk “Muhammadiyah Update” ini diselenggarakan Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) dengan pembicara, yaitu Prof. Dr. Syafiq Mughni MA, Prof.Dr. Syamsul Arifin, M. (arif)


Selengkapnya.....

Medan Belum Menuju Kota Layak Anak


MEDAN (SI) – Kota Medan dinilai belum mendapat, bahkan menuju predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA). Pergantian kepala daerah beberapa waktu lalu diharapkan mampu membawa perubahan agar Medan menjadi KLA.

Hal ini diungkapkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumatera Utara (Sumut) Zahrin Piliang di Medan kemarin. Zahrin berharap peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2010 yang jatuh hari ini diharapkan bisa memberi arah yang jelas kota yang berpihak kepada anak.

Hingga saat ini,belum satu pun kota atau kabupaten di Sumut yang mendapat predikat sebagai KLA.Tahun lalu diusulkan Langkat,Tebingtinggi,dan Serdangbedagai sebagai KLA, tetapi belum ada realisasi.“Tahun ini Medan, Deliserdang, Simalungun, dan Desa Melati di Serdangbedagai diusulkan, tetapi sebenarnya Medan belum ada tanda-tanda bisa jadi KLA,”ujarnya.



Zahrin memaparkan, KLA merupakan program yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah,masyarakat,dan dunia usaha yang terencana serta menyeluruh dan berkelanjutan dalam program dan kegiatan pemenuhan hak anak. Di dalamnya ada empat hal penting, yakni komitmen, infrastruktur, kebijakan, dan fasilitas yang memihak anak. Menurut Zahrin, di Medan banyak persoalan anak yang belum terselesaikan, seperti anak jalanan. Selama ini, Pemko Medan mengatasi anak jalanan tidak dengan program yang komprehensif.Pendekatannya juga cenderung persuasif, tetapi represif.Berdasar data KPAID Sumut, saat ini ada sekitar 1.500 anak jalanan yang belum diatasi Pemko Medan.“Kami minta pada 26 Juli itu, seusai pelantikan (wali kota),persoalan anak jalanan diselesaikan,” ungkapnya.

Sebagai ibu kota Sumut,Medan juga semakin minim akan tempat bermain untuk anak dan hak pejalan kaki yang terus dipangkas karena banyaknya papan reklame di trotoar.Selain itu,masih banyak sekolah yang kamar mandinya tidak layak.“Kami juga ingin setiap sekolah memiliki wastafel dan bagaimana bisa mengatur para sopir angkot yang ramah terhadap anak sekolah,”tuturnya. Pada Hari Anak Nasional, KPAID Sumut bersama LSM peduli anak juga meminta agar pemerintah memberi remisi bagi anak yang berhadapan dengan hukum.Remisi jangan diberi hanya pada harihari besar. Sebab, sudah ada hari khusus untuk anak.

Ketua Pusat Studi Gender Perlindungan Anak (PSGPA) Universitas Negeri Medan Meuthia Fadillah mengingatkan, sudah saatnya Medan berbenah agar mampu menyandang KLA.“Kota-kota besar seperti Solo bisa, mengapa kita tidak,”ujarnya. Beberapa persoalan penting untuk diperhatikan pemerintah Medan, menurut Meuthia, yakni pemberian hak anak untuk berjalan dengan rasa nyaman di trotoar tanpa papan reklame yang menghalangi. Juga agar segera mewujudkan peraturan daerah yang mengatur larangan merokok di tempat umum.

“Agar kita mampu membuat pemetaan lokasi tanpa rokok di depan anak, yakni sekolah, tempat ibadah,dan lain-lain,”tandasnya. Menurutdia,predikatKLAdapat terwujud bila hak anak untuk berpartisipasi dapat terpenuhi.Karena itu, suara anak harus diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan. Keluarga sebagai unit terkecil di lingkungan masyarakat ikut berperan dalam pemberdayaan anak dan pemenuhan hak-hak anak tersebut. (nina rialita/si)




Selengkapnya.....

Seluruh Mal di Kota Medan Akan Bebas Rokok


MEDAN (SI) – Pemerintah Kota (Pemko) Medan sedang merancang regulasi antirokok yang mengatur perihal kawasan tanpa rokok (KTR). Rancangan peraturan daerah (ranperda) yang nantinya akan menghapus keberadaan smoking area, ditargetkan rampung tahun depan.

Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Idris Luthfi mengatakan, draf regulasi KTR tersebut telah disusun pada pertemuan pemerintah kabupaten/kota se Indonesia dengan World Health Organization (WHO) di Bogor belum lama ini. “Dalam draf itu, KTR yang dimaksud adalah tempat yang bersifat umum, seperti plaza, mal, bandara, rumah makan atau restoran, perkantoran, angkutan umum serta tempat ibadah, tidak dibenarkan ada asap rokok. Kemudian juga tidak membenarkan kawasan merokok (smoking area),” ujarnya di sela-sela seminar dan public hearing antirokok di atrium Grand Palladium Medan, kemarin.



Dengan lahirnya peraturan tentang KTR ini, smoking area seperti yang saat ini masih terdapat di sejumlah arena publik itu, tidak boleh ada lagi. “Jadi, misalnya di food court, kafe maupun rumah makan yang ada di dalam mal, tidak boleh ada lagi area merokok. Semua harus bebas asap rokok,” ungkapnya. Peraturan KTR ini sendiri ditangani Dinas Kesehatan Medan. Menurut Idris, satuan kerja dan perangkat daerah (SKPD) ini yang akan melahirkan sebuah kajian akademis untuk melengkapi draf yang sudah ada. “Setelah kajian akademis itu ada, baru dibahas dengan DPRD Medan untuk ditetapkan sanksinya. Yang jelas sanksi itu harus tegas,” bebernya.

Kepala Dinas Kesehatan Medan Edwin Efendy memaparkan, kondisi Kota Medan perlu diselamatkan dari bahaya rokok. Sebab, ancaman rokok ini mulai dari persoalan kesehatan si perokok sendiri, bahaya yang sangat besar, yakni kepada perokok pasif atau orang yang tidak merokok tapi berada di sekitar perokok. Untuk menyelamatkan lingkungan, khususnya hak publik di Kota Medan,maka dibuatlah aturan baru untuk KTR, sesuai rencananya selesai pada 2011. “Nantinya, akan dibuat sanksi-sanksi bagi orang yang merokok di tempat umum,” katanya.

Tak hanya itu, mereka segera membuat aturan baru untuk pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebagai kawasan bebas asap rokok.Mulai dari halaman hingga di seluruh kawasan pelayanan kesehatan masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas dan puskemas pembantu. “Kalau ingin merokok, harus di luar gedung, di depan cucuran hujan. Tidak boleh dalam ruangan,” tandasnya. Sekretaris Daerah (Sekda) Medan Muhammad Fitriyus yang hadir pada kesempatan itu menambahkan, aturan seperti ini memang penting untuk diterapkan sehingga draf regulasinya perlu segera mungkin diselesaikan. “Tapi, harus melalui tanggapan masyarakat dan diajukan drafnya oleh Dinas Kesehatan untuk selanjutnya disahkan di DPRD Medan.

Perda seperti ini perlu agar Kota Medan lebih sehat dan tertib. Kami akan dorong ini secepatnya. Namun harus diingat, masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk tidak merokok,” paparnya. Sementara itu, pakar kesehatan masyarakat Prof Linda T Maas mengatakan, biasanya ada persoalan di tempat publik antara perokok dengan orang yang tidak merokok, yakni masalah hak privasi. “Hal inilah yang nantinya tidak akan bisa ketemu apabila keduanya masih mempertahankan hak privasinya. Untuk itulah dibutuhkan regulasi atau aturan perokok di wilayah publik. KTR bisa jadi salah satu solusinya,” ucapnya.

Mal Tolak Smoking Area Dihapus

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Dewan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sumatera Utara Paulus Tamie mendukung kebijakan KTR ini. Namun,untuk smoking area harus tetap dipertahankan.“Kebijakan itu bertahap (gradual), jangan drastis. Masyarakat harus diedukasi dulu,” ujarnya. Menurut dia, jika area merokok di tempat-tempat khusus di dalam mal seperti kafe dan restoran juga tidak dibenarkan, tentu tidak juga menjadi solusi terbaik menciptakan lingkungan yang sehat.

