JAKARTA - Pelaksanaan penanggulangan pascabencana alam yang terjadi di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat, terlihat di sana sini masih terdapat kekurangan dalam segi manajemen dan teknis penanganan bencana.
Hal itu salah satunya akibat tidak optimalnya koordinasi di antara berbagai pihak yang terkait dalam penanganan bencana tersebut. Menurut ahli manajemen bencana dari Fakultas Kesehatan Masyaratat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, dalam beberapa kasus penanganan bencana termasuk di Sumbar dihadapkan pada sulitnya koordinasi di lapangan.
"Harus ada koordinasi, apakah itu terpusat melalui Badan Badan Penanggulangan Bencana Nasional atau organisai lain. Koordinasi harus jelas dan proaktif, jangan saling menunggu," ungkapnya tadi pagi..
Menurut Ahmad Syafiq, pascagempa banyak pihak yang ambil bagian dalam penanganan korban gempa, dari pihak setempat, pusat hingga bantuan luar negeri. Hal ini tentunya sedikit banyak menyulitkan dalam koordinasi di lapangan.
"Koordinasi di lapangan tak mudah, karena masing-masing organisasi dan lembaga negara mempunyai agenda sendiri-sendiri. Terutama, ketika hari petama dalam menjalankan agendanya. Di sini lembaga yang berwenang harus proaktif, tidak menunggu yang lain lapor," paparnya.
Ahmad Syafiq menjelaskan, hal yang harus dilakukan adalah mendata organisasi yang masuk dan apa yang akan dilakukan mereka. Kemudian, undang organisasi itu duduk bersama untuk melihat operasional mapping
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi