Senin, 05 Oktober 2009

Solidaritas dari Sumut untuk Warga Padang


Hingga empat hari pascagempa 7,6 skala Richter yang menggoyang Kota Padang dan sekitarnya, banyak kelompok masyarakat Sumatera Utara menggalang dana dan bantuan untuk korban bencana.
Solidaritas itu bisa terjadi di mana saja, termasuk di jalanan Kota Medan. Lembaran demi lembaran rupiah dikumpulkan sejumlah relawan untuk membantu korban.
”Sampai hari ini, ada dua pengemudi mobil yang memberi Rp 100.000. Kebanyakan ya Rp 1.000 hingga Rp 20.000,” tutur Zulfadli, Sekretaris Jenderal Forum Mahasiswa Mitra Kamtibmas Kota Medan, yang empat hari terakhir bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se-IAIN Sumut menggelar posko bantuan di Bundaran SIB Sumut. Tiga hari terakhir, mereka mendapatkan bantuan dari masyarakat Rp 5,7 juta.

Para mahasiswa itu sempat konflik dengan para pengamen di seputaran Bundaran SIB pada hari pertama pengumpulan dana karena para pengamen merasa lahan mereka diambil. Namun, akhirnya konflik bisa diselesaikan.
”Kami masih berkoordinasi dengan Poltabes Kota Medan untuk penyaluran dana. Targetnya Rp 20 juta, itu akan kami belikan genset, sembako, dan tenda. Teman-teman di sana butuh itu,” kata Mujehid Al Amin, mahasiswa IAIN Sumut.
Hal serupa dialami GMKI Sumut. Dua hari membuka posko bantuan bencana di seputar Jalan Gadjah Mada, sumbangan yang diperoleh dari warga Sumut berjumlah Rp 10,7 juta. ”Kami masih mengupayakan mendapatkan angkutan ke lokasi bencana gratis. Kami sudah berkoordinasi dengan GMKI Padang. Dana masyarakat kami upayakan tidak diganggu gugat,” tutur Koordinator Tim Dana Gempa Bumi Sumbar Anco Silaen.
Sejumlah jemaah masjid juga membuka membuka posko gempa. Jemaah Masjid Al Iklas di Jalan Sei Batanghari, misalnya, membuka posko sejak tanggal 2 Oktober. Hingga kemarin sudah terkumpul dana Rp 4,2 juta.
”Kami sudah memutuskan, dana kami sumbangkan melalui media massa,” kata Salim. ”Dimungkinkan melalui TV nasional atau Waspada Peduli, kami belum menentukan,” kata Salim.
”Kalau kami kirim sendiri, biayanya bisa jauh lebih besar,” ujar Salim. Posko akan dibuka hingga tanggal 10 Oktober. Para jemaah masjid juga akan melakukan doa zikir untuk para korban bencana.
Sejumlah lembaga nonpemerintah pun, terutama yang bergerak di bencana atau yang mempunyai jaringan di Sumatera Barat, juga sudah bergerak dan mengirimkan relawan ke Padang.
Kepala Dinas Infokom Sumut Eddy Sofyan mengatakan, hingga kemarin Pemerintah Provinsi Sumut sudah mengirimkan 120 dokter dan paramedis ke Sumatera Barat.
Sumut untuk tahap pertama telah mengirimkan bahan pangan untuk 2.000 korban dan makanan bayi.
Berdasarkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara mendapat tanggung jawab untuk menangani daerah Padang Pariaman. (WSI/kp)