Senin, 05 Juli 2010

Varia Muktamar 1 Abad: Din Buka Rahasia Langkah Politik Muhammadiyah


Yogyakarta – Setelah mendengarkan tanggapan dari Pimpinan Wilayah dan Organisasi Otonom Muhammadiyah sejak Ahad siang (04/03/2010) hingga sekitar pukul 10 malam, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin menjawab salah satu topik yang dipertanyakan oleh banyak daerah, yaitu tentang langkah politik Muhammadiyah.

“Ini berkaitan dengan sikap politik Muhammadiyah pada tahun 2009. Ini yang menjadi isu yang hangat terakhir ini. Saya banyak ditanya oleh wartawan, karena dikaitkan dengan diri saya. “ katanya.

“Pertama, memang ada perbedaan pendapat diantara kita dalam memandang hubungan Muhammadiyah dan politik. Ini mahzabnya banyak. “ katanya. Menurutnya ada yang berfikir agar Muhammadiyah urus panti asuhan atau sekolah saja. Namun Ada yg berfikir bahwa Muhammadiyah harus berkiprah dalam dinamika kebangsaan.” Perbedaan ini memang tidak mudah untuk didialogkan.” katanya.


Selanjutnya Din menerangkan tentang kiprah Muhammadiyah yang menurutnya tidak pernah lepas dari politik, sejak awal didirikan hingga era reformasi.

“Pada era reformasi, sangat mengemuka sekali peran politik Muhammadiyah. Bahkan menjadi lokomotif reformasi, hingga ada pembicaraan di Sidang Tanwir Semarang yang kemudian melahirkan aktualisasi politik Muhammadiyah” terangnya.

“Pada periode Buya Syafii Maarif, ada peristiwa penting. Ketika menghadap Wakil Presiden Megawati saat itu” terangnya. Menurut Din saat itu PP Muhammadiyah membuat pernyataan yang isinya antara lain mendesak Wakil Presiden Megawati Sukarno Putri untuk tampil memegang Kepemimpinan Nasional.

Pada tahun 2004 juga pada Periode Syafii Maarif, Din menerangkan ada juga langkah politik hingga ada pleno khusus juga, untuk mendorong kader terbaik Muhammadiyah. “Besar sekali peran politik Muhammadiyah” katanya.

“Untuk 2009 ini, setiap menjelang pemilihan umum secara normatif PP Muhammadiyah mengeluarkan edaran agar warga Muhammadiyah meyalurkan suaranya, tanpa dikaitkan dengan partai tertentu.” katanya. (arif)