Sabtu, 02 Juli 2011

Muhammadiyah Kembangkan 1000 Taman Baca untuk Masyarakat


Muhammadiyah akan mengembangkan 1000 taman baca ( Bustanul Qutub) bagi warga masyarakat. Pengembangan 1000 pustaka di seluruh Indonesia itu akan dilakukan melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Muhamamdiyah di seluruh Indonesia. Dengan 1000 taman baca (pustaka) itu diharapkan kontribusi Muhammadiyah terhadap upaya pencerdasan anak bangsa akan lebih konkrit.

Demikian dijelaskan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumatra Utara, Syaiful Hadi JL, dari Joqjakarta. Majelis Pustaka dan Informasi menggelar rapat kerja nasional di Universitas Ahmad Dahlan, Joqjakarta. Tim MPI Sumatera Utara diwakili oleh Syaiful Hadi J.L (ketua), Eko Purwanto (Sekretaris) Adrivan Diwirsyah (Bendahara).

Rapat Kerja nasional Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. HM Din Syamsudin, MA. Ketua Umum PP Muhammadiyah berharap agar rakernas menghasilkan program-program yang bisa diakses oleh masyarakat dalam rangka mengembangkan dakwah Islam dan menyosialisasikan program Muhammadiyah. Apalagi dalam perkembangan teknologi informasi dimana perubahan terjadi sangat cepat. “ Masyarakat membutuhkan informasi yang bisa mencerahkan,” tegas Din.



Muhammadiyah akan mengembangkan 1000 taman baca ( Bustanul Qutub) bagi warga masyarakat. Pengembangan 1000 pustaka di seluruh Indonesia itu akan dilakukan melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Muhamamdiyah di seluruh Indonesia. Dengan 1000 taman baca (pustaka) itu diharapkan kontribusi Muhammadiyah terhadap upaya pencerdasan anak bangsa akan lebih konkrit.

Demikian dijelaskan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumatra Utara, Syaiful Hadi JL, dari Joqjakarta. Majelis Pustaka dan Informasi menggelar rapat kerja nasional di Universitas Ahmad Dahlan, Joqjakarta. Tim MPI Sumatera Utara diwakili oleh Syaiful Hadi J.L (ketua), Eko Purwanto (Sekretaris) Adrivan Diwirsyah (Bendahara).

Rapat Kerja nasional Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. HM Din Syamsudin, MA. Ketua Umum PP Muhammadiyah berharap agar rakernas menghasilkan program-program yang bisa diakses oleh masyarakat dalam rangka mengembangkan dakwah Islam dan menyosialisasikan program Muhammadiyah. Apalagi dalam perkembangan teknologi informasi dimana perubahan terjadi sangat cepat. “ Masyarakat membutuhkan informasi yang bisa mencerahkan,” tegas Din.

"Perkembangan teknologi informasi telah banyak mengubah dunia.Apa yang terjadi di Timur Tengah saat, bisa kita saksikan saat ini juga di negara kita", ujar Din Syamsudin mencontohkan."Sehingga kemajuan Muhammadiyah yang akan datang, akan turut ditentukan dan dibantu oleh kemajuan teknologi informasi", lanjutnya.
Dalam bidang pustaka, Din Syamsudin berharap agar ditumbuhkan gerakan gemar membaca. Kalau dalam bidang pendidikan ada Bustanul Atfhfal, maka dalam bidang gerakan gemar membaca ini, kita perlu mencanangkan Bustanul Qutub (Taman Bacaan).

Sementara itu Drs. H Muchlas, MT Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mengatakan bahwa salah satu program MPI adalah akan membangun 1000 Taman Bacaan di seluruh Indonesia. 1000 Taman Bacaan ini akan berbasis di cabang dan ranting Muhammadiyah."Insya Allah dalam waktu dekat ini, kita akan melaunching beberapa taman pustaka, di beberapa wilayah sebagai pilot proyek", jelas Muchlas.

Khusus untuk pengembangan taman baca ( pustaka) ini, Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumut bertekad untuk segera mengembangkan 100 pustaka di Simatera Utara. 100 pustaka itu meliputi Pustaka Masjid, Pustaka Amal Usaha ( Perguruan Tinggi dan Sekolah), Pustaka Organisasi dan Pustaka Mandiri.

Rakernas yang akan berlangsung sampai tanggal 3 Juli 2011 ini, dihadiri oleh MPI tingkat wilayah se-Indonesia, Majelis dan Lembaga PP Muhammadiyah, Ortom tingkat Pusat dan beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Hadir dalam acara pembukaan Rakernas ini antara lain; Prof. DR. H Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah, Hj.Siti Hadiroh Ahmad dari PP Aisyiyah, dan Wakil Rektor I UAD DR Ir Dwi Sulisworo, MT. ***


Selengkapnya.....

Selasa, 28 Juni 2011

AISYIYAH SUMATERA UTARA FOKUS TINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT



















Medan, 28 Juni 2011 – Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara melalui Majelis Kesehatan kini memiliki berbagai program yang fokus pada upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Demikian disampaikan Ketua Majelis Kesehatan PW Aisyiyah Sumatera Utara Yuniar R. Yoga dan Sekretaris Dra. Azwinar Apt kepada wartawan di Medan, Selasa (28/6).

Untuk kegiatan itu Aisyiyah selain akan melakukan sosialisasi berbagai tip’s kesehatan kepada warga Aisyiyah juga akan melakukan kegiatan yang sama kepada amsyarakat luas lewat kegiatan kampanye kesehatan dan bakti sosial kesehatan.

Untuk kegiatan itu, PW Aisyiyah Majelis Kesehatan telah mulai melakukan inisiasi kepada warga di Kabupaten Langka, Minggu (26/6) lalu. Dihadapan ratusan warga Aisyiyah dari 8 cabang di telah disosialisasik tip’s menyusui dini dan ASI ekslusif oleh tim kesehatan Aisyiyah, Dr.Dwi Mayaheti Nasution. Karena masih banyak warga yang tidak paham manfaat sesungguhnya dari pemberian kepada kepada bayi. “ Kami juga memtar video agar warga lebih mudah untuk paham,” kata Yuniar. Kepada warga juga sosialisasikan makanan yang sehat bagi ibu menyusui untuk memperbanyak proten dalam makanan.


Warga Aisyiyah yang hadir berasal dari Cabang Secanggang, Cabang Selesai, Cabang Bahorok, Cabang Padang Tualang, Cabang Stabat, Cabang Tanjung Pura, Cabang Brandan, Cabang Besitang.

Kampanye tentang Asi Ekslusif juga disampaikan Aisyiyah melalui radio M-UMSU. Di radio ini materi juga disampaikan oleh Dr.Dwi Mayaheti Nst yang juga adalah dosen pada Fakultas Kedokteran UMSU.

HARI TB

Program kesehatan Aisyiyah yang menjadi fokus adalah upaya mengentaskan TB yang penderitanya masih cukup banyak. Diharapkan Pimpinan Aisyiyah Sumatera Utara yang berasal dari berbagai majelis, Majelis Kesehatan melakukan sosialisasi terhadap upaya pengentasan penderita TB, Sabtu (25/6) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumatera Utara di Medan.

“ Diharapkan semua pimpinan Aisyiyah menjadi kader TB sehingga mereka seharusnyalah paham dan mengerti apa TB dan paham pula untuk memberikan solusinya,” jelas Yuniar. Kegiatan sosialisasi diinternal Aisyiyah kali ini diberikan oleh Dr.Sri Arbaningsih Sp P. Dia adalah dosen FK UMSU juga dokter praktek di RSUM.

Juga dijelaskan, dalam rangka Milad Aisyiyah ke-97, PW Aisyiyah Majelis Kesehatan bersama Majelis Diknas mengadakan “lomba sekolah sehat” di tujuh daerah di Sumatera Utara, masing-masing Deli Sedang, Serdang Bedagai, Tebingtinggi, Binjai, Langkat, Medan dan Karo. Puncak acara yang akan berlangsung di Kampung Dadap [pada 27 Juli 2011 nanti, PW Aisyiyah juga akan menggelar kegiatan bakti social kesehatan.

Selengkapnya.....

Sabtu, 25 Juni 2011

Wakil Ketua DPRSU Letakkan Batu Pertama SMK3 Muhammadiyah Labura


Aek Kanopan – Wakil Ketua DPRD Sumut H. Kamaluddin Harahap meletakkan batu pertama pembangunan ruang kelas baru SMK-3 Muhammadiyah Labura (Labuhan Batu Utara), di Aek Kanopan, Jumat 24/6. Acara yang dirangkai dengan tabligh akbar itu dihadari ratusan warga persyarikatan. Hadir Ketua PDM Labura Munir Siregar, Ketua PDM Labuhan Batu H. Yursalin, Kepala SMK-3 Taufik Hidayat serta pimpinan ortom Muhammadiyah Labura.

Penambahan ruang keras sebanyak tiga lantai itu dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan ruang belajar yang lebih representatif karena sekolah itu mengalami kemajuan yang sangat menggembirakan.


Wakil Ketua DPRDSU dari fraksi PAN itu menyampaikan kegembiraan dan rasa bangganya atas semangat warga persyarikatan di Labura untuk memiliki gedung sekolah yang representaif. “Insya Allah saya sebagai kader Muhammadiyah akana ikut berjuang menyelesaikan pembangunan sekolah ini,” kata Kamaluddin.

Pada kesempatan itu, Kamaluddin menyerahkan bantuan sebesar Rp 200 juta untuk pembangunan Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Asahan, Jln Mutiara Kisaran. Penyerahan bantuan untuk STIEM itu digelar serangkaian dengan pelantikan PDAM Asahan.*** shd



Selengkapnya.....

Pengurus Wilayah Riau Pemuda Muhammadiyah resmi dilantik


PEKANBARU - Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah periode 2010_2014 dilantik. Anggota Fraksi A DPRD Riau, Jabarullah didapuk untuk mengnahkodai organisasi Pemuda Muhammadiyah hingga 2014 nanti. Pelantikan yang dilakukan di Hotel Pangeran Pekanbaru tersebut dihadiri oleh tokoh nasional yang juga mantan ketua MPR-RI di masa pemerintahan presiden Abdurachman Wahid, Amien Rais.

Ketua PWPM, Jabarullah mengatakan bahwa organisasi Pemuda Muhammadiyah merupakan organisasi temmpat pembelajaran pemuda-pemuda Muhammadiyah di segala bidang. Termasuk membentuk karakter pemuda yang diharapkan akan dapat menjadi pemimpin di masa mendatang.


"Langkah strategis organisasi Pemuda Muhammadiyah adalah menyiapkan kader-kader pemimpin di masa mendatang. Organisasi juga menjadi tempat 'menggodog' para pemuda khususnya anggota Pemuda Muhammadiyah memiliki karakter dan jiwa kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai agamis. Sehingga ke depan akan menjadi pemimpin yang berakhlak baik," terangnya.

