Banda Aceh, Seekor harimau dahan (Neofelis nebulosa) yang baru saja dibawa ke Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, beberapa hari lalu, mati. Penyebab utamanya adalah kekurangan gizi dan cacingan yang diderita harimau itu.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NAD Abubakar Syek Mat saat ditemui seusai pelaksanaan otopsi hewan tersebut, Senin (14/9) sore, mengatakan, saat otopsi, tim gabungan menemukan beberapa kain yang diduga bekas karung goni dalam usus hewan tersebut. Di samping itu, tim otopsi juga menemukan banyak cacing dalam paru-paru, lambung, dan usus harimau itu.
”Ketika dibawa ke Banda Aceh, kondisinya sangat memprihatinkan. Sangat kurus untuk ukurannya,” tutur Abubakar.
Dia menjelaskan, usia hewan yang tergolong sangat langka itu sekitar 2 tahun. Untuk usia hewan tersebut, berat minimalnya sekitar 40 kilogram. Sementara ketika dibawa ke Banda Aceh, berat badan hewan tersebut hanya 15,5 kilogram.
Lebih lanjut dia menjelaskan, BKSDA semula hendak menyumbangkan bangkai hewan langka itu kepada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, sebagai bahan praktikum mahasiswa kedokteran hewan.
”Tetapi, karena tidak ada yang merawat saat ini dan juga sudah mau dekat hari raya Idul Fitri, mereka tidak mau menerimanya. Akhirnya diputuskan bangkainya akan dikuburkan saja di sini,” katanya.
Abubakar menyatakan, hewan itu diambil dari warga oleh polisi kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, Kamis pekan lalu.
Christopher, dokter hewan dari Vesswic, menjelaskan, selain kondisi fisik yang lemah, hasil otopsi juga memperlihatkan adanya sisa karung goni atau sejenis kain di lambung dan usus hewan tersebut. (MHD)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Selasa, 15 September 2009
Kurang Gizi, Seekor Harimau Dahan Mati
Label:
Info Lingkungan