Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Sumatera Utara Majelis Kesehatan
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Sabtu, 29 Juni 2013
Sambut Milad Aisyiyah ke-99: Aisyiyah Sumut Gelar Seminar Sehari Penanggulangan TBC
Sabtu, 08 Desember 2012
30 Pimpinan Aisyiyah Majelis Kesehatan Sumut ikuti Sosialisasi Jampersal Bersama BKKBN
Selasa, 23 Oktober 2012
Rafid Febri Ismadi Pimpin IPM Kota Medan Periode 2012-2014
Medan
– Rafid Febri Ismadi memimpin ‘kabinet’ PD IPM Kota Medan periode 2012-2014. Pelatikan yang dilakukan Ketua PW IPM Sumatera Utara, Iqbal Tanjung itu, berlangsung di Hotel Madani, Senin (15/10). Hadir Ketua PP Muhammadiyah Dr. Haedar Naser M.Si, Ketua PP IPM Danik Eka Rahmaningtiyas , Pimpinan Muhammadiyah Daerah Kota Medan Drs. Adri K dan Pimpinan Ortom berbagai tingkatan di Sumatera Utara. Berbagai sambutan disampaikan pada acara pelantikan yang dihadiri sekiatr 500 anggota IPM Kota Medan yang berasal dari berbagai sekolah. Sambutan disampaikan mulai dari Ketua Panitia, Pengurus periode 2010-2012, Perngurus Periode 2012-2014, Ketua PW IPM Ketua DPD KNPI Kota Medan, Ketua Forum Alumni IPM, Ketua PD Muhammadiyah dan Unsur Pemko Medan. Dari 7 sambutan itu mengucapkan selamat dan meminta agar IPM dapat berkiprah lebih baik. Adapun susunan pengurus PD IPM Kota Medan periode 2012-2014, adalah : Rafid Febri: Ketua Umum : Rafid Febri Ismadi Ketua Organisasi : M Satria Ananda Ketua Pengkaderan : Arbayani Ketua KDI : Ihsan Habib Siregar Ketua PIP : Sa'ad Budiman Lubis Ketua ASBO : Fahrurrozi Sinaga Ketua Advokasi : Muhammad Ridwan Ketua Ipmawati : Rahimah Sekretaris Umum : Khairul Sakti Lbs Sekretaris Organisasi : Yasri Adinata Sekretaris Pengkaderan : M Fadhil Sekretaris KDI : Juliani Sekretaris PIP : Adi Permono Sekretaris ASBO : Fitrah Furqon Sekretaris Advokasi : M Arif Fadhilah Sekretaris Ipmawati : Muhyan Syahputra Bendahara Umum: Luthfi Alfiah Bendahara I : Nurfadhillah Jannah Bendahara II : Meutya Syafitri Bendahara III : Zulkifli Jambak Bendahara IV : Khairul Hadi Rafid Febri Ismadi dalam sambutannya mengatakan bahwa amanah yang diemabannya dua tahun ke depan tidaklah mudah. Pelajar atau generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat tapi itulah yang harus kita jawab dengan sebaik-baiknya. Kara Rafid, ia bangga ber-IPM, apalagi organisasi ini, meniadi OKP (Organisasi Kepemudaan)n terbaik di level nasional bahkan Asean. Untuk itu, Rafid berharap, semua anggota IPM Kota Medan mampu menjaga jatidirinya sebagai pelajar yang ahlaqulkarimah. IPM harus bebas dari tawuran, bebas dan narkoba dan pergaulan bebas. Ia mengajak kawan-kawannya untuk bekerja solid dan menghadapi semuanya itu secara bersama-sama dengan sikap yang ikhlas. Selengkapnya.....Gubernur Sumut : Muhammadiyah Diharapkan Terus Berikan Sumbangan Konkrit
Medan, 20 Oktober 2012 – Gubernur Sumatera Utara mengakui bahwa Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang besar sudah memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Namun demikian, kontribusi konkrit itu harus dilakukan terus dalam mengawal perkembangan bangsa dan negara ke depan. Penegasan Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho itu disampakan pada saat dilakukannya audiensi Panitia Milad ke-103 Muhammadiyah di Sumatera. Kata Gatot, ia prihatin dengan berbagai perkembangan bangsa saat ini dimana banyak peristiwa yang sangat menyedihkan. Disebutkan, geng morot, narkoba, tawuran antar pelajar dan masyarakat. Dalam hal ini, diharapkan peran Muhammadiyah, tegas Gatot. Audeinsi yang berlangsung di rumah kediaman Plt Gubsu itu dihadiri Drs. Mario Kasduri (Korbid Pustaka dan Informasi), Drs. Ahmad Hosen Hutagalung (Ketua Panitia), Drs. Mutholib (Wakil Ketua Panitia), Mulyadi (Sekretaris Panitia Milad), Dr. Hendra Sutyasna (Seksi Kesehatan). Sedangkan Gatot Pujonugroho didampingi stafnya. Drs. Hosen Hutagalung sebagai Ketua Panitia menjelaskan rencana kegiatan milad ke-103 Muhammadiyah yang dilakukann di Medan. Berbagai kegiatan itu akan melibatkan ribuan warga persyarikatan di Kota Medan dan sekitarnya. Dari paparan yang disampaikan Drs. Hosen Hutagalung itu, Gubernur Sumut itu menyambut baik. Bahkan, Gatot menjanjikan Insya Allah, akan hadir pada dua kegiatan penting, yakni pada kegiatan Gerak Jalan ( yang akan berlangsung Minggu 11 Nopember 20120 serta Resepsi Milad ( yang akan berlangsung pada 15 Nopember 2012). Tentu saja, kehadiran Gatot di dua acara penting itu dapat menyemarakkan perayaan milad ke-103 Muhammadiyah itu. Selengkapnya.....
Senin, 22 Oktober 2012
Suara ‘Aisyiyah Salah Satu Jembatan Komunikasi Organisasi ‘Aisyiyah
Yogyakarta - Eksistensi 'Aisyiyah dalam membangun peradaban bangsa Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak berdiri pada tahun 1917, sampai saat ini 'Aisyiyah telah memiliki cabang hampir di seluruh pelosok Indonesia dan berkontribusi melalui dakwah dan jihad di berbagai bidang, antara lain pendidikan, ekonomi, kesehatan, pendidikan politik maupun usaha lain dengan berbasis pada gerakan Keluarga Sakinah dan Qoryah Thoyyibah. Dalam kesempatan Tanwir I ‘Aisyiyah yang dilaksanakan di Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta selama tiga ini (19-21/10/2012), Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah mengungkapkan bahwa dalam menjalankan dakwah dan jihadnya, 'Aisyiyah membutuhkan sarana yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara organisasi dan anggota, maupun antara organisasi dan stakeholder eksternal lainnya, dalam hal ini adalah suara 'Aisyiyah, Sabtu, (20/10). Majalah Suara 'Aisyiyah yang berdiri sejak 1926 pada mulanya terbit dengan menggunakan bahasa Jawa dan berisi tentang masalah pendidikan, praktis kewanitaan, psikologi populer, ajaran agama, berita organisasi, pergerakan wanita, pengetahuan umum dan penyebaran agama Islam, seperti seruan untuk kaum wanita agar menutup auratnya, memakai kerudung, menjauhi pergaulan bebas, mentaati adab sopan santun ke-Islaman dan sebagainya. Guru Besar Filologi Fakultas Ilmu Budaya UGM ini menyampaikan bahwa Majalah Suara 'Aisyiyah masa kini, berbahasa Indonesia, dengan materi organisasi dan kehidupan islam serta tersebar secara nasional sehingga apa yang dilakukan gerakan ‘Aisyiyah dapat terkomunikasikan diseluruh Indonesia. Diakhir penyampaiannya, iamenegaskan bahwa “Suara ‘Aisyiyah saat ini memiliki fungsi strategis yaitu sebagai salah satu sarana dakwah melalui media massa dan merupakan perpanjangan tangan ‘Aisyiyah dalam mewujudkan cita-citanya. Suara ‘Aisyiyah juga berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi pimpinan anggota di seluruh Indonesia, yang sangat strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan penyadaran bagi peran perempuan dalam dunia domestik dan publik.” (dzar/tim media center tanwir) Selengkapnya.....
Wamenkes: 'Aisyiyah Diharapkan Kawal Kebijakan Pemerintah Khususnya Di Bidang Kesehatan
Yogyakarta – “Kalau dulu orang miskin dilarang sakit, sekarang bagaimana mengubah orang miskin yang sakit dilarang bayar”. Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Dr. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, Ph.D, Wakil Menteri Kesehatan RI, dalam forum Sidang Tanwir I 'Aisyiyah (20/10/2012), di Kampus Terpadu STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. Ali Ghufron menambahkan, orang miskin cenderung mempunyai konsep sendiri tentang sakit, “orang miskin tidak akan datang ke rumah sakit kalau belum benar-benar sakit.” ujarnya. "Saya bangga, terharu dan senang bisa diundang dalam Sidang Tanwir 'Aisyiyah, sekaligus melihat pembangunan Kampus Terpadu Stikes 'Aisyiyah yang luar biasa membuat saya merinding. Mari kita bersyukur, kita berjuang lagi untuk umat, bangsa dan negara," tambahnya. Tentang peran Pemerintah dalam bidang Kesehatan, Ali memaparkan materi mengenai Kebijakan dan Strategi Pemerintah di Bidang Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Dhu'afa) serta sinerginya dengan 'Aisyiyah. Manusia selalu menghadapi resiko termasuk sakit, dan orang miskin cenderung tidak berdaya menghadapi resiko sakit. Sedangkan konstitusi telah mengamanatkan bahwa rakyat berhak atas jaminan kesehatan dan pemerintah berkewajiban melakukan penjaminan. Hal tersebut, ujar Ali Ghufron, yang kemudian melandasi berbagai program jaminan sosial oleh pemerintah serta akan berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional pada 2014 nanti. Ali menambahkan, saat ini, jumlah warga yang masuk dalam program Jamkesmas sebanyak 76,4 juta orang atau lebih banyak dari peserta Jamkesmas awal yang hanya berjumlah 36 juta orang. Pada tahun 2014 nanti saat diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), diharapkan seluruh masyarakat Indonesia memiliki jaminan sosial. Menurut Ali Ghufron yang juga Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, berbagai bentuk kepedulian terhadap orang miskin sejatinya sejalan dengan spirit Al-Ma'un yang menjadi watak gerakan praksis sosial Muhammadiyah-'Aisyiyah. Bahkan, tegas Ali, di dalam QS. Al-Ma'un juga telah disebutkan bahwa seorang mukmin yang tidak menyantuni orang miskin digolongkan sebagai pendusta agama. Muhammadiyah-'Aisyiyah, dalam pandangan Ali Ghufron, telah mengimplementasikan QS. Al-Ma'un dalam gerakan praksis, termasuk di bidang kesehatan melalui berbagai amal usaha layanan kesehatan, memperbanyak jumlah tenaga kesehatan, serta pemberdayaan kesehatan komunitas. Anggota Tim Ahli Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah ini berharap, terkait kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, kehadiran 'Aisyiyah menjadi begitu penting untuk melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan pemerintah termasuk penggunaan Biaya Operasional Kesehatan (BOK). (dzar/media center tanwir) Selengkapnya.....
Jumat, 21 September 2012
’Aisyiyah Organisasi Perempuan Terbesar di Dunia
PP Aisyiyah Buka Pelatihan Manajemen Program & Fundraising di Medan Medan, 21 September 2012 – Pimpinan Pusat ’Aisyiyah yang diwakili Dra. Hadiroh Achmad, Dr. Atikah M. Zaki MARS, membuka Pelatihan Manajemen & Fundraising serta Sinergy Konsolidasi Organisasi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ’Aisyiyah Sumatera Utara. Pelatihan yang berlangsung 21 – 23 September di Gedung Diklat PLN Medan diikuti 100 peserta dari 22 Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Sumatera Utara. Hadir pada acara itu unsur Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Hadiroh Achmad, Dr. Atikah M. Zaki MARS dan unsur PR TB Pusat Drs. Samhari Baswedan, Syiar Anggreta Siagian Msi serta Ketua Pimpinan Wilayah Sumatera Utara Hj. Elinita PP ’Aisyiyah yang diwakili oleh Dra. Hadiroh Achmad, mengatakan program konsolidasi Aisyiyah ini dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia dan diharapkan sudah selesai sebelum tanwir Aisyiyah. Kata Hadiroh, mengutip hasil penelitian seorang ahli dari Amerika, bahwa Aisyiyah adalah organisasi perempuan terbesar di dunia. Kalau di Indonesia, dari 78 organisasi perempuan, hanya Aisyiyahlah yang memiliki amal usaha 10.000 ribu Taman Kanak-kanak (Bustanul Athfal ), 11 Perguruan Ttinggi Aisyiyah, 10 Rumah Sakit dan banyak amal usaha lainnya, seperti amal usaha keuangan dan ekonomi. Jelas Hadiroh, mengutip penelitian itu ahli dari Amerika itu, ia punya pengalaman menarik ketika ia berjalan ke Pulau Nias didaerah minoritas Islam. Ternyata ada amal usaha Aisyiyah demikian juga di Badui, Aisyiyah punya amal usaha. Kata Hadiroh, uniknya Aisyiyah mengurusi ummat mulai dari melahirkan sampai kematiannya. ”Aisyiyah juga dikenal sebagai organisasi yang tertib administrasi dan keuangan,” tegas Hadiroh. Kepada semua peserta pelatihan, Hadiroh berharap Aisyiyah Sumatera Utara harus solid dan melaksanakan semua program dengan se-ikhlas-ikhlasnya. Mamejemen Aisyiyah Kemampuan pimpinan Aisyiyah dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam memenej program termasuk penggalangan dana (fundraising) sehingga menjadi kemampuan yang perlu untuk ditingkatkan agar mekanisme perencanaan dan pelaksanaan dalam organisasi menjadi efektif. Saat ini Aisyiyah memiliki program nasional yang diberi nama Program Community TB Care ’Aisyiyah. Melalui program ini ‘Aisyiyah telah mengembangkan satu model manajemen program terstruktur sesuai dengan prinsif efisiensi dan efektifitas dan model inilah yang akan diteruskan kepada pengelola organisasi melalui pelatihan Manajemen program & Fundraising agar memberikan manfaat yang optimal terhadap organisasi. Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara menjadi salah satu SR (Sub-Recifient) dari program TB Care nasional. Melalui Program TB Care itu, Aisyiyah dan mitra-mitranya melakukan penanggulangan penyakit TB yang populasinya ternyata masih menjadi no5 di tanah air. Dari pelatihan selama tiga hari itu, maka Pimpinan Aisyiyah dilevel Wilayah dan Daerah akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola program serta penyediaan dana bagi kebutuhan program itu sendiri. Pada acara pembukaan pelatihan itu, Ketua PW Aisyiyah Sumut Hj. Elinita mengatakan, sebuah kebahagiaan tersendiri karena PP Aisyiyah langsung bisa berhadapan dengan pimpinan wilayah dan daerah dalam rangka konsolidasi organisasi. Untuk itulah, kami berharap agar kemampuan semua pimpinan wilayah dan daerah dapat menjadi lebih baik. *** Yuniar R.Yoga - PWASU Selengkapnya.....
Selasa, 14 Agustus 2012
Minggu, 05 Agustus 2012
LOMBA PIDATO MILAD AISYIYAH UNTUK PERSIAPKAN DAI YANG HANDAL
Sabtu, 02 Juli 2011
Muhammadiyah Kembangkan 1000 Taman Baca untuk Masyarakat
Muhammadiyah akan mengembangkan 1000 taman baca ( Bustanul Qutub) bagi warga masyarakat. Pengembangan 1000 pustaka di seluruh Indonesia itu akan dilakukan melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Muhamamdiyah di seluruh Indonesia. Dengan 1000 taman baca (pustaka) itu diharapkan kontribusi Muhammadiyah terhadap upaya pencerdasan anak bangsa akan lebih konkrit.
Demikian dijelaskan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumatra Utara, Syaiful Hadi JL, dari Joqjakarta. Majelis Pustaka dan Informasi menggelar rapat kerja nasional di Universitas Ahmad Dahlan, Joqjakarta. Tim MPI Sumatera Utara diwakili oleh Syaiful Hadi J.L (ketua), Eko Purwanto (Sekretaris) Adrivan Diwirsyah (Bendahara).
Rapat Kerja nasional Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. HM Din Syamsudin, MA. Ketua Umum PP Muhammadiyah berharap agar rakernas menghasilkan program-program yang bisa diakses oleh masyarakat dalam rangka mengembangkan dakwah Islam dan menyosialisasikan program Muhammadiyah. Apalagi dalam perkembangan teknologi informasi dimana perubahan terjadi sangat cepat. “ Masyarakat membutuhkan informasi yang bisa mencerahkan,” tegas Din.
Muhammadiyah akan mengembangkan 1000 taman baca ( Bustanul Qutub) bagi warga masyarakat. Pengembangan 1000 pustaka di seluruh Indonesia itu akan dilakukan melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Muhamamdiyah di seluruh Indonesia. Dengan 1000 taman baca (pustaka) itu diharapkan kontribusi Muhammadiyah terhadap upaya pencerdasan anak bangsa akan lebih konkrit.
Demikian dijelaskan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumatra Utara, Syaiful Hadi JL, dari Joqjakarta. Majelis Pustaka dan Informasi menggelar rapat kerja nasional di Universitas Ahmad Dahlan, Joqjakarta. Tim MPI Sumatera Utara diwakili oleh Syaiful Hadi J.L (ketua), Eko Purwanto (Sekretaris) Adrivan Diwirsyah (Bendahara).
Rapat Kerja nasional Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. HM Din Syamsudin, MA. Ketua Umum PP Muhammadiyah berharap agar rakernas menghasilkan program-program yang bisa diakses oleh masyarakat dalam rangka mengembangkan dakwah Islam dan menyosialisasikan program Muhammadiyah. Apalagi dalam perkembangan teknologi informasi dimana perubahan terjadi sangat cepat. “ Masyarakat membutuhkan informasi yang bisa mencerahkan,” tegas Din.
"Perkembangan teknologi informasi telah banyak mengubah dunia.Apa yang terjadi di Timur Tengah saat, bisa kita saksikan saat ini juga di negara kita", ujar Din Syamsudin mencontohkan."Sehingga kemajuan Muhammadiyah yang akan datang, akan turut ditentukan dan dibantu oleh kemajuan teknologi informasi", lanjutnya.
Dalam bidang pustaka, Din Syamsudin berharap agar ditumbuhkan gerakan gemar membaca. Kalau dalam bidang pendidikan ada Bustanul Atfhfal, maka dalam bidang gerakan gemar membaca ini, kita perlu mencanangkan Bustanul Qutub (Taman Bacaan).
Sementara itu Drs. H Muchlas, MT Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mengatakan bahwa salah satu program MPI adalah akan membangun 1000 Taman Bacaan di seluruh Indonesia. 1000 Taman Bacaan ini akan berbasis di cabang dan ranting Muhammadiyah."Insya Allah dalam waktu dekat ini, kita akan melaunching beberapa taman pustaka, di beberapa wilayah sebagai pilot proyek", jelas Muchlas.
Khusus untuk pengembangan taman baca ( pustaka) ini, Majelis Pustaka dan Informasi Muhamamdiyah Sumut bertekad untuk segera mengembangkan 100 pustaka di Simatera Utara. 100 pustaka itu meliputi Pustaka Masjid, Pustaka Amal Usaha ( Perguruan Tinggi dan Sekolah), Pustaka Organisasi dan Pustaka Mandiri.
Rakernas yang akan berlangsung sampai tanggal 3 Juli 2011 ini, dihadiri oleh MPI tingkat wilayah se-Indonesia, Majelis dan Lembaga PP Muhammadiyah, Ortom tingkat Pusat dan beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Hadir dalam acara pembukaan Rakernas ini antara lain; Prof. DR. H Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah, Hj.Siti Hadiroh Ahmad dari PP Aisyiyah, dan Wakil Rektor I UAD DR Ir Dwi Sulisworo, MT. ***
Selengkapnya.....
Selasa, 28 Juni 2011
AISYIYAH SUMATERA UTARA FOKUS TINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT
Medan, 28 Juni 2011 – Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara melalui Majelis Kesehatan kini memiliki berbagai program yang fokus pada upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Demikian disampaikan Ketua Majelis Kesehatan PW Aisyiyah Sumatera Utara Yuniar R. Yoga dan Sekretaris Dra. Azwinar Apt kepada wartawan di Medan, Selasa (28/6).
Untuk kegiatan itu Aisyiyah selain akan melakukan sosialisasi berbagai tip’s kesehatan kepada warga Aisyiyah juga akan melakukan kegiatan yang sama kepada amsyarakat luas lewat kegiatan kampanye kesehatan dan bakti sosial kesehatan.
Untuk kegiatan itu, PW Aisyiyah Majelis Kesehatan telah mulai melakukan inisiasi kepada warga di Kabupaten Langka, Minggu (26/6) lalu. Dihadapan ratusan warga Aisyiyah dari 8 cabang di telah disosialisasik tip’s menyusui dini dan ASI ekslusif oleh tim kesehatan Aisyiyah, Dr.Dwi Mayaheti Nasution. Karena masih banyak warga yang tidak paham manfaat sesungguhnya dari pemberian kepada kepada bayi. “ Kami juga memtar video agar warga lebih mudah untuk paham,” kata Yuniar. Kepada warga juga sosialisasikan makanan yang sehat bagi ibu menyusui untuk memperbanyak proten dalam makanan.
Warga Aisyiyah yang hadir berasal dari Cabang Secanggang, Cabang Selesai, Cabang Bahorok, Cabang Padang Tualang, Cabang Stabat, Cabang Tanjung Pura, Cabang Brandan, Cabang Besitang.
Kampanye tentang Asi Ekslusif juga disampaikan Aisyiyah melalui radio M-UMSU. Di radio ini materi juga disampaikan oleh Dr.Dwi Mayaheti Nst yang juga adalah dosen pada Fakultas Kedokteran UMSU.
HARI TB
Program kesehatan Aisyiyah yang menjadi fokus adalah upaya mengentaskan TB yang penderitanya masih cukup banyak. Diharapkan Pimpinan Aisyiyah Sumatera Utara yang berasal dari berbagai majelis, Majelis Kesehatan melakukan sosialisasi terhadap upaya pengentasan penderita TB, Sabtu (25/6) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumatera Utara di Medan.
“ Diharapkan semua pimpinan Aisyiyah menjadi kader TB sehingga mereka seharusnyalah paham dan mengerti apa TB dan paham pula untuk memberikan solusinya,” jelas Yuniar. Kegiatan sosialisasi diinternal Aisyiyah kali ini diberikan oleh Dr.Sri Arbaningsih Sp P. Dia adalah dosen FK UMSU juga dokter praktek di RSUM.
Juga dijelaskan, dalam rangka Milad Aisyiyah ke-97, PW Aisyiyah Majelis Kesehatan bersama Majelis Diknas mengadakan “lomba sekolah sehat” di tujuh daerah di Sumatera Utara, masing-masing Deli Sedang, Serdang Bedagai, Tebingtinggi, Binjai, Langkat, Medan dan Karo. Puncak acara yang akan berlangsung di Kampung Dadap [pada 27 Juli 2011 nanti, PW Aisyiyah juga akan menggelar kegiatan bakti social kesehatan.
Selengkapnya.....
Sabtu, 25 Juni 2011
Wakil Ketua DPRSU Letakkan Batu Pertama SMK3 Muhammadiyah Labura
Aek Kanopan – Wakil Ketua DPRD Sumut H. Kamaluddin Harahap meletakkan batu pertama pembangunan ruang kelas baru SMK-3 Muhammadiyah Labura (Labuhan Batu Utara), di Aek Kanopan, Jumat 24/6. Acara yang dirangkai dengan tabligh akbar itu dihadari ratusan warga persyarikatan. Hadir Ketua PDM Labura Munir Siregar, Ketua PDM Labuhan Batu H. Yursalin, Kepala SMK-3 Taufik Hidayat serta pimpinan ortom Muhammadiyah Labura.
Penambahan ruang keras sebanyak tiga lantai itu dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan ruang belajar yang lebih representatif karena sekolah itu mengalami kemajuan yang sangat menggembirakan.
Wakil Ketua DPRDSU dari fraksi PAN itu menyampaikan kegembiraan dan rasa bangganya atas semangat warga persyarikatan di Labura untuk memiliki gedung sekolah yang representaif. “Insya Allah saya sebagai kader Muhammadiyah akana ikut berjuang menyelesaikan pembangunan sekolah ini,” kata Kamaluddin.
Pada kesempatan itu, Kamaluddin menyerahkan bantuan sebesar Rp 200 juta untuk pembangunan Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Asahan, Jln Mutiara Kisaran. Penyerahan bantuan untuk STIEM itu digelar serangkaian dengan pelantikan PDAM Asahan.*** shd
Selengkapnya.....
Pengurus Wilayah Riau Pemuda Muhammadiyah resmi dilantik
PEKANBARU - Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah periode 2010_2014 dilantik. Anggota Fraksi A DPRD Riau, Jabarullah didapuk untuk mengnahkodai organisasi Pemuda Muhammadiyah hingga 2014 nanti. Pelantikan yang dilakukan di Hotel Pangeran Pekanbaru tersebut dihadiri oleh tokoh nasional yang juga mantan ketua MPR-RI di masa pemerintahan presiden Abdurachman Wahid, Amien Rais.
Ketua PWPM, Jabarullah mengatakan bahwa organisasi Pemuda Muhammadiyah merupakan organisasi temmpat pembelajaran pemuda-pemuda Muhammadiyah di segala bidang. Termasuk membentuk karakter pemuda yang diharapkan akan dapat menjadi pemimpin di masa mendatang.
"Langkah strategis organisasi Pemuda Muhammadiyah adalah menyiapkan kader-kader pemimpin di masa mendatang. Organisasi juga menjadi tempat 'menggodog' para pemuda khususnya anggota Pemuda Muhammadiyah memiliki karakter dan jiwa kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai agamis. Sehingga ke depan akan menjadi pemimpin yang berakhlak baik," terangnya.
Sementara itu, Amein Rais mengatakan bahwa masanya Megawati, SBY, Amin Rais dan lainnya sudah lewat. Untuk itu, pemuda-pemuda harus menyiapkan diri untuk menggantikannya menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan berorganisasi di Pemuda Muhammadiyah.
"Pemuda Muhammadiyah akan mendidik dan menyiapkan para pemuda yang tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah untuk menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang menggantikan pemimpin saat ini yang sudah masuk ke masa 'sunset'," selorohnya.***(H-we)
Selengkapnya.....
Jumat, 24 Juni 2011
MENGENANG “PEMBESAR” MUHAMMADIYAH HR MOHAMMAD SAID
Oleh: Shohibul Anshor Siregar
”.....sebaiknya tangisilah diri sendiri karena tidak mempunyai jasa sebesar almarhum HR Mohammad Said” (HAMKA, 1939)
Tanggal 25 Nopember 1927. Pada sebuah tempat di Jalan Nagapatam Nomor 44 Kampung Keling, Medan. Biasanya di sana berlangsung pengajian rutin. Tetapi kali ini berubah agenda menjadi rapat pembentukan organisasi Muhammadiyah. Pemimpin pertemuan bernama Hr Mohammad Said. Ia seorang cendekiawan dan aktivis politik (Sarikat Islam Pematangsiantar). Hr Mohammad Said juga dikenal sebagai pemimpin sebuah surat kabar (Pewarta Deli). Sebelum maupun sesudah pendirian Muhammadiyah Sumatera Timur, beliau sudah kerap mewartakan organisasi ini kepada pembacanya.
Jika terdapat jama’ah yang berbilang, tentulah pengurus Muhammadiyah yang diputuskan saat itu tak cuma belasan orang: Hr Mohammad Said (Ketua), Djuin St Penghulu (Wakil), Maspono (Sekreraris), Pangulu Manan (Wakil), dan seorang advisor bernama Tandjung Moehammad Arief . Selain itu kepengurusan dilengkapi 5 anggota: Kongo St Maradjo, Hasan St Batuah, Awan St Saripado, H Su’ip, dan Sutan Berahim.
Tempat pertemuan itu kini sudah berubah nama menjadi Jalan Kediri. Setelah berlalu 83 tahun, di antara pembaca mungkin ada yang berfikir: ”tidakkah diperlukan merenovasi gedung pertemuan itu menjadi monumen penting dengan peruntukan kegiatan dakwah?” Patutlah direkomendasikan untuk Musywil XI mendatang.
Mengembangkan Sayap pada Masa Sulit. HR Mohammad Said memimpin pengembangan Muhammadiyah dengan titik awal di sebuah kota terpenting (Medan). Setelah itu tercatatlah pertumbuhan cukup menggembirakan di berbagai kota dan pelosok lainnya. Dalam tulisan singkat ini hanya akan disebut beberapa tempat dan waktu. Karena keterbatasan tidak mungkin menguraikan keseluruhan.
Di Sumatera Barat telah lebih dahulu berdiri (1925). Diperkirakan beberapa tempat di Tapanuli juga lebih dahulu mengenal Muhammadiyah. Dalam beberapa catatan terpercaya, malah para pendatang dari Sumatera Barat telah memperkenalkan Muhammadiyah sambil menjalankan aktivitasnya berdagang atau kegiatan intelektual lainnya, bahkan sebelum tahun 1927 di daerah-daerah yang mereka datangi, termasuk wilayah-wilayah sekitar perkebunan di Sumatera Timur.
Dalam Seminar Sejarah Muhammadiyah Sumatera Utara (1990) Ketua PDM Tapanuli Selatan almarhum H Ruhum Harahap menuturkan Muhammadiyah di daerahnya merupakan pengembangan langsung dari Sumatera Barat, dan secara resmi berdiri di Padangsidimpuan tahun 1930, disusul kemudian di Sipirok. Dari data yang dihimpun HM Nur Rizali ditemukan beberapa catatan sejarah perkembangan dengan pola tertentu. Setelah berdiri di Sumatera Timur (1927) maka pada tahun yang sama berdiri pula di Tebing Tinggi dan Kisaran.
Rupanya jarak antara satu dan lain tempat tidak selalu memudahkan pengembangan. Ini terlihat dari fakta bahwa meskipun Medan dengan Binjai atau Belawan begitu dekat, tetapi justru di kedua kota itu Muhammadiyah barulah berdiri resmi beberapa tahun kemudian. Tercatat bahwa di Binjai Muhammadiyah berdiri tahun 1930, bersamaan tahun dengan pendirian di Pematangsiantar dan Tanjungbalai. Sedangkan di kota Belawan pada tahun 1933, bersamaan tahun dengan pendirian di kota Rantauprapat dan Gunungsitoli (Pulau Nias).
Tanah Karo sudah lama diangap penting bagi para missionaris. Pada saat Muhammadiyah berdiri di sana (1936), beberapa gereja sudah berdiri sebagai hasil pekerjaan para missionaris itu. Begitu pun di Kota Berandan baru berdiri tahun 1939, sedangkan pada tahun itu di tempat terpencil di pedalaman Tapanuli Utara seperti Sirihit-rihit, Aekbotik, Janji Angkola dan Sibulan-bulan sudah berdiri Madrasah.
Peserta Seminar Sejarah Muhammadiyah (1990) sepakat akan pentingnya penulisan sejarah Muhammadiyah Sumatera Utara secara serius. HM Nur Rizali telah memulainya dengan penulisan karya rintisan berjudul ”Sejarah Hidup Tokoh-Tokoh Muhammadiyah Sumatera Utara dan Perkembangan Cabang-cabangnya”, yang diterbitkan DPD IMM (2000). Penulisan sejarah ini pun patut direkomendasikan kepada Musywil XI.
Tokoh Luar Biasa. Dalam kondisi kekinian, kira-kira beranikah kita melamar Muktamar Muhammadiyah berikut di Kota Medan atau di kota lain di Sumatera Utara? Berani, dan kita pasti mampu. Itulah mungkin jawaban optimistik dari sebagian pembaca. Tetapi, bayangkanlah, saat baru berusia 12 tahun, begitu berani menjadi tuan rumah Muktamar. Bayangkan lagi, saat itu Indonesia belum merdeka. Sebenarnya Muktamar ke 28 tahun 1939 di Medan adalah hasil pinangan ketiga setelah pinangan resmi yang diajukan pada Muktamar 25 (Betawi), Muktamar 26 (Yogjakarta) dan Muktamar ke 27 (Malang). Jumlah pengunjung yang tak kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) orang pada Muktamar ke 28 ini cukup melukiskan besarnya perhelatan tersebut. HR Mohammad Said memang orang besar.
Semua data ini dicatat pada Majalah Soeara Moehammadijah Nomor 4 Tahun 1939. Ngomong-ngomong, berapa banyak warga Muhammadiyah Sumatera Utara yang berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah sampai kini? Mungkin, ini juga perlu menjadi rekomendasi untuk Musywil XI Januari mendatang.