“Karena imbasnya pasti ada kepada mal atau pusat perbelanjaan itu. Yang paling mungkin adalah berkurangnya tingkat kunjungan,” sebutnya. Sebenarnya persoalan asap rokok bisa diatasi dengan teknologi yang ada saat ini. Artinya, asap rokok bisa diakali dengan membuat sistem pembuangan asap yang canggih atau exaust yang bagus. “Atau mungkin, smoking area-nya diperkecil. Kalau dihapus sekaligus, saya kurang sepakat. Itu pendapat saya,” pungkasnya. (fakhrur rozi/si)



Selengkapnya.....

Artikel: Muslimah Beragama Islamlah Secara Kaffah


• Oleh : R u s d i

Menjadi muslimah secara kaffah merupakan perintah Allah SWT yang harus direalisasikan dalam kehidupan keseharian apakah itu dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tapi jika kamu tergelincir dari jalan Allah sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Baqarah: 208-209).

Muslimah dalam praktek beragama Islam terlihat ada keengganan untuk menjadi muslimah secara kaffah. Beragama Islam seperti membelah bambu, ambil sebelah yang sebelah lagi dicampakkan. Ayat di atas mengingatkan agar memeluk Islam secara keseluruhan dengan jiwa raga tunduk patuh dan taat menjalankan syariatnya jangan mengikuti langkah-langkah syaitan yang menuntun menuju jalan kesesatan.



Dimana pada zaman jahiliyah wanita dijadikan budak nafsu kaum laki-laki kemudian datang Rasulullah SAW membawa agama Islam mengangkat dan membebaskan kaum wanita agar tidak menjadi budak nafsu. Islam menempatkan wanita dengan hak dan kewajiban yang sesuai dengan kodratnya.

Islam membebaskan kaum wanita dari belenggu perbuatan syirik mengundi nasib, bertenung dan berbagai perbuatan syirik lainnya dan membimbing wanita menuju tauhid. Hanya kepada Allah SWT menyembah dan hanya kepadaNya memohon pertolongan. Kaum wanita disadarkan bahwa ia lahir ke dunia dalam keadaan fitrah sebagai manusia merdeka dan harus mendapatkan kemerdekaannya.

Setelah ia memperoleh kemerdekaan tersebut harus menjaganya. Kemerdekaan yang dimaksud adalah merdeka dari perbudakan hawa nafsu syahwat dari kaum laki-laki atau dari kaumnya sendiri, kemerdekaan menentukan pasangan hidup yang ia cintai.

Perlindungan terhadap perbudakan hawa nafsu terhadap wanita meskipun itu dilakukan oleh suaminya sendiri namun sang suami tidak boleh memperlakukan isterinya sesuka hatinya. Hal ini dapat dilihat dari sebuah riwayat yang diceritakan Abu Hurairah suatu hari di siang Ramadhan datanglah seorang laki-laki berjalan tergopoh-gopoh menemui Rasulullah SAW seraya berkata: “Wahai Rasulullah aku celaka”.

Rasulullah bertanya “Apa yang membuat engkau celaka?” Laki-laki itu menjelaskan: “Aku bersetubuh dengan isteriku di siang Ramadhan?” Rasulullah bertanya. “Apakah engkau sanggup memerdekakan budak dari tuannya?” Laki-laki itu menjawab. “Tidak sanggup ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bertanya “Apakah engkau sanggup berpuasa dua bulan berturut-turut”.

Laki-laki itu menjawab tidak sanggup ya Rasulullah.”Apakah engkau mampu memberi makan 60 orang fakir miskin?” Laki-laki itu menjawab “Tidak mampu ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah memberikan satu karung kurma pada laki-laki itu seraya bersabda “Sedekahkanlah kurma ini kepada fakir miskin”.

Laki-laki itu berkata “Wahai Rasulullah sesungguhnya tidak ada di antara penduduk desaku lebih miskin dari keluargaku pada siapa aku sedekahkan kurma ini?” Rasulullah SAW tertawa mendengar jawaban dari laki-laki itu sehingga kelihatan giginya, kemudian bersabda “Berikanlah kepada keluargamu” (Hadits riwayat Bukhari).

Inilah ajaran Islam memberikan perlindungan pada kaum wanita, suami tidak boleh melepaskan nafsu syahwatnya sesuka hatinya. Terdapat larangan dan pantangan yang tidak boleh dilanggar termasuk melakukan hubungan suami isteri ketika isteri sedang haid.

Larangan ini memberikan perlindungan terhadap wanita agar ia dapat khusuk beribadah di siang hari Ramadhan yang tidak selama sebulan penuh dapat ia kerjakan. Termasuk membebaskan tekanan jiwa karena penolakan hatinya memperturutkan ajakan syahwat suaminya.

Kaum wanita muslimah patut mensyukuri nikmat iman dan Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Karena ajaran Islam telah mengangkat derajat kaum wanita ke tempat mulia dimana sebelum datang Islam kaum wanita hanya sebagai pemuas nafsu syahwat kaum laki-laki.

Jika saat ini ada prilaku wanita muslimah berprilaku seperti perempuan jahilliyah di masa lalu sengaja memamerkan aurat tubuhnya di depan umum seperti yang dipertontonkan oleh pelaku pornografi dan porno aksi di dunia maya atau di VCD, DVD layar televisi dan pentas-pentas keyboard di pesta perkawinan atau sunatan di kampung-kampung yang membuat penonton tumpah ruah kadangkala sampai memacatkan jalan lintas Sumatera Medan Banda Aceh atau Lintas Medan Jakarta.

Semestinya suatu negara seperti Indonesia mayoritas pemeluk Islam tidak memberikan ruang sekecil apapun untuk pornografi atau pornoaksi di atas panggung hiburan yang melibatkan penonton seluruh tingkatan usia.

Justru yang terjadi sebaliknya atas dasar kebebasan berekspresi ruang pornografi dan pornoaksi dibuka lebar bagi tumbuh dan berkembangnya bisnis penggandaan VCD dan DVD dan bisnis maksiat dengan kedok seni. Pamer dada presenter wanita di layar televisi kita menjadi pemandangan biasa.

Aurat wanita menjadi komoditas dalam industri hiburan baik itu di media elektronika atau media cetak. Di kampung-kampung hiburan keyboard pada resepsi perkawinan atau sunatan tidak asyik jika biduanitanya tidak memakai gaun mini seperti pakaian masyarakat primitif dan bergoyang atraktif seperti adegan hubungan suami isteri.

Aurat wanita bagian dari privasi hanya boleh dilihat oleh suami tercinta menjadi milik umum. Bukankah kemajuan pradaban manusia dinilai dari kesopanannya dalam berbusana. Islam telah mengatur wanita muslimah dalam mengenakan busana sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “Hai Nabi katakanlah kepada isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh bagian tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali karena itu mereka tidak diganggu.

Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59). Jilbab sejenis baju kurung yang lapang dan longgar untuk menutupi aurat tubuh wanita agar tidak terlihat menonjol mulai dari bagian kepala wajah, dada, paha dan betis wanita. Jilbab bukan baju kurung yang ketat dan sempit sehingga terlihat menonjol buah dada.

Mengenai aurat wanita terdapat riwayat yang menjelaskannya. Dari Aisyah bahwa Asmah binti Abu Bakar masuk ke dalam rumah Rasulullah berpakaian tipis tembus mata memandang aurat tubuhnya, Rasulullah SAW memalingkan wajahnya seraya bersabda: “Hai Asmah sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa tidak patut menampakkan sesuatu dari tubuhnya melainkan ini dan ini” Rasulullah SAW menunjuk muka dan tapak tangan hingga pergelangan tangannya sendiri. (HR. Abu Daud).

Dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: “Perempuan yang berpakaian tapi telanjang cenderung kepada perbuatan maksiat dan memancing orang lain kepada perbuatan maksiat. Di hari akhirat rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak akan bisa masuk syurga dan tidak akan mencium bau syurga padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan” (HR. Muslim).

Selain tidak dibolehkan memamerkan aurat tubuhnya seorang wanita muslimah juga dilarang memakai wangi-wangian berjalan ke luar rumah. Karena wewangian itu dapat mengundang perhatian dari kaum laki-laki.

Jika sang wanita sengaja memakai wewangian untuk menarik perhatian dari lawan jenisnya maka ia dianggap sebagai pezina sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Wanita yang memakai wangi-wangian kemudian berjalan keluar rumah lewat di depan orang banyak dengan bermaksud menarik perhatian maka ia seperti orang yang berzina dan setiap mata yang memandangnya seperti berzina pula”. (HR Abu Daud dan Turmudzi).


Selengkapnya.....

Para Pemimpin Agama Serukan "Pendekatan Pragmatis" dalam Upaya Berantas AIDS


PERWAKILAN agama-agama besar menyerukan "pendekatan pragmatis" terhadap upaya memberantas AIDS dan keterlibatan lebih besar oleh komunitas agama.
Sebuah dokumen yang dirilis di sela-sela Konferensi AIDS Internasional ke-18 di Wina, ibukota Austria, menyerukan agama-agama "agar terus berbuat untuk mengakhiri stigmatisasi dan diskriminasi" yang dialami para penderita penyakit tersebut.

Dokumen itu, yang telah disetujui dalam sebuah forum di Amsterdam, Belanda, pada Maret lalu, diteken oleh wakil-wakil dari agama Kristen, Islam, Yahudi, Hindu, Budha, Sikh dan Baha’i.



Dokumen tersebut menyerukan suatu "pendekatan pragmatis" dalam pemberantasan penyakit itu, dan mendesak semua kelompok keagamaan agar mengambil peran lebih aktif, kendati ada permusuhan dari beberaoa pemimpin agama -- utamanya Paus Bededictus XVI -- terhadap penggunaan kondom.

"Kami ingin melakukan segala sesuatu sebatas kemampuan untuk menyelamatkan jiwa. Kami membutuhkan sebuah gereja kompeten terhadap HIV," ujar Nyaradzyayi Gumbonzvanda, ketua Young Women’s Christian Association (YWCA).

"Rekomendasi kami terhadap komunitas-komunitas agama adalah menyediakan informasi yang sepenuhnya dapat diakses dan informasi komprehensif tentang kesehatan seksual dan reproduktif kepada wanita dan gadis yang memungkinkan mereka mengambil keputusan," ujarnya.

"Gereja harus menerima ini," imbuh Gumbonzvanda.





Selengkapnya.....

Jusuf Kalla Pimpin Palang Merah Asia Tenggara


Jakarta, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla dipercayakan untuk memimpin forum Palang Merah dan Bulan Sabit Merah se-Asia Tenggara. "Kita memutuskan bahwa Palang Merah se-Asia Tenggara harus ada koordinatornya," kata Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis.

Pertemuan "South East Asia Leaders Meeting 2010" merupakan pertemuan kelima dengan menargetkan suatu deklarasi yang disebut Deklarasi Jakarta. Pertemuan tersebut dihadiri ketua dan sekretaris jenderal Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dari 11 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Mnyanmar, Pilipina, Thailand, Vietnam dan Timor Leste.


Deklarasi Jakarta yang bertujuan memperkuat komitmen Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di kawasan subregional se-Asia Tenggara dalam merancang aksi konkret untuk mengimplementasikan kebijakan Strategi 2020, berisi enam butir pernyataan sikap.

Butir pertama yaitu kerjasama dalam implementasi Strategi 2020. Strategi tersebut di antaranya menyelamatkan hidup dan memperkuat pemulihan masyarakat dari bencana dan krisis. Selain itu strategi tersebut juga mendorong kehidupan yang lebih aman dan lebih sehat serta menyediakan bantuan lebih baik bagi kaum yang termarginalkan, dan mempromosikan keterlibatan sosial dan kontribusi terhadap perdamaian.(Ant)




Selengkapnya.....

Kamis, 22 Juli 2010

Bila Terbuka, Berbudaya, Muhammadiyah Akan Segar dan Tidak Membosankan


Malang – Umur satu abad Muhammadiyah menurut Prof. Dr. Syafiq Mughni, MA, salah satu anggota PP Muhammadiyah yg baru saja terpilih, seharusnya menjadi sebuah budaya baru melalui proses asimilasi dan akulturasi budaya.

”Sehingga, mari kita jadikan Muhammadiyah sebagai budaya baru lewat asimilasi dan akulturasi budaya, lewat kajian pengetahuan yang sudah teruji intelektualitasnya untuk pencerahan umat kita,” ungkapnya, Sabtu (15/05/2010) pada acara “Muhammadiyah Update” di Kampus Univ. Muhammadiyah Malang (UMM) bertema : Muhammadiyah dan Pertarungan Identitas Budaya Kontemporer.

