PIDATO MILAD ‘AISYIYAH KE -95
PIMPINAN WILAYAH ‘AISYIYAH SUMATERA UTARA
TANGGAL 15 AGUSTUS 2009
DI MEDAN
Assalamualaikum w.w.
Syukur Alhamdulillah bahwa pada hari ini kita diberikan kesempatan dan kesehatan oleh Allah Subhana Wataala untuk menghadiri Milad ‘Aisyiyah ke-95 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara. Salawat dan salam kepada Rasul Allah Muhammad SAW yang telah mewariskan kepada kita Al-Quran dan Hadist sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi kita didunia dan diakhirat. Kami sangat berterimakasih atas kehadiran bapak/ibu yang telah memenuhi undangan kami ini.
Hadirin yang dirahmati Allah
Sangatlah tepat apabila tema Milad ‘Aisyiyah pada Tahun ini adalah Penguatan Keluarga Pilar Kemajuan Bangsa, karena sepuluh tahun terakhir ini kita bangsa Indonesia bahkan bangsa-bangsa didunia mengalami disorientasi budaya, pendidikan bahkan agama yang akhirnya akan berdampak kepada penurunan untuk terbentuknya masyarakat yang berkarakter, berkeadaban dan berharkat. Di Negara-negara Timur Tengah kita menyaksikan perdamaian tidak dapat diujudkan sehingga perempuan dan anak-anak turut menjadi korban kekerasan dan pembunuhan akibat perang yang tidak berkesudahan, rasa kemanusiaan dan peradaban hilang ditelan nafsu dan amarah yang luar biasa. Secara nasional saat ini kita tidak bisa memilih diantara dua hal yang menyedihkan, krisis sosial atau krisis watak dan karakter bangsa. Nasionalisme anak-anak kita semakin menipis, Hari Kebangkitan Nasional hanya merupakan sejarah dan kebanggaan bagi kaum tua saja. Anak-anak kita mengetahui peristiwa – peristiwa sejarah bangsa hanya bersifat kognitif, sekedar untuk bisa mendapat angka yang baik di laporan pembelajarannya.
Patriotisme bangsa hilang ditelan arus globalisasi dan kemodernan yang menina bobokkan anak-anak. Kehidupan anak-anak hanya kesenangan-kesenangan semu. Dilain persoalan anak-anak kita keluar dari keluarga dan rumah tangga hampir tidak memiliki watak dan karakter. Sebahagian dari anak kita menujukkan sikap yang baik dirumah tetapi nakal disekolah, terlibat penggunaan obat-obat terlarang bahkan ada yang terlibat dalam tindakan-tindakan kriminal. Sekolah-sekolah dengan disiplin yang keras sekalipun saat ini tidak merupakan jaminan untuk membentuk karakter kebajikan anak. Tetapi tetap saja sekolah menjadi kambing hitam dari merosotnya watak dan karakter ini.
Padahal, sekolah sekarang ini juga mempunyai beban administratif yang cukup berat. Sekolah disibukkan dengan akreditasi, pergantian dan penambahan kurikulum sementara para guru sibuk mengejar seminar kesana kemari agar lolos sertifikasi. Kita tidak dapat menyalahkan sikap para guru kita karena mereka berhak pula untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui program sertifikasi guru. Hasilnya sekolah akhirnya merupakan lembaga transfer of knowledge saja bukan untuk pembentukan watak.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Akar dari permasalahan-permasalahan di atas adalah keluarga, karena dari keluargalah lahir individu-individu yang akan berserak dimayarakat. Maka tidak ada alibi lain yang harus kita kemukakan selain bahwa semua persoalan bertolak dari keluarga. Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting, jiwa dan tulang punggung masyarakat, kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kemelaratan, kebodohan dan keterbelakangan suatu masyarakat adalah cerminan dari keluarga. Keluarga menjadi landasan pendidikan bagi seluruh anggota keluarga , kualitas keluarga membentuk kualitas masyarakat, relationship yang sehat dalam keluarga sangat berarti untuk membentuk generasi yang berkualitas.
Keluarga merupakan madrasah mawaddah wa rahmah, tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang. Islam memberikan perhatian yang sangat besar kepada pembinaan keluarga. Keluarga merupakan basis dari ummah, dan bangsa yang baik terbentuk melalui keluarga yang dibangun dan dikembangkan atas dasar mawadah wa rahmah. Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Anas r.a, Keluarga yang baik memiliki empat ciri, (1) Keluarga yang memiliki semangat kecintaan untuk mempelajari dan menghayati ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya untuk kemudian mengamalkan dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari; (2) Keluarga dimana setiap anggotanya saling menghormati dan menyayangi; (3) Keluarga yang dari segi nafkah tidak berlebih-lebihan; (4) Keluarga yang sadar akan kelemahan dan kekurangannya. Insya Allah datang dari keluarga mawaddah wa rahmah dengan ciri seperti hadist diatas maka anak telah memiliki potensi dan bekal untuk berkiprah ditengah-tengah bangsanya.
Philips dalam The Great Learning mengungkapkan dengan indah kalimat-kalimat berikut: “ If there is raighteousness in the heart, there will be beauty in the character; if there is beauty in the character, there will be harmony in the home; if there is harmony in the home, there will be order in the nation; if there is order in the nation, there will be peace in the world.
Hadirin yang kami hormati.
Pertanyaannya sekarang bagi ‘Aisyiyah adalah kontribusi apa yang dapat diberikan ‘Aisyiyah kepada Bangsa Indonesia ini? ‘Aisyiyah sebagai organisasi wanita muslim Indonesia, gerak dan kegiatannya merupakan jawaban atas tuntutan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Berbagai situasi dan kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia yang melahirkan tuntutan kiprah ‘Aisyiyah tersebut selain telah mengarahkan munculnya motivasi, juga telah menampilkan manefestasi amal usahanya. Sebagai organisasi yang bergerak di wilayah Republik Indonesia, ‘Aisyiyah adalah suatu komponen bangsa dan keberadaan ‘Aisyiyah sebagai unsur penunjang bagi pembangunan bangsa.
Maka merupakan kewajiban bagi ‘Aisyiyah untuk membentuk bangsa yang berkarater Islami melalui pembinaan Keluarga Sakinah. Pembinaan Keluarga Sakinah adalah merupakan salah satu dari sekian program kerja ‘Aisyiyah di tingkat Pusat sampai ketingkat Ranting. Pembinaan Keluarga Sakinah ini dilakukan melalui kegiatan dakwah yang ditekankan pada usaha tercapainya tingkat Keluarga Sakinah pada keluarga muslim. Sesuai dengan tema Milad tahun ini bahwa Keluarga harus kita kuatkan untuk mengokohkan kemajuan bangsa, maka mari kita laksanakan program dakwah Keluarga Sakinah tanpa lelah dan tanpa henti. Lima aspek yang harus kita capai adalah (1) Kehidupan beragama dalam keluarga, (2) Pendidikan Bagi Keluarga, (3) Kesehatan Keluarga, (4) Ekonomi yang stabil bagi keluarga, (5) Hubungan sosial yang harmonis inter dan antar keluarga. Insya Allah dengan niat yang ikhlas, Ibadah tanpa pamrih kita sebagai warga ‘Aisyiyah mampu memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa dan keberadaan ‘Aisyiyah ditengah-tengah masyarakat Indonesia tetap merupakan manefestasi dari firman Allah surat Ali-Imran ayat 104
Nasrun minallah wa fathun qarib
Wassalamualaikum w.w.
Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah
Sumatera Utara,
Dra. Sulhati Syam, MA
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi