Medan, Sebanyak 31 orang meninggal dari 2.189 penderita karena demam berdarah atau DB di Sumatera Utara hingga September tahun ini. Kasus terakhir adalah meninggalnya empat pasien DB di Kabupaten Tapanuli Tengah.
”Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yang telat dibawa ke rumah sakit. Kondisi pasien sudah shock saat tiba di rumah sakit,” tutur Kepala Subdinas Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Suhardiyono, Selasa (6/10).
Rasio kematian kasus (case fertility rate) meningkat dari 0,9 tahun lalu menjadi 1,42 tahun ini. Angka diperkirakan akan meningkat mengingat pada akhir tahun belum terlampaui.
”Angka yang bagus memang di bawah satu persen,” kata Suhardiyono.
Kasus terbanyak terjadi di Kota Medan, sebanyak 616 kasus, enam orang di antaranya meninggal. Adapun di Deli Serdang sebanyak sembilan orang meninggal dunia dari 316 kasus; di Kota Sibolga terdapat 201 kasus, dua orang di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, di Tanjung Balai terdapat 240 kasus tanpa kasus meninggal dunia.
Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat 31 kasus, empat orang di antaranya meninggal dunia. Rasio kematian di daerah ini tertinggi di Sumut, menjadi 12,9 persen.
Keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit, kata Suhardiyono, terjadi pada masyarakat bawah, terutama karena masyarakat tidak paham soal layanan asuransi kesehatan.
Warga kebingungan dengan biaya apabila membawa pasien ke rumah sakit. Sebaiknya begitu ada gejala demam tinggi, tanpa alasan yang jelas, langsung saja pasien dibawa ke rumah sakit.
Penyakit lingkungan ini pun tidak bisa ditanggulangi jika masyarakat sendiri hidup tidak bersih. (WSI)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Rabu, 07 Oktober 2009
Sebanyak 31 Orang Meninggal karena DB
Label:
Info Kesehatan