Senin, 05 Oktober 2009

Oktober, Puncak Musim Hujan di Sumut

Medan, Memasuki bulan Oktober, masyarakat Sumatera Utara diminta semakin mewaspadai potensi banjir di berbagai wilayah Sumatera Utara. Oktober ini merupakan puncak musim hujan dengan curah hujan rata-rata di atas 100 milimeter.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Sumut Hendra Suwarta akhir pekan lalu mengatakan, bulan Oktober ini merupakan puncak musim hujan kedua di Sumut. Puncak pertama terjadi pada Mei. Hujan diprakirakan merata terjadi di semua hari pada bulan Oktober.
”Pada November-Desember justru tren curah hujan akan menurun,” tutur Hendra.
Akibat curah hujan yang tinggi bulan ini, potensi banjir dan longsor dimungkinkan terjadi di kawasan rawan, terutama di kawasan Bukit Barisan dan sungai-sungai besar. ”Longsor terutama berpotensi pada kawasan yang kondisi alamnya tidak bagus (hutan telah rusak). Tanah tidak bisa menampung air lagi,” kata Hendra.

Medan, Memasuki bulan Oktober, masyarakat Sumatera Utara diminta semakin mewaspadai potensi banjir di berbagai wilayah Sumatera Utara. Oktober ini merupakan puncak musim hujan dengan curah hujan rata-rata di atas 100 milimeter.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Sumut Hendra Suwarta akhir pekan lalu mengatakan, bulan Oktober ini merupakan puncak musim hujan kedua di Sumut. Puncak pertama terjadi pada Mei. Hujan diprakirakan merata terjadi di semua hari pada bulan Oktober.
”Pada November-Desember justru tren curah hujan akan menurun,” tutur Hendra.
Akibat curah hujan yang tinggi bulan ini, potensi banjir dan longsor dimungkinkan terjadi di kawasan rawan, terutama di kawasan Bukit Barisan dan sungai-sungai besar. ”Longsor terutama berpotensi pada kawasan yang kondisi alamnya tidak bagus (hutan telah rusak). Tanah tidak bisa menampung air lagi,” kata Hendra.
Adapun gelombang laut di pantai barat Sumatera bulan ini diprakirakan sangat tinggi mencapai 4 meter. Sementara tinggi gelombang laut di pantai timur 1,5 meter.
Hendra menambahkan, potensi gempa masih terbuka terjadi di Pulau Sumatera, termasuk kawasan Sumatera Utara, mengingat adanya dua jalur besar kegempaan yang melintas di seluruh pulau. Kota Medan dinyatakan aman dari sumber gempa meskipun bisa terkena efek gempa. Jalur pertama adalah jalur gempa yang melintasi Pantai Barat Sumatera. (WSI)