Adalah Persarikatan Muhammadiyah sejak didirikan pertamakali oleh KH Achmad Dachlan pada 1912, menegaskan missi utamanya adalah memberantas TBC singkatan: Tahayul, Bid'ah, dan Churafat. Sungguh ironis missi utama Muham-madiyah ini setelah hampir satu abad digencarkan ternyata kegiatan TBC justru merajalela.
Andai saja KH Achmad Dachlan masih hidup sekarang ini, begitu halnya andai-kata Sunan Kalijaga, salah satu wali di antara wali yang sembilan di Jawa, masih hidup hari ini, niscaya mereka akan “terperangah” melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia saat ini justru mengidap “keranjingan” mistik dan TBC.
Sunan Kalijaga yang hidup berdakwah sekitar 500 tahun lalu sengaja mendekati bangsa di Nusantara ini dengan metode dakwah persuasif. Kepercayaan masya-rakat yang didominasi tradisi dan ritual Hindu tetap ditolerir agar masyarakat tidak terkaget-kaget dengan kepercayaan dan agama barunya: Islam. Kesenangan rakyat akan cerita wayang misalnya tetap ditolerir, namun Sunan Kalijaga meng-adopsi cerita wayang dengan karangan lakon bernafaskan Islam. Cerita yang terkenal karangan Sunan Kalijaga adalah Jamus Kalimosodo alias Azimat Kalimah Syahadat.
Bisa jadi metode-approach yang digunakan Sunan Kalijaga ini yang men-jadi penyebab bangsa Indonesia masih saja menekuni kegiatan mistik bahkan musyrik yang menjadi tradisi dan tatacara Hindhu seperti: Ruwatan, atau Perayaan Suro dengan Bersih Deso dan Selamatan di Punden-Punden serta Sendang (mata air) dengan pohon besar di sisinya yang sangat dikeramatkan. Niscaya juga Sunan Kalijaga jika kini masih hidup akan menyesal mengapa ia menerapkan meto-de dakwah persuasif ini dengan men-tolerir tradisi lama yang ternyata kini menjadi dominan dalam kehidupan ma-syarakat daripada mengikuti nilai-nilai Islam yang sebenarnya.
Sebaliknya bagi KH Achmad Dachlan jika sekarang masih hidup, akan juga terkaget-kaget, mengapa setelah ia meng-gencarkan berdirinya Muhammadiyah yang sejak awal programnya adalah memberantas TBC (Tahayul, Bid'ah dan Churafat) mengapa setelah Muham-madiyah eksis hampir 100 tahun, TBC tidak kunjung terberantas, malah sebalik-nya tumbuh subur merajalela.
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Minggu, 19 Oktober 2008
MUHAMMADIYAH BERANTAS 'TBC'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar