Senin, 01 Juni 2009

NASYIAH: PEKERJAAN RUMAH TANGGA HANYA DIPUNDAK PEREMPUAN ADALAH KEKERASAN


Jakarta – Nasyiatul Aisyiyah atau biasa disebut Nasyiah menganggap bahwa kekerasan perempuan saat ini belum berakhir. Melalui siaran pers yang dikirim oleh Pimpinan Pusatnya, organisasi “Putri Muhammadiyah” ini berpandangan bahwa Kekerasan terus saja berlangsung dengan wajah yang berbeda-beda.

Jika dulu kekerasan lebih banyak berwajah tertutupnya akses dan partisipasi perempuan di wilayah publik serta penyiksaan fisik, saat ini kekerasan tersembunyi secara halus dibalik topeng partisipasi publik perempuan, hampir tanpa disadari oleh perempuan sendiri.

Lebih lanjut dalam pernyataan yang ditandantangani Ketua Umumnya, Abidah Muflihati, S.Th. I, MSi tertanggal 28 Mei 2009 ini, kekerasan tersebut saat ini terjadi dalam bidang ekonomi, banyak lapangan pekerjaan diisi oleh perempuan, banyak perempuan bekerja di berbagai jenis profesi, namun pada saat yang sama mereka juga masih mengurusi semua urusan domestik rumah tangga. Inilah beban ganda (double burden) perempuan pekerja, yang tentu saja dapat dimaknai sebagai eksploitasi.

Atas pertimbangan diatas, menurut Nasyiah bukan berarti perempuan tidak boleh beraktifitas di sektor publik, namun sudah saatnya dan selayaknya peran domestik juga dibagi secara adil antara laki-laki dan perempuan. Sangatlah terpuji jika laki-laki ikut membantu perempuan atau istri menyelesaikan tugas-tugas mencuci, menjemur, mengasuh anak, menyetrika, menyapu, memasak dan sebagainya.

Sebagaimana Rasulullah diberitakan oleh Aisyah, sang isteri, bahwa beliau menisik dan menambal sendiri baju dan sandalnya. Bahkan dalam Fiqh, pekerjaan-pekerjaan rumah tangga bukanlah kewajiban Istri, jika pun isteri melakukannya maka itu adalah sedekah. (arif)