Seperti yang dimuat dalam website www.umm.ac.id, Syafiq mengungkapkan bahwa adalah mungkin peradaban antara Islam dan Barat terjadi proses asimilasi. Dari beberapa unsur tergabung menjadi satu kemudian menjadi budaya baru yang mencerahkan. Proses akulturasi ini kemudian akan menjadi budaya yang dominan.



Menurutnya, bila Muhammadiyah melakukan hal diatas, langkah ini adalah proses Islamisasi pada wilayah baru, sehingga dengan demikian Muhammadiyah menjadi organisasi yang baru, segar dan tidak membosankan.

Manusia Kosmopolitan

Sementara itu Guru Besar Univ. Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Syamsul Arifin, M. Si, mengutip pemikiran dari seorang ahli asal Amerika, James Peacock tentang Muhammadiyah yang dinilainya sebagai kelompok terbuka dalam menerima kebudayaan dari luar.

Dinilainya, bahwa organisasi yang berkembang pesat pada era 70-an ini pernah menjelma sebagai gerakan yang tidak terikat pada otoritas, yang merupakan representasi dari manusia modern. Sehingga, orang Muhammadiyah bisa disebut kosmopolitan.

Namun Syamsul Arifin menyatakan bahwa perlu menguji apakah kekuatan budaya itu sudah melekat atau tidak. Karena, Muhammadiyah dinilai Syamsul mengalami infiltrasi idiologis. Fenomena tersebut dapat dilihat dengan mengubah kepribadian Muhammadiyah yang inklusif ke arah eksklusif.

Perubahan budaya dari kosmopolitan menjadi eksklusif tersebut sangat berdampak pada perkembangan amal usaha Muhammadiyah yang tidak dinamis. “Di sisi lain, dunia pendidikan Muhammadiyah tidak lagi menjadi pemain yang diperhitungkan dan kekurangn peminat,” ujar Syamsul menyayangkan.

Syamsul menekankan bahwa, pengertian budaya tidak diartikan dalam batas kesenian belaka. Sejatinya, di dalam kebudayaan tersebut mengandung system of knowledge yang syarat akan ide, nilai dan sikap.

Syamsul juga mengingatkan bahwa kekuatan Muhammadiyah salah satunya adalah sifatnya yang religius reformis. “Saya menangkap uforia itu pada kader Muhammadiyah, karena tidak gampang mempertahankan dan memelihara Muhammadiyah hingga satu abad seperti ini” ungkap guru besar UMM tersebut. (arif)




Selengkapnya.....

Diduga Misionaris: Tiga Warga Amerika Diusir dari Meulaboh



MEULABOH - Tiga warga negara asing berkebangsaan Amerika Serikat, Senin (19/7) siang diamankan petugas Imigrasi Meulaboh guna menghindari amuk massa karena dugaan melakukan aktivitas sebagai misionaris dengan membawa misi agama tertentu. Masyarakat semakin resah karena ada tiga warga Aceh Barat dilaporkan telah pindah ke agama lain namun mereka mengaku proses pindah agama (termasuk saat dibaptis) berada di bawah alam sadar.

Informasi yang diterima Serambi dari Imigrasi Meulaboh menyebutkan, ketiga warga negara asing berkebangsaan Amerika Serikat itu masing-masing Kelly Glenn Jordan, kelahiran Texas (nomor paspor 207484143), Robin Kay Jordan, kelahiran California (nomor paspor 711752785), serta anak mereka Mackenrie Claire Jordan, kelahiran California (nomor paspor 711752786). Ketiga warga Amerika yang masih merupakan satu keluarga itu baru beberapa hari lalu tiba di Meulaboh untuk bekerja pada sebuah yayasan sosial (koperasi dan usaha kecil).






MEULABOH - Tiga warga negara asing berkebangsaan Amerika Serikat, Senin (19/7) siang diamankan petugas Imigrasi Meulaboh guna menghindari amuk massa karena dugaan melakukan aktivitas sebagai misionaris dengan membawa misi agama tertentu. Masyarakat semakin resah karena ada tiga warga Aceh Barat dilaporkan telah pindah ke agama lain namun mereka mengaku proses pindah agama (termasuk saat dibaptis) berada di bawah alam sadar.

Informasi yang diterima Serambi dari Imigrasi Meulaboh menyebutkan, ketiga warga negara asing berkebangsaan Amerika Serikat itu masing-masing Kelly Glenn Jordan, kelahiran Texas (nomor paspor 207484143), Robin Kay Jordan, kelahiran California (nomor paspor 711752785), serta anak mereka Mackenrie Claire Jordan, kelahiran California (nomor paspor 711752786). Ketiga warga Amerika yang masih merupakan satu keluarga itu baru beberapa hari lalu tiba di Meulaboh untuk bekerja pada sebuah yayasan sosial (koperasi dan usaha kecil).

Kepala Imigrasi Meulaboh, I Gunawan KS yang ditanyai Serambi, Selasa (20/7) membenarkan pihaknya telah mengamankan ketiga warga asing berkebangsaan Amerika Serikat tersebut. Kebijakan itu dilakukan Imigrasi untuk menghindari amuk massa dan hal-hal yang tak diinginkan karena ketiga warga asing itu dicurigai melakukan tugas misionaris. “Ketiga warga negara asing berkebangsaan Amerika Serikat itu kita amankan setelah diserahkan oleh Satpol PP dan WH Aceh Barat untuk proses pemeriksaan,” kata Gunawan.

Menurut Gunawan, setelah dilakukan proses pemeriksaan, ternyata izin dan dokumen lainnya dinyatakan lengkap, tak ada masalah dengan aturan keimigrasian. Sedangkan mengenai laporan lain, termasuk dugaan bahwa ketiga warga tersebut melakukan tugas sebagai misionaris, hal itu bukan kewenangan Imigrasi untuk menanganinya. “Petugas imigrasi hanya menangani persoalan Imigrasi saja, namun menyangkut kasus lainnya, itu diserahkan kepada intansi terkait,” kata Gunawan.

Gunawan juga menginformasikan, ketiga warga Amerika Serikat itu hingga kini sedang mengurus Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) di Imigrasi Meulaboh dengan alasan mereka telah bekerja di wilayah itu. “Ketiga mereka sudah diungsikan ke Medan, Sumatera Utara guna menghindari hal-hal yang tak diharapkan,” ujar Gunawan.

Tak boleh lagi
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Aceh Barat, H Teuku Ahmad Dadek SH kepada Serambi, Selasa (20/7) mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus mencari bukti-bukti lainnya untuk lebih menguatkan indikasi misionaris yang dilakukan oleh ketiga warga negara Amerika Serikat tersebut. Sedangkan barang bukti yang telah diamankan antara lain berupa rekaman video dan beberapa yang lainnya.

Dadek menandaskan, ketiga warga Amerika tersebut kini sudah berada di Medan dan tak diperbolehkan lagi tinggal di Aceh Barat maupun kota lainnya di Aceh. “Keberadaan mereka sangat meresahkan masyarakat dan nyaris diamuk massa, setelah kasus misionaris itu terungkap,” kata Dadek. Akhir-akhir ini, lanjut Dadek, beberapa pekerja dari berbagai daerah lain di Indonesia yang selama ini kerap melakukan kegiatan di Meulaboh, mulai menghilang bersamaan dengan merebaknya laporan adanya kasus misionaris dan adanya warga setempat yang pindah agama.

Tanpa sadar
Masih menurut Ahmad Dadek, Pemkab Aceh Barat masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, mengingat jumlah warga Aceh Barat yang menjadi korban misionaris masih banyak yang belum diketahui. Laporan sementara, ada tiga warga Aceh Barat yang sebelumnya Islam telah pindah agama. Salah satunya adalah warga Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan.

Ironisnya, kata dadek, proses pindah agama ketiga warga yang namanya masih dirahasiakan tersebut terjadi tanpa mereka sadari, mengingat saat mereka dibaptis, tubuh ketiga pria tersebut telah dimasuki roh halus dengan mengaku sebagai Nabi Musa as. “Kini ketiga warga tersebut sudah diboyong ke sebuah pesantren di Aceh Barat untuk mendapatkan pembekalan agama Islam dan telah kembali ke Islam. Apalagi ketiganya mengaku pindah ke agama lain di bawah alam sadar mereka,” demikian Teuku Ahmad Dadek.(edi)



Selengkapnya.....