MANADO - Semangat pluralitas serta keinginan untuk mencetak lulusan berkualitas ada pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado. Melalui acara angkat janji atau penyematan topi keperawatan pada ratusan mahasiswa S1 keperawatan tampak semangat tersebut, Sabtu (18/6/2011) sekitar pukul 13.00 Wita di Hotel Novotel Grand Kawanua.
Fauzan Hutuna seorang mahasiswa semester VI yang mengikuti acara angkat janji tersebut mengaku memilih STIKES Muhammadiyah karena peluang kerja lulusan nanti dan murahnya biaya.
"Meski baru akan meluluskan angkatan pertama lulusan STIKES Muhammadiyah sudah diakui," ujarnya.
Selain itu ia memilih di STIKES Muhammadiyah Manado karena ada S1 Keperawatan yang belum ada di institusi lain di Manado.
"Biaya juga murah, satu semester 2 juta 10 ribu rupiah," kata Fauzan. Bahkan uang tersebut bisa dicicil.Per semester 2 juta bisa dicicil per bulan
Drs Anwar Panawar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulut membenarkan hal tersebut.
"Kami membuka peluang pada seluruh masyarakat dari total 574 mahasiswa 30 persen non muslim," ujarnya.
Institusi ini memiliki tiga jurusan S1 keperawatan, D3 kebidanan dan D3 farmasi.
Bahkan menurutnya jajaran pengajar ada pula yang non muslim.
"Ini membuktikan kami membuka untuk semua golongan, karena tekad kami mendidik lulusan memiliki kemampuan tinggi," jelasnya.
Tentang kurikulum yang digunakan merupakan kurikulum standar.
Lulusan terbaik tahun ini juga tahun depan menurut Anwar akan disekolahkan S2 dan akan diangkat menjadi pengajar di STIKES Muhammadiyah.
Soal biaya ia membenarkan sangat bisa dijangkau, uang pembangunan Rp 3,5 juta bisa dicicil sedangkan uang semesteran Rp 2.010.000 juga bisa dicicil.
Kepala STIKES Muhammadiyah Manado, dr Suyanto Yusuf menambahkan.
SDM pengajar di institusi yang ia pimpin tak perlu diragukan, ada pengajar dari Makassar, Jakarta namun sebagian besar berasal dari Manado.
Kurikulum standar yang diberlakukan membuat lulusan STIKES Muhammadiyah Manado memiliki skil baik akademik maupun keahlian sesuai standar.
Melalui acara angkat janji tersebut Gubernur Sulawesi Utara, Dr Sinyo Harry Sarundajang yang diwakili oleh Drs Mecky Onibala MSi hadir dalam acara dan mengharap lulusan STIKES Muhammadiyah Manado memiliki kemampuan serta pelayanan unggul dan siap untuk dunia kerja.
Sementara itu Ayub Ali, anggota Komisi IV DPRD Sulut mengharap pemerintah provinsi harus memberikan perhatian khusus, seperti penambahan sarana dan prasarana.
"Pemprov Sulut bisa membantu dan menata di APBD untuk STIKES untuk mengurangi beban," jalasnya.
Ia mengaku acungi jempol STIKES Muhammadiyah Manado yang juga menerima mahasiswa non muslim hingga 30 persen.
Mahyudin Damis seorang pengamat sosial sekaligus masuk kepengurusan dalam STIKES Muhammadiyah Manado menambahkan, semangat pluralisme ini perlu dipupuk sekaligus wawasan kebangsaan yang kuat.
Ia juga melihat STIKES Muhammadiyah Manado akan berkembang dengan pesat karena biaya pendidikan yang relatif murah, serta kesempatan kerja yang bagus.*** tribun-menado.
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Rabu, 22 Juni 2011
30 Persen Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Manado Teryata Non-Muslim
Label:
Info Berita