Sementara itu, Amein Rais mengatakan bahwa masanya Megawati, SBY, Amin Rais dan lainnya sudah lewat. Untuk itu, pemuda-pemuda harus menyiapkan diri untuk menggantikannya menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan berorganisasi di Pemuda Muhammadiyah.

"Pemuda Muhammadiyah akan mendidik dan menyiapkan para pemuda yang tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah untuk menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang menggantikan pemimpin saat ini yang sudah masuk ke masa 'sunset'," selorohnya.***(H-we)



Selengkapnya.....

Jumat, 24 Juni 2011

MENGENANG “PEMBESAR” MUHAMMADIYAH HR MOHAMMAD SAID























Oleh: Shohibul Anshor Siregar

”.....sebaiknya tangisilah diri sendiri karena tidak mempunyai jasa sebesar almarhum HR Mohammad Said” (HAMKA, 1939)


Tanggal 25 Nopember 1927. Pada sebuah tempat di Jalan Nagapatam Nomor 44 Kampung Keling, Medan. Biasanya di sana berlangsung pengajian rutin. Tetapi kali ini berubah agenda menjadi rapat pembentukan organisasi Muhammadiyah. Pemimpin pertemuan bernama Hr Mohammad Said. Ia seorang cendekiawan dan aktivis politik (Sarikat Islam Pematangsiantar). Hr Mohammad Said juga dikenal sebagai pemimpin sebuah surat kabar (Pewarta Deli). Sebelum maupun sesudah pendirian Muhammadiyah Sumatera Timur, beliau sudah kerap mewartakan organisasi ini kepada pembacanya.

Jika terdapat jama’ah yang berbilang, tentulah pengurus Muhammadiyah yang diputuskan saat itu tak cuma belasan orang: Hr Mohammad Said (Ketua), Djuin St Penghulu (Wakil), Maspono (Sekreraris), Pangulu Manan (Wakil), dan seorang advisor bernama Tandjung Moehammad Arief . Selain itu kepengurusan dilengkapi 5 anggota: Kongo St Maradjo, Hasan St Batuah, Awan St Saripado, H Su’ip, dan Sutan Berahim.

Tempat pertemuan itu kini sudah berubah nama menjadi Jalan Kediri. Setelah berlalu 83 tahun, di antara pembaca mungkin ada yang berfikir: ”tidakkah diperlukan merenovasi gedung pertemuan itu menjadi monumen penting dengan peruntukan kegiatan dakwah?” Patutlah direkomendasikan untuk Musywil XI mendatang.



Mengembangkan Sayap pada Masa Sulit. HR Mohammad Said memimpin pengembangan Muhammadiyah dengan titik awal di sebuah kota terpenting (Medan). Setelah itu tercatatlah pertumbuhan cukup menggembirakan di berbagai kota dan pelosok lainnya. Dalam tulisan singkat ini hanya akan disebut beberapa tempat dan waktu. Karena keterbatasan tidak mungkin menguraikan keseluruhan.

Di Sumatera Barat telah lebih dahulu berdiri (1925). Diperkirakan beberapa tempat di Tapanuli juga lebih dahulu mengenal Muhammadiyah. Dalam beberapa catatan terpercaya, malah para pendatang dari Sumatera Barat telah memperkenalkan Muhammadiyah sambil menjalankan aktivitasnya berdagang atau kegiatan intelektual lainnya, bahkan sebelum tahun 1927 di daerah-daerah yang mereka datangi, termasuk wilayah-wilayah sekitar perkebunan di Sumatera Timur.

Dalam Seminar Sejarah Muhammadiyah Sumatera Utara (1990) Ketua PDM Tapanuli Selatan almarhum H Ruhum Harahap menuturkan Muhammadiyah di daerahnya merupakan pengembangan langsung dari Sumatera Barat, dan secara resmi berdiri di Padangsidimpuan tahun 1930, disusul kemudian di Sipirok. Dari data yang dihimpun HM Nur Rizali ditemukan beberapa catatan sejarah perkembangan dengan pola tertentu. Setelah berdiri di Sumatera Timur (1927) maka pada tahun yang sama berdiri pula di Tebing Tinggi dan Kisaran.

Rupanya jarak antara satu dan lain tempat tidak selalu memudahkan pengembangan. Ini terlihat dari fakta bahwa meskipun Medan dengan Binjai atau Belawan begitu dekat, tetapi justru di kedua kota itu Muhammadiyah barulah berdiri resmi beberapa tahun kemudian. Tercatat bahwa di Binjai Muhammadiyah berdiri tahun 1930, bersamaan tahun dengan pendirian di Pematangsiantar dan Tanjungbalai. Sedangkan di kota Belawan pada tahun 1933, bersamaan tahun dengan pendirian di kota Rantauprapat dan Gunungsitoli (Pulau Nias).

Tanah Karo sudah lama diangap penting bagi para missionaris. Pada saat Muhammadiyah berdiri di sana (1936), beberapa gereja sudah berdiri sebagai hasil pekerjaan para missionaris itu. Begitu pun di Kota Berandan baru berdiri tahun 1939, sedangkan pada tahun itu di tempat terpencil di pedalaman Tapanuli Utara seperti Sirihit-rihit, Aekbotik, Janji Angkola dan Sibulan-bulan sudah berdiri Madrasah.

Peserta Seminar Sejarah Muhammadiyah (1990) sepakat akan pentingnya penulisan sejarah Muhammadiyah Sumatera Utara secara serius. HM Nur Rizali telah memulainya dengan penulisan karya rintisan berjudul ”Sejarah Hidup Tokoh-Tokoh Muhammadiyah Sumatera Utara dan Perkembangan Cabang-cabangnya”, yang diterbitkan DPD IMM (2000). Penulisan sejarah ini pun patut direkomendasikan kepada Musywil XI.

Tokoh Luar Biasa. Dalam kondisi kekinian, kira-kira beranikah kita melamar Muktamar Muhammadiyah berikut di Kota Medan atau di kota lain di Sumatera Utara? Berani, dan kita pasti mampu. Itulah mungkin jawaban optimistik dari sebagian pembaca. Tetapi, bayangkanlah, saat baru berusia 12 tahun, begitu berani menjadi tuan rumah Muktamar. Bayangkan lagi, saat itu Indonesia belum merdeka. Sebenarnya Muktamar ke 28 tahun 1939 di Medan adalah hasil pinangan ketiga setelah pinangan resmi yang diajukan pada Muktamar 25 (Betawi), Muktamar 26 (Yogjakarta) dan Muktamar ke 27 (Malang). Jumlah pengunjung yang tak kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) orang pada Muktamar ke 28 ini cukup melukiskan besarnya perhelatan tersebut. HR Mohammad Said memang orang besar.

Semua data ini dicatat pada Majalah Soeara Moehammadijah Nomor 4 Tahun 1939. Ngomong-ngomong, berapa banyak warga Muhammadiyah Sumatera Utara yang berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah sampai kini? Mungkin, ini juga perlu menjadi rekomendasi untuk Musywil XI Januari mendatang.

HR Mohammad Said wafat tanggal 22 Desember 1939. HAMKA menceritakan perihal wafatnya tokoh besar ini dengan rinci. Tentang jumlah pelayat yang demikian besar, tentang pemberitaan media yang melukiskan perasaan kehilangan. Tetapi ada yang amat menarik, bahwa saat menyaksikan deraian air mata jama’ah yang menangisi kepergian almarhum HR Mohammad Said, dengan amat tegas HAMKA berkata:

”Apa yang kita tangiskan tuan-tuan? Siapa yang kita tangisi? Padahal almarhum yang kita cintai ini wafat meninggalkan jasa yang amat besar. Kalau hendak menangis juga, sebaiknya tangisilah diri sendiri karena tidak mempunyai jasa sebesar almarhum HR Mohammad Said”.


Selengkapnya.....

Kamis, 23 Juni 2011

Kisah Din Syamsuddin Bebaskan Kartini dengan Kitab Kuning dan Pisang Raja


Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin punya pengalaman menarik saat membebaskan seorang TKI yang terancam hukuman rajam sampai mati di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). TKI tersebut akhirnya bebas lewat diplomasi yang unik, yaitu berbekal kitab kuning dan pisang raja.

Cerita ini terjadi pada tahun 1999. Saat itu, Din menjabat sebagai Dirjen Pembinaan Penempatan Tanaga Kerja Depnakertrans yang bertugas menangani permasalahan TKI.

"Ada kasus TKW yang terancam hukuman rajam sampai mati karena dituduh berzina dengan penjaga rumah majikan yang berasal dari Srilanka. Namanya Kartini asal Karawang," kata Din saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/6/2011).

Saat itu, berita ini menimbulkan reaksi besar di Tanah Air. Din pun berangkat bersama sejumlah rombongan, antara lain wakil dari Kowani dan LSM Solidaritas Perempuan. Beberapa wartawan juga turut mendampingi Din.

Nah, ada yang menarik saat Din hendak berangkat ke UEA. Untuk memperlancar proses diplomasi, Din sengaja membawa kitab kuning yang berisi tentang hukum zina.

"Saya membekali diri dengan pandangan fiqih tentang hukuman tersebut. Maka saya membawa fotokopi kitab kuning tentang bab tersebut," ujarnya.

Ada hal lain yang dibawa Din ke negeri Timur Tengah tersebut, yakni dua peti pisang raja. Apa alasannya? Berdasarkan hasil riset, ada seorang pangeran di UEA yang pernah bertugas di Indonesia dan sangat menyukai pisang tersebut. Din yakin, apa yang dibawa bisa membantu proses pembebasan.

"Kami membawa dua peti pisang raja, buah-buahan makanan kesukaan seorang pangeran yang pernah bertugas di Jakarta yang kebetulan berasal dari daerah tersebut, yaitu Muhammad Alkinbi," jelasnya.

Setibanya di UEA, Din langsung bertemu dengan ketua Mahkamah Syariah. Awalnya, tidak ada titik temu guna membebaskan Kartini dari hukuman rajam. Din lalu menggunakan argumen politis tentang efek penerapan hukum tersebut bagi citra Islam secara internasional.

Tidak hanya itu, Din juga kemudian mengajak ketua Mahkamah Syariah tersebut berdebat soal mazhab. Khususnya ketentuan tentang hukum rajam dan zina. "Itu karena belum pernah ada preseden tentang pelaksanaan hukum tersebut," imbuhnya.

Pada suatu sore, Din akhirnya mendapat kabar bahagia. Hakim syariah memutuskan Kartini bebas dari jeratan hukum rajam sampai mati. Bahkan, Din mendapat undangan makan malam dari hakim tersebut, meski kemudian ditolaknya.

"Kata orang kedutaan, itu sebuah kehormatan. Namun, kita tidak memenuhi, karena saya tidak mau terkesan penyelesaian ini dari belakang," jelas Din.

Lalu apa yang terjadi dengan pisang raja yang dibawa Din? Menurutnya, pisang tersebut langsung diantara ke kediaman sang pangeran. Dia meyakini, pemberian pisang tersebut ikut mempengaruhi upaya pembebasan Kartini dari hukuman.

"Saya yakin karena dia itu pangeran yang cukup berpengaruh. Dan dia juga pernah bertemu dengan ketua Mahkamah Syariahnya," cerita Din.

Belajar dari peristiwa ini, Din mengingatkan pemerintah Indonesia agar terus memegang komitmen untuk membantu para TKI. Pembicaraan tingkat tinggi perlu dilakukan antara Presiden RI dan Raja Arab Saudi.

"Kalau pemerintah Indonesia punya komitmen dan ada langkah serius, sebagian masalah itu pasti bisa diatasi," tegasnya.


Selengkapnya.....

Amien Rais Nilai Kematian Ruyati Penghinaan Bangsa


PEKANBARU- Kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ruyati karena hukuman pancung oleh pemerintah Arab Saudi, dinilai sebagai bentuk tidak adanya perliundungan terhadap pahlawan devisa itu.

“Kematian Ruyati menjadi penyadar, bahwa kebijakan pengiriman TKI tanpa perlindungan, sama saja menghina bangsa sendiri,” kata Amien Rais saat menghadiri pelantikan Pemuda Muhammadiyah Riau di Pekanbaru, Kamis (23/6/2011).

Amien menjelaskan jika hal tersebut terjadi terus, sama dengan pemerintah antikemanusiaan.

“TKI ini sama saja menjadi tontonan anti-kemanusian yang tanpa perlindungan. Pemerintah hanya mengejar devisa, walau pun sebenarnya tidak bermakna,” kata tokoh Muhammadiyah tersebut,” tuturnya.

Amien mendukung agar kebijakan moratorium segera diberlakukan, dan hal itu diminta hanya tidak sekedar simbol . Seandainya harus mengirimkan lagi, lanjutnya, para tenaga kerja harus diawasi dan dilindungi satu persatu.

“Pemerintah selama ini hanya memikirkan kelompok konglomerat saja, sementara rakyatnya kocar kacir. Untuk itu pemerintah tidak membiarkan rakyat kocar-kacir dan terpaksa menjadi budak di negeri orang” tuturnya.

Selengkapnya.....

Aksi Dukung Kejujuran Ala Siswa SD Muhammadiyah 11


Surabaya - Lebih dari 700 orang yang terdiri dari para guru, murid, dan wali murid SD Muhammadiyah 11 Surabaya melakukan 'Aksi 1000 Tanda Tangan Dukung Pendidikan dengan Nilai-Nilai Kejujuran'.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 07.00 WIB di depan Gedung Bhara Whira Sasana Polrestabes Surabaya, tak lepas dari rasa keprihatinan lunturnya kejujuran hampir di setiap aspek kehidupan bangsa, termasuk di dunia pendidikan.

Kasus terungkapnya contek massal di SDN Gadel II Surabaya dan SDN Pesanggrahan 06 Jakarta sesungguhnya merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan di tanah air.
Sekolah yang seharusnya menjadi gerbang kedua setelah keluarga dalam membentuk karakter kejujuran pada generasi muda, ternyata juga tak luput dari virus ketidakjujuran. Yang menarik, dalam aksi ini dua orang personel polisi pun ikut bergabung memberikan tanda tangan sebagai dukungan terhadap aksi dukung kejujuran ini.

Aksi 1000 tanda tangan di kain putih yang dilakukan oleh murid dan Wali murid dari SD Muhammadiyah 11 Surabaya adalah bentuk dukungan dan penghargaan kepada Alif, Ny Siami, Muhammad Abrari Pulungan, dan Ny Irma Winda Lubis yang telah berani mengungkap praktek ketidakjujuran di dunia pendidikan.

"Terungkapnya kasus contek massal tersebut, hendaknya bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk melakukan instropeksi total. Masa karena malu kalau muridnya tidak lulus, maka dengan segala cara dilakukan. Saya kira praktek semacam itu hanya akan membentuk generasi yang rapuh dan tidak berintegritas," ujar Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 11 (Muhlas) Irwan, M.Pd.I disela-sela acara Pelepasan Siswa Kelas 6 dan Pembagian Raport kenaikan kelas 1-5 di Gedung Bhara Whira Sasana Polrestabes Surabaya,Minggu (19/6/2011).

Praktek kecurangan dalam dunia pendidikan sesungguhnya sangat bertentangan dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama pada Pasal 3. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Meski sorot matahari begitu terik saat aksi berlangsung, namun tak mengurangi antusiasme yang besar dari para guru, murid, dan wali murid SD Muhammadiyah 11 Surabaya dalam ikut memberikan dukungan pada gerakan moral ini. Tidak hanya tanda tangan, beberapa wali murid juga menuliskan pesan-pesan moral diatas spanduk, diantaranya: "Cintai Kejujuran, Negara Jujur Rakyat Makmur, Kejujuran Tak Boleh Ditawar, Kejujuran adalah Mutlak".

Rentetan kasus kecurangan maupun bentuk pelanggaran etika yang lain dalam dunia pendidikan, makin meneguhkan bahwa fungsi dan tujuan pendidkan belum sepenuhnya tercapai. Padahal, berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, harus mengarah dalam pencapaian tujuan yaitu dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan antar persona di lingkungan sekolah, pengelolaan mata pelajaran, manajemen sekolah, pelaksanaan kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana.

"Untuk itu Aksi 1000 tanda tangan dukungan untuk pendidikan yang didasari dengan nilai-nilai kejujuran ini, sebagai bentuk komitmen sekolah kami, para pengajar, majelis, wali murid dan murid untuk bersama-sama mengedepankan kejujuran dan nilai-nilai akhlakul karimah dan memacu potensi anak untuk mandiri," pungkas Irwan.*** dtc-sby



Selengkapnya.....

Mendiknas Akui Peran Organisasi Perempuan


JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Nasional menilai peran organisasi perempuan penting dalam mendukung peningkatan keaksaraan dan keterampilan atau kecakapan hidup perempuan Indonesia. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan organisasi seperti PKK, Muslimat NU, Aisyiyah, Dharma Wanita, KOWANI, dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Menteri (SIKIB) telah berperan aktif di bidang pendidikan dan mendukung program pemerintah terutama dalam hal keaksaraan.

“Keberhasilan yang dicapai dalam keaksaraan untuk perempuan tidak dapat dilepaskan dari peran penting organisasi perempuan terutama dalam mencetak kader-kader untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan nasional,” katanya saat membuka International Seminar on Improving Female Literacy in Cooperation with Women NGOs di Hotel Mercure, Jakarta, hari ini.

Nuh menilai partisipasi, inklusi, dan kesetaraan keaksaraan perempuan dewasa menjadi penting. Karena tidak hanya bermakna bagi dirinya, tetapi juga bagi keluarganya, masyarakat, dan bangsa.
"Keaksaraan perempuan yang ingin dikembangkan bukan hanya memampukan baca, tulis, dan hitung semata, tetapi mampu menunjukkan keberdayaan perempuan secara sosial dan ekonomi," ujarnya.

Mendiknas mengutip pidato Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova, yang disampaikan pada peringatan Hari Aksara Internasional di Abuja, Nigeria, tahun lalu.
“Sebanyak 70% buta aksara berada di negara-negara E9 yang diperkirakan sebanyak 510 juta orang, dan dua pertiga dari mereka adalah perempuan.”

Nuh mengingatkan upaya penuntasan buta aksara di kalangan perempuan merupakan investasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seminar International Seminar on Improving Female Literacy in Cooperation with Women NGOs di Hotel Mercure diikuti 20 negara dan diwakili pejabat kementerian masing-masing negara, serta lembaga swadaya masyarakat yang bekerja di bidang keaksaraan.

Para peserta seminar berasal dari negara-negara berpenduduk terbesar di dunia atau disebut E9 countries, yakni Banglades, Brasil, Cina, Mesir, India, Indonesia, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Kegiatan juga melibatkan negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Timor Leste.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Hamid Muhammad menyampaikan, Kemdiknas menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi perempuan melalui program binaan.

Organisasi perempuan seperti Aisyiyah dan Muslimat NU menjalankan program. dibeberapa titik lokasi. Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan organisasi PKK yang ada di tiap desa. "Mereka diberikan kewenangan untuk membina sampai betul-betul bagus," ujarnya.

Hamid menjelaskan, pelaksanaan program ini digulirkan dengan memberikan bantuan dalam bentuk blockgrant. Pemberian bantuan berdasarkan lembaga misalnya lembaga PAUD, bantuan yang diberikan antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 35 juta. (sut)

Selengkapnya.....

Rabu, 22 Juni 2011

Enam Cara Mencegah Infeksi Jamur pada Organ Kewanitaan


KabarIndonesia - Meskipun infeksi jamur pada vagina jarang berakibat serius, tapi jangan pula dianggap sepele karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan, termasuk terhadap pasangan Anda.

Bagi kebanyakan perempuan, gejala infeksi jamur biasanya hanya berupa gangguan seperti rasa gatal, cairan berbau, dan rasa panas, namun infeksi jamur vagina ini jarang berbahaya. Tetapi, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya infeksi jamur. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat membantu Anda mencegah munculnya infeksi jamur.

1. Jaga kebersihan

"Perawatan pribadi dan menjaga kebersihan penting untuk mencegah infeksi jamur pada vagina. Untuk itu, pastikan untuk selalu mencuci daerah intim dengan baik. Menjaga vagina bersih tidak hanya akan membuat Anda segar, tapi juga dapat membantu mencegah infeksi jamur. Ketika mandi, pastikan untuk membersihkan lipatan bagian dalam vagina, yang menjadi tempat jamur tumbuh," kata Dr. Samantha Dunham, MD, seorang ginekolog di Langone NYU Medical Center dan asisten profesor kedokteran di NYU School of Medicine di New York.


"Langkah berikutnya adalah mengeringkan vagina secara menyeluruh setelah pergi ke toilet. Karena jamur tumbuh subur di lingkungan lembab, penting untuk mengeringkan daerah vagina keseluruhan setelah mandi atau buang air kecil. Anda bisa saja menggunakan pengering rambut yang diatur pada putaran rendah dan dingin untuk membuang sisa-sisa air," saran Dr. Dunham.