HR Mohammad Said wafat tanggal 22 Desember 1939. HAMKA menceritakan perihal wafatnya tokoh besar ini dengan rinci. Tentang jumlah pelayat yang demikian besar, tentang pemberitaan media yang melukiskan perasaan kehilangan. Tetapi ada yang amat menarik, bahwa saat menyaksikan deraian air mata jama’ah yang menangisi kepergian almarhum HR Mohammad Said, dengan amat tegas HAMKA berkata:
”Apa yang kita tangiskan tuan-tuan? Siapa yang kita tangisi? Padahal almarhum yang kita cintai ini wafat meninggalkan jasa yang amat besar. Kalau hendak menangis juga, sebaiknya tangisilah diri sendiri karena tidak mempunyai jasa sebesar almarhum HR Mohammad Said”.
Selengkapnya.....
Kamis, 23 Juni 2011
Kisah Din Syamsuddin Bebaskan Kartini dengan Kitab Kuning dan Pisang Raja
Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin punya pengalaman menarik saat membebaskan seorang TKI yang terancam hukuman rajam sampai mati di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). TKI tersebut akhirnya bebas lewat diplomasi yang unik, yaitu berbekal kitab kuning dan pisang raja.
Cerita ini terjadi pada tahun 1999. Saat itu, Din menjabat sebagai Dirjen Pembinaan Penempatan Tanaga Kerja Depnakertrans yang bertugas menangani permasalahan TKI.
"Ada kasus TKW yang terancam hukuman rajam sampai mati karena dituduh berzina dengan penjaga rumah majikan yang berasal dari Srilanka. Namanya Kartini asal Karawang," kata Din saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/6/2011).
Saat itu, berita ini menimbulkan reaksi besar di Tanah Air. Din pun berangkat bersama sejumlah rombongan, antara lain wakil dari Kowani dan LSM Solidaritas Perempuan. Beberapa wartawan juga turut mendampingi Din.
Nah, ada yang menarik saat Din hendak berangkat ke UEA. Untuk memperlancar proses diplomasi, Din sengaja membawa kitab kuning yang berisi tentang hukum zina.
"Saya membekali diri dengan pandangan fiqih tentang hukuman tersebut. Maka saya membawa fotokopi kitab kuning tentang bab tersebut," ujarnya.
Ada hal lain yang dibawa Din ke negeri Timur Tengah tersebut, yakni dua peti pisang raja. Apa alasannya? Berdasarkan hasil riset, ada seorang pangeran di UEA yang pernah bertugas di Indonesia dan sangat menyukai pisang tersebut. Din yakin, apa yang dibawa bisa membantu proses pembebasan.
"Kami membawa dua peti pisang raja, buah-buahan makanan kesukaan seorang pangeran yang pernah bertugas di Jakarta yang kebetulan berasal dari daerah tersebut, yaitu Muhammad Alkinbi," jelasnya.
Setibanya di UEA, Din langsung bertemu dengan ketua Mahkamah Syariah. Awalnya, tidak ada titik temu guna membebaskan Kartini dari hukuman rajam. Din lalu menggunakan argumen politis tentang efek penerapan hukum tersebut bagi citra Islam secara internasional.
Tidak hanya itu, Din juga kemudian mengajak ketua Mahkamah Syariah tersebut berdebat soal mazhab. Khususnya ketentuan tentang hukum rajam dan zina. "Itu karena belum pernah ada preseden tentang pelaksanaan hukum tersebut," imbuhnya.
Pada suatu sore, Din akhirnya mendapat kabar bahagia. Hakim syariah memutuskan Kartini bebas dari jeratan hukum rajam sampai mati. Bahkan, Din mendapat undangan makan malam dari hakim tersebut, meski kemudian ditolaknya.
"Kata orang kedutaan, itu sebuah kehormatan. Namun, kita tidak memenuhi, karena saya tidak mau terkesan penyelesaian ini dari belakang," jelas Din.
Lalu apa yang terjadi dengan pisang raja yang dibawa Din? Menurutnya, pisang tersebut langsung diantara ke kediaman sang pangeran. Dia meyakini, pemberian pisang tersebut ikut mempengaruhi upaya pembebasan Kartini dari hukuman.
"Saya yakin karena dia itu pangeran yang cukup berpengaruh. Dan dia juga pernah bertemu dengan ketua Mahkamah Syariahnya," cerita Din.
Belajar dari peristiwa ini, Din mengingatkan pemerintah Indonesia agar terus memegang komitmen untuk membantu para TKI. Pembicaraan tingkat tinggi perlu dilakukan antara Presiden RI dan Raja Arab Saudi.
"Kalau pemerintah Indonesia punya komitmen dan ada langkah serius, sebagian masalah itu pasti bisa diatasi," tegasnya.
Selengkapnya.....