Kamis, 23 Juni 2011

Mendiknas Akui Peran Organisasi Perempuan


JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Nasional menilai peran organisasi perempuan penting dalam mendukung peningkatan keaksaraan dan keterampilan atau kecakapan hidup perempuan Indonesia. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan organisasi seperti PKK, Muslimat NU, Aisyiyah, Dharma Wanita, KOWANI, dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Menteri (SIKIB) telah berperan aktif di bidang pendidikan dan mendukung program pemerintah terutama dalam hal keaksaraan.

“Keberhasilan yang dicapai dalam keaksaraan untuk perempuan tidak dapat dilepaskan dari peran penting organisasi perempuan terutama dalam mencetak kader-kader untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan nasional,” katanya saat membuka International Seminar on Improving Female Literacy in Cooperation with Women NGOs di Hotel Mercure, Jakarta, hari ini.

Nuh menilai partisipasi, inklusi, dan kesetaraan keaksaraan perempuan dewasa menjadi penting. Karena tidak hanya bermakna bagi dirinya, tetapi juga bagi keluarganya, masyarakat, dan bangsa.
"Keaksaraan perempuan yang ingin dikembangkan bukan hanya memampukan baca, tulis, dan hitung semata, tetapi mampu menunjukkan keberdayaan perempuan secara sosial dan ekonomi," ujarnya.

Mendiknas mengutip pidato Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova, yang disampaikan pada peringatan Hari Aksara Internasional di Abuja, Nigeria, tahun lalu.
“Sebanyak 70% buta aksara berada di negara-negara E9 yang diperkirakan sebanyak 510 juta orang, dan dua pertiga dari mereka adalah perempuan.”

Nuh mengingatkan upaya penuntasan buta aksara di kalangan perempuan merupakan investasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seminar International Seminar on Improving Female Literacy in Cooperation with Women NGOs di Hotel Mercure diikuti 20 negara dan diwakili pejabat kementerian masing-masing negara, serta lembaga swadaya masyarakat yang bekerja di bidang keaksaraan.

Para peserta seminar berasal dari negara-negara berpenduduk terbesar di dunia atau disebut E9 countries, yakni Banglades, Brasil, Cina, Mesir, India, Indonesia, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Kegiatan juga melibatkan negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Timor Leste.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Hamid Muhammad menyampaikan, Kemdiknas menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi perempuan melalui program binaan.

Organisasi perempuan seperti Aisyiyah dan Muslimat NU menjalankan program. dibeberapa titik lokasi. Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan organisasi PKK yang ada di tiap desa. "Mereka diberikan kewenangan untuk membina sampai betul-betul bagus," ujarnya.

Hamid menjelaskan, pelaksanaan program ini digulirkan dengan memberikan bantuan dalam bentuk blockgrant. Pemberian bantuan berdasarkan lembaga misalnya lembaga PAUD, bantuan yang diberikan antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 35 juta. (sut)