2. Pilih pakaian yang tepat

Cara Anda berpakaian dapat mempengaruhi risiko terkena infeksi jamur pada vagina. Untuk mencegah infeksi tersebut, upayakan untuk mengenakan pakaian dalam berbahan katun atau serat alami. Pakaian berbahan katun dan sutra dapat menyerap kelembaban, sehingga menjaga Anda tetap kering. Sementara pakaian berbahan nilon dan kain sintetis lainnya dapat menjebak keringat sehingga memicu kelembaban pada kulit Anda, yang akhirnya mendorong pertumbuhan jamur.

Salah satu tips yang disarankan adalah mengganti pakaian yang basah dengan yang kering sesegera mungkin setelah Anda beraktivitas, berolahraga, dan berenang. Jangan biasakan duduk berlama-lama dengan pakaian basah oleh keringat atau usai berenang, karena sering mengganti pakaian yang basah dengan yang kering dapat mencegah kelembaban.

3. Hindari hal-hal yang memicu infeksi jamur

Beberapa produk kosmetik bisa mendorong produksi jamur. Untuk itu, Anda perlu menghindari bahan-bahan yang dapat memicu tumbuhnya jamur, seperti douche. Douching [mencuci bagian dalam vagina dengan cairan] tidak hanya menghancurkan bakteri berbahaya, tetapi juga bakteri yang membantu mengendalikan jamur," kata Dunham. Douching juga dapat menyapu lapisan pelindung alami dari vagina, sehingga Anda lebih rentan terhadap jamur dan infeksi vagina lainnya.

Menggunakan sabun wangi, mandi busa, dan semprotan untuk area intim sebaiknya juga dihindari. Parfum bisa menyebabkan iritasi pada daerah sensitif di dalam vagina, dan dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur. Selain itu juga perlu menghindari tampon beraroma dan kertas toilet berwarna atau dicetak karena dapat menyebabkan iritasi.

Jamur adalah organisme yang menyukai lingkungan hangat dan lembab. Jadi, untuk mencegah pertumbuhan jamur, hindari berlama-lama mandi air panas atau berendam di bak mandi dengan air panas. Juga jangan memakai pakaian ketat yang akan menghambat sirkulasi udara di daerah selangkangan, terutama di musim panas.

4. Waspadai penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat kimia seringkali menyebabkan efek samping. Itulah sebabnya Anda perlu untuk selalu memperhatikan obat yang Anda konsumsi. Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri jahat, tetapi juga "bakteri baik" yang dapat mencegah pertumbuhan berlebih jamur.
"Penggunaan antibiotik, seperti untuk infeksi kandung kemih, merupakan salah satu faktor risiko yang paling umum untuk terkena infeksi jamur," kata Dunham.
Mengkonsumsi steroid dan pil KB juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Jika Anda sering mengalami infeksi jamur, berkonsultasilah dengan dokter Anda mengenai obat yang Anda gunakan, dan mungkin ada obat alternatif.

5. Perawatan pribadi

Seperti kebanyakan penyakit dan infeksi, merawat tubuh Anda secara keseluruhan dapat membantu Anda tetap sehat. Maka dari itu, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup. Biasanya sistem kekebalan tubuh dapat membantu menjaga pertumbuhan jamur tetap terkendali. Tetapi jika Anda kurang tidur, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Cobalah untuk menjaga jadwal tidur yang teratur dan menghindari melakukan aktivitas fisik berlebihan, mengkonsumsi kafein atau makanan berat dalam waktu tiga jam sebelum tidur. Penyakit yang menekan sistem imun, seperti diabetes dan HIV, juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Selain itu, jika Anda memiliki diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali untuk mencegah infeksi jamur.

6. Ubah pola makan

Beberapa studi menunjukkan bahwa makan yogurt yang mengandung kultur aktif dapat membantu tubuh memerangi pertumbuhan jamur yang berlebih. Dunham juga merekomendasikan membatasi asupan gula. Ada beberapa bukti bahwa gula dapat membantu meningkatkan pertumbuhan jamur.

Nah, dengan mengetahui bagaimana cara untuk mencegah infeksi jamur, akan sangat membantu Anda mengurangi risiko berurusan dengan gejala infeksi jamur. (Denny Krisnadhy

Selengkapnya.....

Pemuda Muhammadiyah Perlu Pelopori Program Transmigrasi Pemuda


MEDAN -- Pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah harus senantiasa mengarahkan gerakan dakwah di segala bidang hingga pelosok desa yang dibutuhkan. Salahsatunya, Pemuda Muhammadiyah Sumut perlu mempelopori program Transmigrasi Pemuda di Sumut.
“Hal ini diperlukan agar Pemuda Muhammadiyah kiprahnya tidak hanya bergerak di bidang dakwah semata, melainkan bidang lainnya seperti wirausaha, pertanian dan perkebunan kelapa sawit.

Salahsatunya, Pemuda Muhammadiyah bisa memainkan peran dan kiprahnya seperti di bidang perkebunan kelapa sawit,” kata Wakil Ketua DPRDSU, Ir H Kamaluddin Harahap MSi, saat mendampingi Ketua DPRDSU H Saleh Bangun, ketika menerima audiensi Pengurus dan panitia Pelantikan Pemuda Muhammadiyah Sumut, Kamis (16/06) di gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan.
Sementara Pengurus Pemuda Muhammadiyah yang beraudiensi yakni, Ketua dan Sekretaris Ihsan Rambe SE MSi dan Adrizal SH, Bendahara Zulasfan Tufty SE MM, Wakil Ketua Jamaluddin SPd.Selain itu Wakil Sekretaris juga Sekretaris Panitia Pelaksana Abror Parinduri, Wakil Sekratris Zainuddin SE dan Husni Mubarak serta Wakil Bendahara Erwin Jambak.

Menurut Kamaluddin, program transmigrasi pemuda tersebut perlu dilaksanakan untuk membantu para pemuda khususnya Pemuda Muhammadiyah di Sumut untuk memiliki pekerjaan dan penghasilan. Salahsatunya, jelas Kamaluddin, belajar berkebun sawit di daerah-daerah yang dibutuhkan.

“Sebab di Sumatera Utara ini cukup banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan samasekali untuk perkebunan dan pertanian. Jika program transmigrasi pemuda tersebut bisa dipelopori Pemuda Muhammadiyah, maka DPRD Sumut akan siap bekerjasama memfasilitasi program tersebut bekerjasama dengan instansi lainnya seperti PTPN,”sebut Kamaluddin.

Sebelumnya, Ketua DPRDSU H Saleh Bangun mengingatkan pengurus Pemuda Muhammadiyah Sumut untuk senantiasa berbuat dan berkarya untuk rakyat, agar rakyat senantiasa simpati dan cinta terhadap Pemuda Muhammadiyah Sumut. Untuk itu, Saleh Bangun mengingatkan pengurus Pemuda Muhammadiyah Sumut untuk senantiasa bersatu dan meningkatkan gerakan dakwahnya untuk mengentaskan kemiskinan di Sumut.

“Pemuda Muhammadiyah harus senantiasa ulet dalam menjalankan setiap program yang berpihak bagi rakyat. Pemuda Muhammadiyah Sumut jangan pernah lelah untuk menjalankan gerakan dakwahnya ke masyarakat hingga ke pelosok desa di Sumut,”sebut Saleh Bangun.

Selanjutnya pada kesempatan itu, Saleh Bangun juga menyatakan mendukung gerakan dakwah Pemuda MUhammadiyah. Dia juga menyatakan siap membantu dan menjalin kerjasama dengan Pemuda Muhammadiyah Sumut, dalam mengembangkan potensi pemuda di bidang wirausaha khususnya belajar untuk berkebun sawit,”katanya.

Sementara itu, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumut, Ihsan Rambe dalam pertemuan itu menyatakan, Pemuda Muhammadiyah Sumut saat ini ada di setiap daerah kabupaten dan kota di Sumut. Ihsan Rambe juga menyatakan, kepengurusan Pemuda MUhammadiyah Sumut saat ini akan komit menjalankan gerakan dakwah kepada masyarakat, dengan tidak mengesampingkan gerakan bidang lainnya seperti perekonomian, pendidikan, dan keamanan.(irm/berita)


Selengkapnya.....

30 Persen Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Manado Teryata Non-Muslim


MANADO - Semangat pluralitas serta keinginan untuk mencetak lulusan berkualitas ada pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado. Melalui acara angkat janji atau penyematan topi keperawatan pada ratusan mahasiswa S1 keperawatan tampak semangat tersebut, Sabtu (18/6/2011) sekitar pukul 13.00 Wita di Hotel Novotel Grand Kawanua.

Fauzan Hutuna seorang mahasiswa semester VI yang mengikuti acara angkat janji tersebut mengaku memilih STIKES Muhammadiyah karena peluang kerja lulusan nanti dan murahnya biaya.

"Meski baru akan meluluskan angkatan pertama lulusan STIKES Muhammadiyah sudah diakui," ujarnya.

Selain itu ia memilih di STIKES Muhammadiyah Manado karena ada S1 Keperawatan yang belum ada di institusi lain di Manado.

"Biaya juga murah, satu semester 2 juta 10 ribu rupiah," kata Fauzan. Bahkan uang tersebut bisa dicicil.Per semester 2 juta bisa dicicil per bulan
Drs Anwar Panawar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulut membenarkan hal tersebut.

"Kami membuka peluang pada seluruh masyarakat dari total 574 mahasiswa 30 persen non muslim," ujarnya.

Institusi ini memiliki tiga jurusan S1 keperawatan, D3 kebidanan dan D3 farmasi.

Bahkan menurutnya jajaran pengajar ada pula yang non muslim.
"Ini membuktikan kami membuka untuk semua golongan, karena tekad kami mendidik lulusan memiliki kemampuan tinggi," jelasnya.

Tentang kurikulum yang digunakan merupakan kurikulum standar.
Lulusan terbaik tahun ini juga tahun depan menurut Anwar akan disekolahkan S2 dan akan diangkat menjadi pengajar di STIKES Muhammadiyah.

Soal biaya ia membenarkan sangat bisa dijangkau, uang pembangunan Rp 3,5 juta bisa dicicil sedangkan uang semesteran Rp 2.010.000 juga bisa dicicil.

Kepala STIKES Muhammadiyah Manado, dr Suyanto Yusuf menambahkan.
SDM pengajar di institusi yang ia pimpin tak perlu diragukan, ada pengajar dari Makassar, Jakarta namun sebagian besar berasal dari Manado.
Kurikulum standar yang diberlakukan membuat lulusan STIKES Muhammadiyah Manado memiliki skil baik akademik maupun keahlian sesuai standar.

Melalui acara angkat janji tersebut Gubernur Sulawesi Utara, Dr Sinyo Harry Sarundajang yang diwakili oleh Drs Mecky Onibala MSi hadir dalam acara dan mengharap lulusan STIKES Muhammadiyah Manado memiliki kemampuan serta pelayanan unggul dan siap untuk dunia kerja.
Sementara itu Ayub Ali, anggota Komisi IV DPRD Sulut mengharap pemerintah provinsi harus memberikan perhatian khusus, seperti penambahan sarana dan prasarana.

