Yogyakarta - Eksistensi 'Aisyiyah dalam membangun peradaban bangsa Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak berdiri pada tahun 1917, sampai saat ini 'Aisyiyah telah memiliki cabang hampir di seluruh pelosok Indonesia dan berkontribusi melalui dakwah dan jihad di berbagai bidang, antara lain pendidikan, ekonomi, kesehatan, pendidikan politik maupun usaha lain dengan berbasis pada gerakan Keluarga Sakinah dan Qoryah Thoyyibah. Dalam kesempatan Tanwir I ‘Aisyiyah yang dilaksanakan di Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta selama tiga ini (19-21/10/2012), Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah mengungkapkan bahwa dalam menjalankan dakwah dan jihadnya, 'Aisyiyah membutuhkan sarana yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara organisasi dan anggota, maupun antara organisasi dan stakeholder eksternal lainnya, dalam hal ini adalah suara 'Aisyiyah, Sabtu, (20/10). Majalah Suara 'Aisyiyah yang berdiri sejak 1926 pada mulanya terbit dengan menggunakan bahasa Jawa dan berisi tentang masalah pendidikan, praktis kewanitaan, psikologi populer, ajaran agama, berita organisasi, pergerakan wanita, pengetahuan umum dan penyebaran agama Islam, seperti seruan untuk kaum wanita agar menutup auratnya, memakai kerudung, menjauhi pergaulan bebas, mentaati adab sopan santun ke-Islaman dan sebagainya. Guru Besar Filologi Fakultas Ilmu Budaya UGM ini menyampaikan bahwa Majalah Suara 'Aisyiyah masa kini, berbahasa Indonesia, dengan materi organisasi dan kehidupan islam serta tersebar secara nasional sehingga apa yang dilakukan gerakan ‘Aisyiyah dapat terkomunikasikan diseluruh Indonesia. Diakhir penyampaiannya, iamenegaskan bahwa “Suara ‘Aisyiyah saat ini memiliki fungsi strategis yaitu sebagai salah satu sarana dakwah melalui media massa dan merupakan perpanjangan tangan ‘Aisyiyah dalam mewujudkan cita-citanya. Suara ‘Aisyiyah juga berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi pimpinan anggota di seluruh Indonesia, yang sangat strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan penyadaran bagi peran perempuan dalam dunia domestik dan publik.” (dzar/tim media center tanwir)