Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Sabtu, 08 Desember 2012
30 Pimpinan Aisyiyah Majelis Kesehatan Sumut ikuti Sosialisasi Jampersal Bersama BKKBN
Medan, 7 Desember 2012 – Sebanyak 30 Pimpinan Aisyiyah Majelis Kesehatan Sumatera Utara dari beberapa daerah hadir di Medan mengikuti program "Roadshow Optimalisasi Peningkatan Kesertaan KB MKJP melalui Jampersal " bersama BKKBN Provinsi Sumut, Kamis (6/12) di Hotel Emerald Garden.
.
Pimpinan Aisyiyah Sumut menjadi undangan khusus pihak Perwakilan BKKBN Sumut karena peran organisasi ini sangat strategis ditengah masyarakat. Utusan dari Aisyiyah Sumut itu dipimpin langsung oleh Ketua/Korbid Kesehatan H. Radensir, Ketua Majelis Kesehatan Yuniar R. Yoga dan Sekretaris Dra. Azwinar Apt. Utusan dari beberapa daerah datang dari PDA Medan, PDA Binjai, PDA Langkat, PDA Deli Serdang, PDA Serdang Bedagai dan PDA Asahan. Diharapkan dengan kehadiran utusan Aisyiyah Sumatera Utara itu, maka program komunikasi ke akar rumput dapat dilakukan dengan baik. Apalagi Aisyiyah memiliki amal usaha kesehatan
Jampersal
Hadir pada acara sosialisasi itu, Direktur mengatakan, Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, Slamet Riyadi Yuwono. Dijelaskannya, tahun 2015 Indonesia harus bisa menekan angka gizi buruknya dari 17,9 persen 2007 menjadi sekitar 15 persen. AKB tahun 2007 dari 34/1000 jadi 23/1000, AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup tahun 2015. Maka perlu upaya ekstra keras, untuk mencapai itu. Menurutnya, penyebab banyak Ibu meninggal saat melahirkan, yaitu karena perdarahan, infeksi, eklamsi (tekanan darah meningkat).
Ketiga hal ini bisa terjadi karena saat hamil tidak memeriksakan kehamilannya. “Kenapa tidak memeriksakan kehamilannya, karena tidak punya uang,” ujar Slamet.Maka, jelasnya, negara menjamin ibu hamil baik miskin ataupun kaya harus mau berobat di tempat pelayanan kesehatan dan diatur tenaga kesehatan lalu diatur untuk KB-nya setelah melahirkan. Karena umumnya kematian melahirkan terjadi pada kehamilan ke 3 dan empat,” kata Slamet.
Slamet yang didampingi didampingi Kabid Adpin Perwakilan BKKBN Sumut Drs Datang Sembiring MPHR dan Kasubid Advokasi dan KIE Anthony Ssos menambahkan, sekarang tidak ada batasan kehamilan berapapun ditanggung oleh negara ketika tidak punya uang sepanjang dia menggunakan KB. Kita lakukan roashow ini untuk melihat pelaksanaan jampersal dan menyerap saran-saran yang ada,” imbuhnya
Slamet menjelaskan, persalinan Jaminan persalinan (Jampersal) gratis sebanyak 4 kali yaitu 3 bulan kehamilan pertama sebanyak 1 kali, 3 bulan kehamilan kedua sebanyak 1 kali dan 3 bulan kehamilan terakhir sebanyak 2 dua kali pada waktu mau melahirkan. Baik di RS, Polindes, Puskesmas dan yang pelayanan keseahtan yang memiliki kerjasama. Juga 42 hari pemeriksaan selama masa nifas termasuk biaya rawat inap. Kecuali minta tambahan beli popok atau susu, vitamin. “Bila ada pengutipan beritau infonya dan data yang konkrit. Ada MOU dan sanksinya mulai teguran sampai pembatalan MoU,” tegas Slamet.
Jampersal gratis bagi ibu yang mau melahirkan dan tidak punya jaminan kesehatan dan disitulah ikut KB. “Siapapun ibu hamil di Indonesia ini yang tiak punya jaminan persalinan boleh ikut jampersal sampai kapanpun dan tidak masalah, cukup dengan KTP saja,” tukasnya. Sementara Deputi Bidang KB Dan KR BKKBN dr Julianto Witjaksono AS MGO SpOG (KFer) dalam makalahnya Pembinaan Kesertaan KB dalam Jampersal menyampaikan manfaat KB untuk perempuan dan keluarga dan manfaat KB untuk masyarakat. *** yuni/mkes-su
Selengkapnya.....
Langganan:
Postingan (Atom)