"Pemprov Sulut bisa membantu dan menata di APBD untuk STIKES untuk mengurangi beban," jalasnya.

Ia mengaku acungi jempol STIKES Muhammadiyah Manado yang juga menerima mahasiswa non muslim hingga 30 persen.

Mahyudin Damis seorang pengamat sosial sekaligus masuk kepengurusan dalam STIKES Muhammadiyah Manado menambahkan, semangat pluralisme ini perlu dipupuk sekaligus wawasan kebangsaan yang kuat.
Ia juga melihat STIKES Muhammadiyah Manado akan berkembang dengan pesat karena biaya pendidikan yang relatif murah, serta kesempatan kerja yang bagus.*** tribun-menado.


Selengkapnya.....

Menteri Kehutanan Gandeng Muhammadiyah Atas Perubahan Lingkungan


Jakarta - Kementerian Kehutanan menggandeng PP Muhammadiyah untuk melibatkan tokoh agama dalam mengurangi dampak perubahan lingkungan.

"Untuk melakukan pendidikan secara luas tentang kelestarian lingkungan kita butuh peran tokoh agama. Kita tidak bisa bekerja sendiri, dengan sumber daya manusia yang terbatas," ungkap Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, pada sambutannya di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta Rabu (15/6).

Oleh sebab itu peran dari tokoh agama sangat sentral, karena memiliki banyak sumber daya manusianya, apakah itu melalui ustad, sekolahan, dan organisasi keagamaan. Nota kesepakatan tersebut merupakan perpanjangan nota sebelumnya, atau yang sudah berakhir pada Januari 2011 lalu.

Sementara Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin mengaku akan mengerahkan segala potensi yang dimiliki, apakah melalui ustad, pendidkan disekolah dan lain-lain. "Pelestarian lingkungan adalah misi suci agama, jadi semua umat manusia harus menjaganya," tukas dia.

Dia mengatakan, kerusakan lingkungan yang terjadi sekrang merupakan kerusakan yang sudah bersifat akumulatif. Akibatnya, negeri ini bukan hanya menghadapi krisis lingkungan saja, tapi juga krisis pangan, energi dan keuangan. "Krisis environment lingkungan hidup merupakan penyebab utama krisis lain yang kita hadapi sekarang ini," pungkas dia.***inilah.com


Selengkapnya.....

Selasa, 21 Juni 2011

PAWAI TA’ARUF DAN BAZAR JELANG MUSYCAB MUHAMMADIYAH BATAN-SELAMAT
















Medan, 19/6 – Pawai Ta’aruf dan Bazar digelar Pimpinan Cabang Muhamamdiyah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Bantan Selamat , Minggu (19/6) kemarin. Pawai yang ditandai dengan defile marchingband siswa SD Muhamamdiyah Ranting Jln Mandailing itu juga diikuti ratusan warga Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda dan NA secabang Bantan Selamat. Ikut serta dalam pawai itu, Ketua Cabang Mas’ud Hutasuhut.

Gelaran Pawai ta’aruf dan bazaar digelar untuk menyemarahkkan Musyawarah Cabang Muhammadiyah Bantan Selamat yang akan berlangsung pada Minggu (26/6) mendatang. Musyda adalah perhelatan puncak sekali lima tahun di cabang. Kegiatan Musyda digelar selesai Muktamar kemudian Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah. Diaharapkan pada Musyca ini selain tersusun program kerja Cabang untuk periode 2011-2015 juga akan terpilih pengurus baru selama lima tahun mendatang.


Medan, 19/6 – Pawai Ta’aruf dan Bazar digelar Pimpinan Cabang Muhamamdiyah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Bantan Selamat , Minggu (19/6) kemarin. Pawai yang ditandai dengan defile marchingband siswa SD Muhamamdiyah Ranting Jln Mandailing itu juga diikuti ratusan warga Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda dan NA secabang Bantan Selamat. Ikut serta dalam pawai itu, Ketua Cabang Mas’ud Hutasuhut.

Gelaran Pawai ta’aruf dan bazaar digelar untuk menyemarahkkan Musyawarah Cabang Muhammadiyah Bantan Selamat yang akan berlangsung pada Minggu (26/6) mendatang. Musyda adalah perhelatan puncak sekali lima tahun di cabang. Kegiatan Musyda digelar selesai Muktamar kemudian Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah. Diaharapkan pada Musyca ini selain tersusun program kerja Cabang untuk periode 2011-2015 juga akan terpilih pengurus baru selama lima tahun mendatang.

Sekretarius Cabang Muhammadiyah Bantan Selamat M. Syafei Lubis SH, MKn mengatakan, sebelum dilaksanakannya Musycab lebih dahulu diawali dengan kegiatan Musyarah Pimpinan Cabang, yang akan berlangsung, Rabu (22/6) di Gedung Muhammadiyah Ranting Jln Mandaling. Pada Musypimcab ini ditetapkan pengajuan calon pimpinan cabang yang akan dipilih pada musycab.

Pawai ta’aruf yang dilakukan berkeliling di beberapa lokasi strategis di kawasan Bantan Selamat itu berlangsung meriah karena panitia menyediakan luckydraw kepada peserta dan kemudian diramaikan dengan bazaar oleh komunitas Aisyiyah Bantan Selamat *** Yuniar R. Yoga


Selengkapnya.....

Sabtu, 18 Juni 2011

PWI dan Fakultas Hukum UM Sumatera Utara Jalin Kerjasama Akademik


Medan- Persatuan Wartawan Indonesia Cabang Sumatera Utara (PWI Sumut) dan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara(UMSU) menandatangani naskah kerjasama (memorandum ofunderstanding-MoU) di bidang akademik. Diawali kegiatan Diskusi Publik”Hak Jawab, Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik” atasdukungan Asian Agri Group.

Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan Dekan Fakultas Hukum UMSU Farid Wajdi SH, MHum dan Ketua PWI Cabang Sumut Drs. Muhammad Syahrir disaksikan Rektor UMSU diwakili Pembantu Rektor III M Arifin SH MHum, Kapolda Sumut diwakili Kababinkum Kombes Pol John Hendri, unsur

Pengurus PWI Cabang Sumut serta manajemen Asian Agri Group diwakili Head Stakeholder Freddy Widjaya dan Humas Lidia Veronika di Aula Kampus UMSU Jalan Mukhtar Basri Medan, Selasa (14/6).

Butir-butir MoU yang disepakati, antara lain mencakup kerjasama di bidang pendidikan, jurnalisme dan informasi berdasarkan kepakaran yang ada dari kedua belah pihak. Melakukan kegiatan penelitian, seminar atau diskusi, pelatihan dan keterampilan terkait jurnalistik, serta kerjasama akademik lainnya yang mendukung peningkatan kualitas prosesbelajar-mengajar.

Pembantu Rektor III M Arifin SH MHum, Dekan Fakultas Hukum UMSU FaridWajdi SH, MHum maupun Ketua PWI Cabang Sumut Drs. Muhammad Syahrirdalam sambutannya menyampaikan ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasaatas terjalinnya kerjasama tersebut. Dan secara khusus menyampaikanterimakasih atas dukungan Asian Agri Group yang mengawali kerjasamadengan menggelar kegiatan diskusi publik.

”Mudah-mudahan kerjasama yang terjalin dapat lebih memacu upayapeningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pengembangansumber daya manusia, baik dari sisi keilmuan khususnya di bidang hukumpers maupun dari sisi teknis kemampuan jurnalistik. Sehingga ke depanmampu melahirkan lebih banyak lagi wartawan berkualifikasiprofesional,” ujar Ketua PWI Sumut Drs. Muhammad Syahrir.

Sementara Head Stakeholder Asian Agri Group Freddy Widjaya menyambutpositif kerjasama yang terjalin serta diikutkannya perusahaan yangbergerak di bidang industri perkelapasawitan itu berkontribusi dalammendukung kegiatan-kegiatan yang disepakati melalui program corporate social responsibility (CSR).

”Dukungan ini bukan yang pertama. Sejak tahun 2005, Asian Agri Groupdan PWI Sumut terus menjalin kerjasama. Tidak hanya di bidangpeningkatan kualitas keanggotaan PWI melalui kegiatan pelatihan danpembekalan, tapi juga melakukan pelatihan 1.000 guru bersinergi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Sumut,” jelasnya.

Selain itu, kata Freddy Widjaya, Asian Agri melalui Tanoto Foundationjuga aktif memberikan bantuan beasiswa kepada siswa berpretasi diberbagai jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, SLTA maupun Perguruan Tinggi. ”Bantuan tersebut sebagai bentuk dukungan Asian Agridalam upaya turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Freddy.

Hak Jawab

Praktisi pers, War Djamil SH, salah seorang pembicara dalam diskusi menegaskan, UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers maupun Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang ditetapkan berdasarkan SK Dewan Pers memberi ruang kepada seseorang atau kelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan yang disebut Hak Jawab.

Namun idealnya, menurut War Djamil, ketika Hak Jawab telah disahuti media massa semestinya tidak lagi disertai melakukan gugatan pencemaran nama baik ke pengadilan atas dasar KUHP. ”Begitu juga ketika dimediasi melalui Dewan Pers, semestinya putusan Dewan Pers dihormati oleh semua pihak,” tegasnya.

Sementara Farid Wajdi SH MHum menilai, sengketa atas pemberitaan media massa merupakan pilihan terakhir karena bertentangan dengan semangat kebebasan pers. ”Jalur pengadilan ditempuh disebabkan dua kemungkinan. Pertama, tidak tercapai kesepakatan lewat jalur non pengadilan.

Kedua,pihak yang merasa dirugikan tidak tahu atau tidak mau tahu denganmekanisme UU Pers dalam dunia jurnalistik,” terangnya. Di lain sisi, Kepala Pusat Studi Hak Azasi Manusia (Pusham) Universitas Negeri Medan Majda El Muhtaj yang juga tampil sebagaipembicara mengupas tentang jurnalisme berbasis HAM.

Menurutnya, ada empat langkah yang perlu dilakukan. Pertama,dibutuhkan komitmen yang teruji dari penegak hukum untuk tunduk padamekanisme penyelesaian berbasis HAM jurnalis. Kedua, perlunyapenguatan kelembagaan pers dan insan pers dalam memperkuat profesi jurnalis berbasis HAM.

Ketiga, adanya komitmen pada peningkatan kesejahteraan insan pers yangmendukung kemandirian dan profesionalitas. Dan keempat, perlunyakolaborasi intensif dengan pemerintah dan masyarakat untukmengampanyekan kesadaran tentang pentingnya kemerdekaan pers.(www.umsu.ac.id)





Selengkapnya.....

