Selasa, 23 Oktober 2012

Rafid Febri Ismadi Pimpin IPM Kota Medan Periode 2012-2014

Medan

– Rafid Febri Ismadi memimpin ‘kabinet’ PD IPM Kota Medan periode 2012-2014. Pelatikan yang dilakukan Ketua PW IPM Sumatera Utara, Iqbal Tanjung itu, berlangsung di Hotel Madani, Senin (15/10). Hadir Ketua PP Muhammadiyah Dr. Haedar Naser M.Si, Ketua PP IPM Danik Eka Rahmaningtiyas , Pimpinan Muhammadiyah Daerah Kota Medan Drs. Adri K dan Pimpinan Ortom berbagai tingkatan di Sumatera Utara. Berbagai sambutan disampaikan pada acara pelantikan yang dihadiri sekiatr 500 anggota IPM Kota Medan yang berasal dari berbagai sekolah. Sambutan disampaikan mulai dari Ketua Panitia, Pengurus periode 2010-2012, Perngurus Periode 2012-2014, Ketua PW IPM Ketua DPD KNPI Kota Medan, Ketua Forum Alumni IPM, Ketua PD Muhammadiyah dan Unsur Pemko Medan. Dari 7 sambutan itu mengucapkan selamat dan meminta agar IPM dapat berkiprah lebih baik. Adapun susunan pengurus PD IPM Kota Medan periode 2012-2014, adalah : Rafid Febri: Ketua Umum : Rafid Febri Ismadi Ketua Organisasi : M Satria Ananda Ketua Pengkaderan : Arbayani Ketua KDI : Ihsan Habib Siregar Ketua PIP : Sa'ad Budiman Lubis Ketua ASBO : Fahrurrozi Sinaga Ketua Advokasi : Muhammad Ridwan Ketua Ipmawati : Rahimah Sekretaris Umum : Khairul Sakti Lbs Sekretaris Organisasi : Yasri Adinata Sekretaris Pengkaderan : M Fadhil Sekretaris KDI : Juliani Sekretaris PIP : Adi Permono Sekretaris ASBO : Fitrah Furqon Sekretaris Advokasi : M Arif Fadhilah Sekretaris Ipmawati : Muhyan Syahputra Bendahara Umum: Luthfi Alfiah Bendahara I : Nurfadhillah Jannah Bendahara II : Meutya Syafitri Bendahara III : Zulkifli Jambak Bendahara IV : Khairul Hadi Rafid Febri Ismadi dalam sambutannya mengatakan bahwa amanah yang diemabannya dua tahun ke depan tidaklah mudah. Pelajar atau generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat tapi itulah yang harus kita jawab dengan sebaik-baiknya. Kara Rafid, ia bangga ber-IPM, apalagi organisasi ini, meniadi OKP (Organisasi Kepemudaan)n terbaik di level nasional bahkan Asean. Untuk itu, Rafid berharap, semua anggota IPM Kota Medan mampu menjaga jatidirinya sebagai pelajar yang ahlaqulkarimah. IPM harus bebas dari tawuran, bebas dan narkoba dan pergaulan bebas. Ia mengajak kawan-kawannya untuk bekerja solid dan menghadapi semuanya itu secara bersama-sama dengan sikap yang ikhlas. Selengkapnya.....

Gubernur Sumut : Muhammadiyah Diharapkan Terus Berikan Sumbangan Konkrit

Medan, 20 Oktober 2012 – Gubernur Sumatera Utara mengakui bahwa Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang besar sudah memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Namun demikian, kontribusi konkrit itu harus dilakukan terus dalam mengawal perkembangan bangsa dan negara ke depan. Penegasan Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho itu disampakan pada saat dilakukannya audiensi Panitia Milad ke-103 Muhammadiyah di Sumatera.

Kata Gatot, ia prihatin dengan berbagai perkembangan bangsa saat ini dimana banyak peristiwa yang sangat menyedihkan. Disebutkan, geng morot, narkoba, tawuran antar pelajar dan masyarakat. Dalam hal ini, diharapkan peran Muhammadiyah, tegas Gatot. Audeinsi yang berlangsung di rumah kediaman Plt Gubsu itu dihadiri Drs. Mario Kasduri (Korbid Pustaka dan Informasi), Drs. Ahmad Hosen Hutagalung (Ketua Panitia), Drs. Mutholib (Wakil Ketua Panitia), Mulyadi (Sekretaris Panitia Milad), Dr. Hendra Sutyasna (Seksi Kesehatan). Sedangkan Gatot Pujonugroho didampingi stafnya. Drs. Hosen Hutagalung sebagai Ketua Panitia menjelaskan rencana kegiatan milad ke-103 Muhammadiyah yang dilakukann di Medan. Berbagai kegiatan itu akan melibatkan ribuan warga persyarikatan di Kota Medan dan sekitarnya. Dari paparan yang disampaikan Drs. Hosen Hutagalung itu, Gubernur Sumut itu menyambut baik. Bahkan, Gatot menjanjikan Insya Allah, akan hadir pada dua kegiatan penting, yakni pada kegiatan Gerak Jalan ( yang akan berlangsung Minggu 11 Nopember 20120 serta Resepsi Milad ( yang akan berlangsung pada 15 Nopember 2012). Tentu saja, kehadiran Gatot di dua acara penting itu dapat menyemarakkan perayaan milad ke-103 Muhammadiyah itu. Selengkapnya.....

Senin, 22 Oktober 2012

Suara ‘Aisyiyah Salah Satu Jembatan Komunikasi Organisasi ‘Aisyiyah

Yogyakarta - Eksistensi 'Aisyiyah dalam membangun peradaban bangsa Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak berdiri pada tahun 1917, sampai saat ini 'Aisyiyah telah memiliki cabang hampir di seluruh pelosok Indonesia dan berkontribusi melalui dakwah dan jihad di berbagai bidang, antara lain pendidikan, ekonomi, kesehatan, pendidikan politik maupun usaha lain dengan berbasis pada gerakan Keluarga Sakinah dan Qoryah Thoyyibah.

Dalam kesempatan Tanwir I ‘Aisyiyah yang dilaksanakan di Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta selama tiga ini (19-21/10/2012), Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah mengungkapkan bahwa dalam menjalankan dakwah dan jihadnya, 'Aisyiyah membutuhkan sarana yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara organisasi dan anggota, maupun antara organisasi dan stakeholder eksternal lainnya, dalam hal ini adalah suara 'Aisyiyah, Sabtu, (20/10). Majalah Suara 'Aisyiyah yang berdiri sejak 1926 pada mulanya terbit dengan menggunakan bahasa Jawa dan berisi tentang masalah pendidikan, praktis kewanitaan, psikologi populer, ajaran agama, berita organisasi, pergerakan wanita, pengetahuan umum dan penyebaran agama Islam, seperti seruan untuk kaum wanita agar menutup auratnya, memakai kerudung, menjauhi pergaulan bebas, mentaati adab sopan santun ke-Islaman dan sebagainya. Guru Besar Filologi Fakultas Ilmu Budaya UGM ini menyampaikan bahwa Majalah Suara 'Aisyiyah masa kini, berbahasa Indonesia, dengan materi organisasi dan kehidupan islam serta tersebar secara nasional sehingga apa yang dilakukan gerakan ‘Aisyiyah dapat terkomunikasikan diseluruh Indonesia. Diakhir penyampaiannya, iamenegaskan bahwa “Suara ‘Aisyiyah saat ini memiliki fungsi strategis yaitu sebagai salah satu sarana dakwah melalui media massa dan merupakan perpanjangan tangan ‘Aisyiyah dalam mewujudkan cita-citanya. Suara ‘Aisyiyah juga berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi pimpinan anggota di seluruh Indonesia, yang sangat strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan penyadaran bagi peran perempuan dalam dunia domestik dan publik.” (dzar/tim media center tanwir) Selengkapnya.....

Wamenkes: 'Aisyiyah Diharapkan Kawal Kebijakan Pemerintah Khususnya Di Bidang Kesehatan

Yogyakarta – “Kalau dulu orang miskin dilarang sakit, sekarang bagaimana mengubah orang miskin yang sakit dilarang bayar”. Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Dr. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, Ph.D, Wakil Menteri Kesehatan RI, dalam forum Sidang Tanwir I 'Aisyiyah (20/10/2012), di Kampus Terpadu STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. Ali Ghufron menambahkan, orang miskin cenderung mempunyai konsep sendiri tentang sakit, “orang miskin tidak akan datang ke rumah sakit kalau belum benar-benar sakit.” ujarnya. "Saya bangga, terharu dan senang bisa diundang dalam Sidang Tanwir 'Aisyiyah, sekaligus melihat pembangunan Kampus Terpadu Stikes 'Aisyiyah yang luar biasa membuat saya merinding. Mari kita bersyukur, kita berjuang lagi untuk umat, bangsa dan negara," tambahnya.

Tentang peran Pemerintah dalam bidang Kesehatan, Ali memaparkan materi mengenai Kebijakan dan Strategi Pemerintah di Bidang Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Dhu'afa) serta sinerginya dengan 'Aisyiyah. Manusia selalu menghadapi resiko termasuk sakit, dan orang miskin cenderung tidak berdaya menghadapi resiko sakit. Sedangkan konstitusi telah mengamanatkan bahwa rakyat berhak atas jaminan kesehatan dan pemerintah berkewajiban melakukan penjaminan. Hal tersebut, ujar Ali Ghufron, yang kemudian melandasi berbagai program jaminan sosial oleh pemerintah serta akan berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional pada 2014 nanti. Ali menambahkan, saat ini, jumlah warga yang masuk dalam program Jamkesmas sebanyak 76,4 juta orang atau lebih banyak dari peserta Jamkesmas awal yang hanya berjumlah 36 juta orang. Pada tahun 2014 nanti saat diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), diharapkan seluruh masyarakat Indonesia memiliki jaminan sosial. Menurut Ali Ghufron yang juga Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, berbagai bentuk kepedulian terhadap orang miskin sejatinya sejalan dengan spirit Al-Ma'un yang menjadi watak gerakan praksis sosial Muhammadiyah-'Aisyiyah. Bahkan, tegas Ali, di dalam QS. Al-Ma'un juga telah disebutkan bahwa seorang mukmin yang tidak menyantuni orang miskin digolongkan sebagai pendusta agama. Muhammadiyah-'Aisyiyah, dalam pandangan Ali Ghufron, telah mengimplementasikan QS. Al-Ma'un dalam gerakan praksis, termasuk di bidang kesehatan melalui berbagai amal usaha layanan kesehatan, memperbanyak jumlah tenaga kesehatan, serta pemberdayaan kesehatan komunitas. Anggota Tim Ahli Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah ini berharap, terkait kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, kehadiran 'Aisyiyah menjadi begitu penting untuk melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan pemerintah termasuk penggunaan Biaya Operasional Kesehatan (BOK). (dzar/media center tanwir) Selengkapnya.....