Padang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan menjadikan tiga korong atau dusun di lembah Gunung Tigo, yang menimbun 300-an warga setempat akibat gempa, sebagai kuburan massal.
Sementara itu, Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi Sumbar, Minggu (4/10), menjelaskan, hingga hari kelima, secara keseluruhan korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Sumbar 605 orang.
Rinciannya, 231 orang korban (di Padang), 49 (Kota Pariaman), 4 (Kota Solok), 276 (Kabupaten Padang Pariaman), 32 (Kabupaten Agam), 3 (Kabupaten Pasaman Barat), dan 10 orang (Kabupaten Pesisir Selatan). Korban hilang 4 orang di Padang, 285 orang di Kabupaten Padang Pariaman, dan 54 orang di Kabupaten Agam. Korban luka berat sebanyak 412 orang dan luka ringan 2.096 orang.
Gempa lain berkekuatan 6,1 skala Richter, Minggu pukul 12.36 WIT, membuat panik warga Manokwari di Provinsi Papua Barat. Warga yang berada di kota berhamburan keluar dari rumah dan belum berani memasuki tempat tinggalnya.
Sebelumnya, pukul 11.00 Wita, gempa juga melanda Provinsi Gorontalo dengan kekuatan 5,3 skala Richter. Namun, gempa yang berpusat di kedalaman 25 kilometer pada titik 108 kilometer barat laut Gorontalo itu tidak terasa oleh warga Kota Gorontalo. Situs web resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di koordinat 1,44 Lintang Utara–122,69 Bujur Timur.
Kepala BMKG George Leskona menyebutkan, gempa di Manokwari berada di lokasi koordinat 47 derajat Lintang Selatan dan 133,03 Bujur Timur. Titik gempa berada di 123 kilometer barat laut Manokwari pada kedalaman 56 kilometer.
Warga sempat panik dan bergegas menuju tempat tinggi di daerah Amban untuk mengantisipasi tsunami. Untunglah petugas BMKG Manokwari cepat bertindak menenangkan warga. Petugas memberikan pengumuman lewat RRI Manokwari bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Kubur di tiga korong
Kepala Sekretariat Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi Sumbar Ade Edward, Minggu, mengatakan, akan menjadikan tiga korong, yakni Lubuk Laweh, Pulau Air, dan Cumanak, yang mengalami longsor dan terkubur di lembah Gunung Tigo sebagai kuburan massal. Lembah Tigo terletak di Kanagarian Tandikat, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman.
”Daripada biaya yang mahal tersebut digunakan untuk mengevakuasi mayat, lebih baik diberikan kepada mereka yang selamat. Toh, kalau dievakuasi, mereka tak akan hidup kembali,” ujar Edward di Padang.
Usul menjadikan lokasi bencana sebagai kuburan massal juga termasuk untuk daerah lain yang sulit proses evakuasinya, seperti di Kanagarian Padang Alai, Kecamatan Lima Koto Timur, Padang Pariaman.
Menurut Edward, berdasarkan aturan tata ruang Pemprov Sumbar, lokasi daerah bencana akan menjadi areal tertutup dan tak boleh dihuni warga kembali. ”Kami tak ingin ada anak cucu kami yang kembali menjadi korban. Jadi, daerah lokasi bencana akan ditutup. Karena akan menjadi daerah tertutup inilah, ada usulan menjadikannya sebagai kuburan massal bagi korban yang terkubur di sana,” ujarnya.
50 warga pecinan
Di Kota Padang, sekitar 50 korban gempa warga Kelurahan Belakang Pondok, kawasan pecinan di Kecamatan Padang Selatan, yang terkubur reruntuhan bangunan, hingga kemarin belum tersentuh upaya evakuasi.
Sekretaris PDI-P Sumbar Alexander Indra Lukman dalam laporannya kepada Wakil Gubernur Sumbar Marlis Rahman mengatakan, evakuasi korban terkendala izin dari pihak keluarga.
Namun, Marlis mengatakan, meskipun tidak ada izin dari pihak keluarga, jika sudah lewat tujuh sampai 10 hari, tim evakuasi akan membersihkan lokasi reruntuhan.(kps)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Senin, 05 Oktober 2009
Musibah Gempa Pariaman : Tiga Dusun Akan Jadi Kuburan Massal
Label:
Info Lingkungan