PDAM Tirtanadi MoU dengan UMSU


MEDAN - PDAM Tirtanadi melakukan penandanganan Nota Kesepakatan |(MoU) dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rabu (15/6) bertempat di Aula kampus itu Jalan Mochtar Basri Medan.

Kepala Divisi Public Relations PDAM Tirtanadi, Amrun, menjelaskan penandatanganan MoU itu dilakukan antara Direktur Utama PDAM Tirtanadi, Azzam Rizal, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Agussani.

Adapun program kerjasama yang akan dilaksanakan, kata Amrun, meliputi Bidang Pendidikan, penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan serta kegiatan lainnya yang bertujuan untuk pengembangan PDAM Tirtanadi dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PDAM Tirtanadi, Azzam Rizal, mengatakan bahwa kerjasama ini didasari oleh keinginan untuk saling menunjang kegiatan dan tugas – tugas kedua belah pihak dan juga merupakan salah satu bentuk kepedulian PDAM Tirtanadi pada dunia pendidikan. Kerjasama ini akan di evaluasi setiap tahunnya dan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan kedua belah pihak.

Sedangkan Rektor UMSU, Agussani, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada UMSU untuk bekerjasama dalam Bidang Pendidikan, Penelitain dan Pengembangan, semoga kerjasama ini dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak dan lebih ditingkatkan di masa – masa yang akan datang.(wsp-ol)



Selengkapnya.....

Silaturrahim Tokoh di Kantor PP Muhammadiyah


JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, menjelaskan, kebangkrutan negara mengancam bangsa Indonesia. Kebangkrutan negara ini dilihat dari kasus korupsi yang terus merajalela, masalah ekonomi, sosial dan lainnya.

”Yang paling bahaya adalah korupsi dikuasai oleh negara,” ujar Din pada acara Silaturahmi Tokoh Nasional di PP Muhammadiyah Jakarta, Kamis (16/6). Silaturahmi membahas upaya ”Mencegah Kebangkrutan Negara”.

Din berharap pemerintah dan masyarakat yang ikut memberikan ‘saham’ menciptakan masalah itu, bisa melakukan introspeksi dan bisa mencari jalan keluar untuk mencegah kebangkrutan negara. ”Kita harus bangkit,” katanya.

Namun mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpendapat lain. Menurutnya, Indonesia termasuk negara kuat, sehingga mustahil menuju kebangkrutan. Hanya saja sumber alam yang ada harus dikelola dengan baik dan benar untuk kepentingan nasional. ”Saya tidak sependapat negara menuju kebangkrutan,” kata JK.


Meski demikian, JK mengingatkan jangan sampai sumber daya alam yang ada dikuasai tidak benar tanpa sengaja dan tanpa aturan yang benar. Karena itu, pemerintah harus berpikir jangka panjang dalam membangun bangsa ini dan mengatasi persoalan yang ada.

Acara dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua MPR Taufiq Kiemas, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, mantan Rektor UGM Sofyan Effendi, mantan Menko Ekuin Rizal Ramli, dan mantan Menkeu/Mendiknas Bambang Sudibyo. Hadir juga budayawan Taufiq Ismail, Marwah Daud Ibrahim (ICMI), Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi, dan Kwik Kian Gie.

Di forum yang sama, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, mengatakan saat ini indeks korupsi di Indonesia
mengalami peningkatan cukup signifikan. ”Ini menunjukkan kegagalan penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi. Meski sudah ada UU dan lembaga penegak hukum seperti KPK, namun penegakan hukum masih belum berjalan dengan baik,” ucapnya.
Ia menambahkan, bila Indonesia mau survive maka harus ada penegakan hukum. Kalau tidak akan terjadi pelanggaran hukum, seperti pelanggaran HAM, ekonomi dan sosial. (KR/Sim)



Selengkapnya.....

Implementasi REDD Libatkan Muhammadiyah



Jakarta - Kementerian Kehutanan melibatkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam menerapkan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD). Keterlibatan organisasi keagamaan itu dituangkan dalam nota kesepakatan program pengurangan emisi selama empat tahun.

Nota kesepakatan itu diteken oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin serta Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di kantor Kementerian, Rabu, 15 Juni 2011. Dalam nota kesepakatan itu, Muhammadiyah diminta untuk melibatkan seluruh unsur organisasinya dalam melestarikan lingkungan hidup, mulai dari pesantren, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.

Unsur organisasi Muhammadiyah akan membuat kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pertukaran informasi sumber daya hutan di daerah. Sumber daya manusia Muhammadiyah juga akan ditingkatkan agar mampu memberikan pemahaman lingkungan kepada masyarakat.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan keterlibatan Muhammadiyah sangat tepat. Sebab, mereka memiliki lembaga pendidikan serta dai yang bisa memberikan penyuluhan tentang kelestarian lingkungan.

"Mereka memiliki umat yang mendengarkan ucapan dai dan lembaganya," kata dia.

Ia pun berharap keterlibatan Muhammadiyah bisa mempercepat upaya pengurangan emisi sehingga mempermulus target kementerian mengurangi emisi 26 persen sampai 2020.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan lembaganya sangat peduli dalam pelestarian lingkungan. Itu karena ajaran Islam menyatakan kerusakan hutan akan mendatangkan azab dari Allah.

Azab tersebut tidak hanya merupakan bencana alam, tapi krisis energi, pangan, serta keuangan."Krisis ini akan membuat kerusakan besar bagi umat," kata dia.
TRI SUHARMAN/tmp







Selengkapnya.....

Selasa, 14 Juni 2011

Muhammadiyah Palembang Bangun Rumah Sakit Pendidikan


PALEMBANG - Pihak Muhammadiyah Palembang akan membangun gedung baru rumah sakit pendidikan untuk keperluan fakultas kedokteran, dan melayani masyarakat di daerah itu.
"Rumah sakit Muhammadiyah itu sudah kita rombak menjadi rumah sakit pendidikan," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan Prof DR H Romli SH MAg setelah bertemu dengan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin di Palembang, Jumat.

Menurut dia, peletakan batu pertama pembangunan gedung baru rumah sakit pendidikan itu rencananya dilaksanakan pada 11 Juni 2011.

Gedung baru untuk rumah sakit pendidikan yang akan dibangun itu enam lantai, katanya didampingi mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Marshall NG.

Ia mengatakan, pembangunan gedung baru rumah sakit pendidikan itu, karena memang Muhammadiyah sudah mempunyai fakultas kedokteran yang sekarang telah memasuki perkuliahan tahun ketiga.

Bangunan gedung seluas sekitar 20 x 40 meter persegi dengan enam lantai itu investasinya sekitar Rp100 miliar, ujarnya.

Ia menuturkan, untuk pembangunan gedung itu sekarang ini sumber dananya berasal dari Muhammadiyah dan masyarakat, sehingga nantinya dimanfaatkan sebagai tempat praktik mahasiswa fakultas kedokteran dan operasional rumah sakit.

Pembangunan gedung baru itu akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan rampung dalam lima tahun dengan kapasitas sekitar 700 tempat tidur.

Sementara Rumah sakit Muhammadiyah yang ada sekarang ini kapasitas tempat tidurnya sebanyak 180 unit, dan jumlah itu masih kurang untuk melayani masyarakat apalagi dengan adanya program berobat gratis, demikian Romli.


Selengkapnya.....

Kisah Hidup Tiga Pejuang Muhammadiyah Dibukukan


YOGYAKARTA -- Kisah hidup tiga pejuang organisasi Muhammadiyah yang saat ini sudah memasuki masa pensiun dibukukan dalam sebuah rangkaian cerita menarik. Kisah hidup ketiga pejuang Muhammadiyah yang dibukukan tersebut adalah kisah hidup Rektor Universitas Muhammadiyah (UMY) Dasron Hamid, mantan ketua PP Muhammadiyah Muchlas Abror dan Rosyad Saleh.

Menurut penggagas penyusunan buku, Said Tuhuleley yang juga petinggi di PP Muhammadiyah, gagasan membukukan kisah hidup para pejuang Muhammadiyah tersebut muncul saat pelaksanaan Muktamar seabad Muhammadiyah di Yogyakarta 2010 lalu.
"Saat itu muncul gagasan akan membukukan kisah hidup lima pejuang Muhammadiyah, dan baru setelah Muktamar gagasan itu kita bicarakan kembali dan direalisirkan," paparnya saat launching buku kisah hidup Dasron Hamid di Asri Medical Center (AMC), Sabtu (26/3) malam kemarin.

Kelima tokoh Muhammadiyah yang kisah hidupnya akan dibukukan tersebut termasuk ketiga tokoh diatas dan Jasin Kusuma serta Jasman Alkindi. Untuk kisah Jasin Kusuma kata Said, sudah pernah ditulis oleh anak beliau sedangkan untuk kisah Jasin Alkindi masih membutuhkan pembicaraan lebih jauh dengan pihak keluarga. "Karenanya kita tulis dulu ketiga buku untuk kisah tiga tokoh tadi," paparnya.

Dalam testimoninya, mantan Menteri Pendidikan Malik Fadjar mengatakan, sosok Dasron Hamid merupakan sosok yang luar biasa dalam membesarkan persyarikatan Muhammadiyah dan perguruan tinggi Muhammadiyah yang sekarang dikenal sebagai UMY.*** rep

Selengkapnya.....

Aisyiyah Bantu Program Pemkab Penajam Paser Utara


PENAJAM- Personal Implementing Coordinator (PIC) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar workshop Wit District Stakeholder selama dua hari yang berakhir kemarin di Hotel Kalimantan, Penajam.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah PPU Ema Wahyuni Agoes mengatakan, kegiatan ini membahas tentang penanggulangan penyakit malaria di Kabupaten PPU. “Kami ingin membantu program pemkab dalam pemberantasan penyakit malaria.

Karena beberapa lokasi masuk dalam endemis penyakit tersebut seperti Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam dan Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku. Dua daerah itu menjadi target PIC Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) untuk dihijaukan atau desa bebas malaria,” papar Ema Wahyuni.

Dijelaskannya, kegiatan dimulai dengan pengumpulan data sekunder tentang daerah endemik dari Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Pemprov Kaltim dan kabupaten di wilayah Kaltim dan Sulawesi. Dari data itu diperoleh Kabupaten PPU dikategorikan daerah merah atau klasifikasi kabupaten dengan tingkat endemis tinggi.

Karena itu Pimpinan Daerah Aisyiyah PPU merekrut kader yang terdiri puskesmas dan perangkat desa se kabupaten untuk membentuk Pos Malaria Desa (Polmas Desa) yang difungsikan sebagai tempat melapor jika ditemukan masyarakat yang terserang penyakit malaria.
”Dari hasil itu kemudian menjadi bahan pertimbangan Global Fund (GF) untuk membebaskan masyarakat yang memiliki daerah endemis. Jadi, peserta sepakat tugas dan peranan kader melakukan kerjasama dalam dalam penanggulangan kejadian luar biasa (KLB),” pungkasnya.(*/pam)
Selengkapnya.....

Senin, 13 Juni 2011

Muhammadiyah Dan Gerakan Pembaruan


Oleh : M Hilaly Basya

Tanggal 3-8 Juli 2010, Muhammadiyah akan melaksanakan muktamar ke-46 di Yogyakarta. Perhelatan ini disebut Muktamar Satu Abad Muhammadiyah.

Satu abad merupakan momen penting mengkaji ulang perjalanan dan perjuangan Muhammadiyah. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah, di depan 200 tokoh agama di Roma (17/06/2009), mengisyaratkan perlunya keterlibatan agamawan untuk menyuarakan dampak pembangunan yang tidak manusiawi. Menurutnya, sejauh ini pembangunan yang dilakukan negara-negara maju dinilai lebih berorientasi pada keuntungan kelas sosial tertentu dan cenderung memarginalisasi yang lainnya.

Dalam konteks nasional, pidato ini memiliki relevansi dengan kondisi pembangunan di Indonesia yang oleh beberapa pengamat dinilai cenderung mendiskriminasi kelas sosial tertentu. Bagaimana seharusnya tokoh-tokoh Muhammadiyah menyikapi kecenderungan ini?

Secara umum, peran agamawan—terutama tokoh-tokoh Islam—dalam kehidupan sosial di Indonesia cukup menggembirakan. Mereka berhasil melakukan reinterpretasi teks-teks agama dalam upaya modernisasi. Perubahan sosial yang terjadi di Indonesia sebagian besar tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan mereka. Kyai Haji Ahmad Dahlan, tokoh dan pendiri Muhammadiyah, misalnya, adalah salah satu agamawan yang memberikan teladan bagaimana menerjemahkan ajaran Islam dalam konteks pendidikan modern. Berdirinya ribuan lembaga pendidikan berbasis agama, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi modern, di kemudian hari meski tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh Dahlan, menggambarkan adanya kesinambungan gerakan modernisasi pendidikan tersebut.

Kecenderungan modernisasi berbasis agama ini berlanjut dalam proses demokratisasi di Indonesia. Peran ini juga melibatkan tokoh Islam berbagai organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Persatuan Islam, Muhammadiyah, dan Nahdhatul Ulama. Bahkan, Indonesia dikategorikan negara berpenduduk Muslim terbesar yang berhasil membangun demokrasi. Kategori ini melampaui negara Muslim lain. Sejumlah penelitian menunjukkan, peran agamawan sangat signifikan dalam membangun demokrasi di Indonesia.

Melihat arus besar modernisasi yang melibatkan tokoh agama disimpulkan peran agamawan cenderung pada cultural struggle. Cultural struggle didefinisikan sebagai upaya memperjuangkan nilai-nilai modernitas, seperti demokrasi, pluralisme, toleransi, HAM, dan kebebasan berekspresi. Dalam batas tertentu, sebagian besar agamawan abai menyikapi ketidakadilan sosial akibat modernisasi.

Saya setuju dengan analisis Moeslim Abdurrahman, cendekiawan Muhammadiyah, bahwa reinterpretasi teks dan semangat pembaruan seharusnya dilandasi pembacaan kritis konteks sosial saat ini. Dalam refleksi tersebut, penafsir diajak merenungkan konteks sosial seperti apa yang sedang dihadapi. Tanpa mengidentifikasi konstruksi sosial di mana teks tersebut ingin dicari makna barunya, penafsiran ini akan kehilangan makna pembebasannya. Dengan begitu, tafsir teks yang responsif terhadap problem sosial yang krusial dapat ditemukan. Penggabungan hermeneutika sosial dan hermeneutika teks adalah prasyarat penting membangun tafsir yang peka terhadap dampak pembangunan.

Hermeneutika sosial

Sejauh ini tokoh-tokoh Muhammadiyah kurang dalam melakukan pembacaan konteks sosial. Ini menyebabkan organisasi Muhammadiyah kurang cekatan dalam memproduksi tafsir dan fatwa yang terkait dengan problem sosial semacam kemiskinan, penggusuran, dan pendidikan mahal. Alih-alih menghasilkan fatwa yang kritis terhadap dampak modernisasi dan kapitalisasi, Majelis Tarjih Muhammadiyah lebih berkutat dengan persoalan-persoalan ibadah dan TBC (takhayul, bidah, dan churafat).

Tanggung jawab para agamawan terhadap kehidupan publik merupakan bagian penting keberagamaan dan kesalehan. Karena itu, kualitas keagamaan seseorang sepatutnya diukur dari sejauh mana kepeduliannya terhadap persoalan sosial di sekitarnya. Seorang Muslim yang tidak peduli dengan problem sosial di lingkungannya dinyatakan oleh Al Quran sebagai orang yang melalaikan salat, bahkan pendusta agama (lihat surat Al-Ma’un). Sungguh pun keyakinan agama itu bersifat privat, ekspresi keberagamaan itu sejatinya memancar ke masyarakat.

Bukan dalam bentuk pendisiplinan, melainkan penegakan nilai kemanusiaan dan keadilan yang dibutuhkan bagi tegaknya masyarakat yang beradab. Ajaran amr ma’ruf nahy munkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran) yang selama ini menjadi doktrin dakwah para ulama menjadi kunci hermeneutika yang penting dalam gerakan agamawan dalam mengkritik ketidakadilan sosial. Kemungkaran sosial dalam konteks masyarakat kontemporer banyak berkaitan dengan dehumanisasi, seperti penjualan manusia, pengabaian hak pekerja, dan keberpihakan negara terhadap pemodal ketimbang kepentingan masyarakat luas. Keberpihakan terhadap masyarakat marginal meniscayakan kepedulian tokoh agama dalam membangun tafsir kritis terhadap dampak modernisasi dan pembangunan.

Dengan demikian, ajakan Din Syamsuddin untuk merevitalisasi gerakan pembaruan Muhammadiyah merupakan poin penting dalam mengkaji ulang peran sosial yang akan dimainkan Muhammadiyah pada masa mendatang. Mudah-mudahan hal ini akan menjadi bahan renungan bagi para muktamirin nanti.

M Hilaly Basya Pengajar Studi Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta


Selengkapnya.....

SEMINAR DAN WORKSHOP AISYIYAH BAHAS DOLANAN ANAK


Karanganyar -- Sekolah untuk anak usia dini Surya Ceria Aisyiyah (SCA) Karanganyar menggelar seminar dan workshop dolanan anak di gedung DPRD Karanganyar, Selasa (17/5/2011).

Selaku pembicara dalam seminar itu antara lain Mohammad Zaini Alif dari Komunitas Hong Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ratusan orangtua dan guru di Karanganyar mengikuti kegiatan itu dengan seksama.

Menurut panitia penyelenggara, Erna, seminar dan workshop tersebut untuk mengenalkan dolanan tradisional kepada anak-anak. Dolanan terbukti bisa memicu kreativitas dan mengaktifkan syaraf motorik anak.

“Saat ini banyak orangtua yang sudah meninggalkan mainan tradisional. Anak-anak sekarang lebih banyak mengenal dan bermain dengan mainan modern seperti Play Station,” ungkap Erna saat ditemui Espos di DPRD Karanganyar, Selasa. *** solopos

Selengkapnya.....

Muhammad Muqoddas: Pemimpin Muhammadiyah Sederhana, Kalem, Tegas dan Istiqamah


Yoqjakarta, Meneladani para pimpinan Muhammadiyah pendahulu, seorang pemimpin Muhammadiyah saat ini harus sederhana, kalem, tetapi juga harus tegas dan istiqamah. Bersikap tegas adalah penting sekalipun kemudian akan berakibat dimusuhi banyak orang. Demikian antara lain disampaikan oleh H. Muhammad Muqoddas LC, M.A. dalam acara silaturrahmi dan pertemuan pra-rakernas Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, bertempat di Pusbang Dikti Muhammadiyah Kaliurang Yogyakarta, 11-12 Juni 2011.

Silaturrahmi yang diselenggarakan Majelis Tabligh ini mengundang para mantan ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sebelumnya, yakni H.M. Muchlas Abror, H. Muhammad Muqoddas, Lc. M.A. dan Prof. Dr. H.M. Amien Rais. “Pak Amien Rais tidak bisa hadir karena sedang berada di Mesir”, kata dr. H. Agus Sukaca, M.Kes., ketua Majelis Tabligh periode sekarang. Mantan ketua Majelis Tabligh yang juga tidak bisa hadir adalah Drs. H.M. Syukriyanto AR, M.Hum.


Lebih lanjut, H. Muhammad Muqoddas menyampaikan bahwa seorang Muballigh Muhammadiyah hendaknya menyampaikan sesuatu materi dakwah yang sesuai kapasitas ilmunya, Menyampaikan materi dakwah yang sesuai dengan faham agama dalam Muhammadiyah, dan penyampaiannya menggunakan bahasa yang mudah dipahami ummat. Muballigh hendaknya tampil apa adanya.

Selain silaturrahmi Majelis Tabligh dengan mantan-mantan Ketua Majelis Tabligh, pertemuan ini mematangkan persiapan Rakernas Majelis Tabligh yang rencananya diselenggarakan pada 15-17 Juli 2011 di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. [ad]
Selengkapnya.....

Sabtu, 11 Juni 2011

Istianah Muhammad Rum, Ketua PCIA Mesir


Kairo - Istianah Muhammad Rum, terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Cabang Istimewa 'Aisyiyah (PCIA) Mesir 2010 - 2012, sesuai urutan perolehan suara setelah Lilik Zuliyatus Sholihah dan Laila Masnun pada Musyawarah Cabang Istimewa III di Kairo, Mesir.

Dalam musyawarah yang dihelat pada Selasa (12/5) tersebut, laporan PCIA Mesir periode 2008-2011 disampaikan oleh Sekretaris Umum PCIA Mesir, Manhajiyah Ilmiyah. Para peserta musyawarah menerima laporan tersebut dengan catatan, laporan keuangan dirapikan kembali, konsolidasi antara pengurus PCIA dengan para penasehat tetap terjalin, koordinasi antara Ketua PCIA dengan anggota lebih ditingkatkan lagi khususnya dalam hal komunikasi, perlunya pemanfaatan kesekretariatan dan kelengkapan administrasi, serta optimalisasi kajian-kajian PCIA. (Ifah






Selengkapnya.....

Kunjungan Program Officer Give2Asia ke PP Aisyiyah


WIBYogyakarta - Program officer Lembaga Internasional Give2Asia, Gillian Yeoh, mengunjungi Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (PPA) pada Kamis (9/6) bersama suaminya. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PPA, Dra. Siti Noordjannah Djohantini MM., M.Si., berikut Sekretaris Umum, Dra. Dyah Siti Nur'aeni serta perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyambut Gillian untuk lebih mengenalkan 'Aisyiyah kepada Gillian dengan kiprahnya yang sudah jelang satu abad.

Selain mengenalkan lembaga masing-masing, dalam agenda tersebut juga dibahas kemungkinan kerjasama antara kedua belah pihak. Apalagi sebelumnya, Give2Asia sudah pernah bekerjasama dengan Muhammadiyah. (Ifah)



Selengkapnya.....

Jumat, 10 Juni 2011

10 Persen Warga Kulonprogo Katarak


KULONPROGO - Sekitar sepuluh persen penduduk Kabupaten Kulonprogo terserang penyakit katarak. Jumlah ini relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

"Sekitar sepuluh persen penduduk kita terserang katarak," jelas Direktur RSU PKU Muhammadiyah Wates, dr Suwardi, Rabu (8/6/2011).

Penyebab utama kelainan penglihatan ini, kata Suwardi, karena faktor usia. Mayoritas penderita berusia di atas 50 tahun. Selain itu usia, penyakit ini juga dipengaruhi faktor kejiwaan, trauma, dan kondisi ekonomi.

Menurut Suwardi, penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara operasi, mengangkat selaput putih yang menutupi retina. Hanya saja, untuk operasi ini, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Kerap warga yang ekonominya redah tidak mampu melakukannya. "Jika kondisi fisiknya bagus, sekali operasi sudah sembuh. Tetapi ada pula yang sampai dua atau tiga kali," tuturnya.

RSU PKU Muhammadiyah, belum lama ini menggelar pengobatan mata dan operasi katarak gratis. Operasi ini dilaksanakan bekerjasama dengan RSUP dr Sardjito Yogyakarta. *** kps


Selengkapnya.....

Penguatan Lembaga Penjaminan Mutu UMSU Jalin Kerjasama dengan Universitas Islam Indonesia



Yogyakarta, (Analisa)-- Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjalin kerjasama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka penguatan lembaga penjaminan mutu pendidikan serta pembukaan program S3 Ilmu Hukum.

"Sebenarnya ada tiga bidang yang menjadi fokus kerjasama yakni , penguatan lembaga penjaminan mutu pendidikan, kerja sama untuk pembukaan program S3 Hukum serta peningkatan kualitas dan pengembangan sumber daya manusia," ungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Drs Agussani, MAP kepada wartawan usai penandatanganan MOU di kampus Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, Kamis (9/6).

Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan Rektor UMSU, Drs Agussani, MAP dan Rektor UII, Prof, DR Edy Suandi Hamid, MSc. Acara penandatanganan tersebut turut disaksikan Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara, Prof. DR Asmuni MA, Wakil Ketua Badan Pelaksana Harian UMSU, H Ishaq Jar serta Wakil Rektor II, Bidang Administrasi dan Keuangan, H Suhrawardi K Lubis, SH, MHum, MKn.

Menurut dia, kerjasama tersebut dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia nantinya akan dilakukan dengan pertukaran staf pengajar yang diharapkan bisa berbagi pengalaman.

"Kerjasama UMSU dengan UII ini juga penting dalam rangka menghadapi tantangan pendidikan ke depan yang kian kompleks. Apalagi dengan adanya perdagangan bebas ASEAN China yang nantinya disusul dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN," katanya.

Langkah Strategis

Dijelaskan dia, sebagai lembaga pendidikan, UMSU harus mengambil langkah-langkah strategis guna mengantisipasi perkembangan ke depan sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar siap untuk menghadapi persaingan yang makin ketat. Hal ini sesuai dengan moto UMSU sebagai lembaga pendidikan yang unggul, cerdas, terpercaya, kuat dan bermakna.

"UMSU akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas lulusannya sehingga mampu memenangkan persaingan dan tidak kalah dengan lulusan universitas lain," ujarnya.

Lebih lanjut, hubungan kerjasama UMSU dengan UII sebenarnya sudah cukup lama terjalin, khususnya ditingkat pimpinan dalam rangka saling bertukar informasi dan pengalaman. Namun baru saat ini hubungan kerjasama itu diformalkan sehingga diharapkan bisa lebih memaksimalkan tujuan dan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Mengenai kerjasama pembukaan program S3 hukum, Agussani menjelaskan, UII dikenal sebagai salah satu universitas yang memiliki lulusan terbaik di Indonesia . Hal itu terbukti dari banyaknya lulusan universitas tersebut yang kini menduduki jabatan strategis di lembaga hukum di Indonesia seperti Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bagi UMSU tegasnya, penting untuk menimba pengalaman dari UII yang juga dikenal sebagai salah satu universitas Islam tertua di Indonesia. Sebagai sesama universitas Islam, kerjasama UMSU dan UII tentu bernilai strategis dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.

"Kerjasama yang dilakukan sebenarnya bukan hanya dengan UII, UMSU juga menjalin kerjasama dengan universitas lain termasuk dengan sejumlah universitas di Malaysia disamping dengan lembaga pemerintah maupun swata,"ujarnya. (rel/maf) Selengkapnya.....

Gairahkan Tradisi Kepustakaan dan Teknologi Informasi, MPI Gelar Rakernas


Yogyakarta- Rumusan hasil Mukatamar satu abad Muhammadiyah 2010 terkait visi pengembangan program bidang pustaka dan informasi, yaitu terbangunnya budaya pustaka dan informasi sebagai organisasi Islam modern di tengah dinamika perkembangan masyarakat yang kompleks, untuk mewujudkannya, Majelis Pustaka Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah siap menggelar Rakernas yang akan di gelar di Yogyakarta.

Demikian disampaikan Iwan Setiawan, wakil sekretaris MPI PP Muhammadiyah saat ditemui di gedung Muhammadiyah jl. KHA Dahlan No.103, Yogyakarta, Kamis (09/06/2011). Rapat Kerja Nasional MPI menurut Iwan Setiawan akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 3 Juli 2011 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. “Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas perlu menyusun langkah strategis melalui konsolidasi organisasi dan program.

Lebih dari itu diperlukan kesediaan secara bersama membangun kesepahaman dan berbagi pengalaman antar eleman Persyarikatan guna menggerakan sumber daya MPI hingga lapisan paling bawah,” jelasnya. Lebih lanjut menurut Iwan Setiawan, melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MPI Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini dapat dijadikan tahapan penting dalam membangun sinergi jaringan Persyarikatan dangan Amal Usaha Muhammadiyah maupun pihak lain.

Tema Rakernas MPI PP Muhammadiyah menurut Iwan Setiawan adalah Menggairahkan Tradisi Kepustakaan dan Optimalisasi Teknologi Informasi sebagai Peningkatan Daya Saing Persyarikata.Rencananya dalam Rakernas nanti, akan dibagi menjadi 4 komisi dalam perumusannya yang terdiri dari komisi Pustaka, Komisi Pendayagunaan Teknologi Informasi, Komisi Kerjasama dan Publikasi, serta Komisi Pengembangan Media Center.
Selengkapnya.....

Selasa, 07 Juni 2011

KHITANAN MASSAL 3000 ANAK, AKAN PECAHKAN REKOR MURI


MEDAN- Harian Sumut Pos bekerja sama dengan Laziswa Muhammadiyah Sumut, PDM Kota Medan, Fakultas Hukum UMSU, Fakultas Kedokteran UMSU, RSU Muhammadiyah dan Dinas Kesehatan Kota Medan akan menggelar khitanan massal 3.000 anak di Medan pada 29 Juni mendatang. Khitan massal ini akan memecahkan rekor nasional yang sebelumnya 2.700 anak dikhitan di Wonosobo. Panitia juga akan melaksanakan tabligh akbar Isra Miraj bersama 3.000 anak peserta khitanan massal di Medan tersebut.

“Pelaksanaan khitanan massal ini sengaja kita gelar bertepatan dengan perayaan Israk Miraj,’’ kata Koordinator Pelaksana Ottoman didampingi Dekan Fakultas Hukum UMSU Farid Wajedi, Manager Event Organizer (EO) Sumut Pos Darwin Purba, Senin (6/6).

Ottoman mengatakan, lokasi khitanan massal akan digeber serentak pada enam lokasi di Medan. “Lokasinya di SD Muhammadiyah Medan Kota, Komplek Perumahan Muhammadiyah Jalan Abdul Hakim Tanjung Sari, Jalan Pahlawan Nomor 67 Medan Timur, Teladan I Jalan SM Raja Km 5,5 Medan, Jalan Mustafa Nomor 1 Kampung Dadap dan Islamic Centre Jalan Medan-Belawan Km 22 Medan,’’ urainya.

Pendaftaran peserta khitanan massal pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) ini dilakukan di 17 lokasi. “Posko pendaftaran di Jalan SM Raja Nomor 136 Medan, PDM Medan, Fakultas Hukum UMSU, SD Muhammadiyah 13 Jalan Karantina Nomor 80 Medan, Islamic Centre Belawan, Jalan Abdul Hakim Tanjung Sari.

Lokasi pendaftaran lain, lanjut dia, di Harian Sumut Pos Jalan SM Raja Km 8,5 Nomor 134 Amplas, di Teladan I, SD Muhammadiyah Medan Kota, Muhammadiyah Jalan Kapten Muslim Sei Sikambing C, Jalan Sei Mencirim Medan, Jalan Pahlawan Nomor 67 Medan Timur.

Panitia juga menyediakan lokasi pendaftaran di rumah Basru Jalan Menel Anwar Lingkungan IX Kelurahan Terjun, Lorong Ujung Tanjung Morawa Bagan Deli, Jalan Tuar Raya Griya Martubung, Muhammadiyah Kedai Durian dan Muhammadiyah Babura.

“Pendaftaran peserta gratis dan terbuka untuk semua golongan dan lapisan masyarakat di Kota Medan sekitarnya. Informasi pendaftaran dapat ditanyakan langsung pada nomor telepon 085220440938 (Zakirman), 085762057772 (Rahadian) dan 081376658902 (Deddi Purba),’’ katanya.

Ottoman menyebutkan, kegiatan ini juga mendapat dukungan dan antusias dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan untuk melaksanakan khitanan massal. ‘’Ini merupakan pengadian Muhammadiyah pada masyarakat. Agenda kegiatan ini kiranya dapat menjadi rekor Muri dengan peserta terbanyak dalam satu kota penyelenggaraan,’’ terang dia.

Ia juga berharap dukungan semua pihak termasuk warga, sekolah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program khitanan massal yang dapat menjadi kebanggaan warga Medan dan torehan sejarah di kancah nasional.(mag-9)


Selengkapnya.....