Kamis, 23 Juli 2009

CHINA MULAI UJICOBA KLINIS VAKSIN H1N1

Kamis, Dua perusahaan farmasi China selama dua bulan akan melakukan ujicoba klinis vaksin influenza H1N1 atau yang lebih dikenal dengan flu babi.

"Lebih dari 2.000 relawan ditarik di Taizhou, provinsi Jiangzu, untuk menjalani ujicoba vaksin yang dilakukan oleh Hualan Biological Engineering Inc," kata Fan Bei, wakil manajer umum perusahaan itu seperti dikutip China Daily di Beijing, Kamis.

Pengujian berlangsung selama sebulan setelah vaksin diproduksi oleh Henan-perusahaan utama, serta diajukan ke laboratorium penguji pada Juni.

Hualan adalah satu di antara yang pertama di China menerima benih virus flu H1N1 pada 3 Juni dan memproduksi pertama kali di China vaksin H1N1 sebanyak 90 ribu lusin pada 22 Juni.

"Pengujian klinis, yang diawasi oleh Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular China, ditujukan pada takaran spesifikasi dan memproduksi vaksin kekebalan," kata Fan.


Relawan terbagi dalam lima kelompok usia, yang menerima vaksin pada Rabu, Jumat, dan Sabtu. Putaran kedua disuntikkan 21 hari setelah vaksin pertama.

Selama dua bulan masa ujicoba klinis, para relawan akan memiliki test antibodi untuk empat kali. Hasil lanjutan test akan dilakukan hingga enam bulan setelah mereka mendapat vaksin awal.

Laporan awal menyebutkan bahwa vaksin diharapkan bisa masuk ke pasar pada September setelah perusahaan melewati uji laboratorium dan test klinis, dan Hualan Biological Engineering akan mampu memproduksi 600 ribu lusin per hari.

Pada saat sama, Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular China dan biro-bironya di Beijing juga memulai pengujian klinis memproduksi vaksin oleh "Sinovac Biotech Ltd", atau "Beijing Kexing Bioproducts" di Beijing.

"Sejumlah 1.600 partisipan ambil bagian dalam uji klinis tersebut, dan semuanya akan menerima vaksin pada pekan ini," kata Yin Weidong, manajer umum Kexiang.

Partisipan berusia antara tiga hingga 60 tahun akan menerima vaksin kembali 21 hari setelah vaksin yang pertama. Pengujiannnya sama dengan yang diterapkan Hualan.

Tapi partisipan berusia 60 tahun hanya menerima suntikan satu kali saja, kata Yan.

"Hasil ujicoba klinis akan selesai pada pertengahan September," katanya.

Hingga 22 Juli, China daratan dilaporkan terdapat 1.772 kasus H1N1, dari sejumlah itu sebanyak 1.454 pasien telah sembuh dan keluar dari rumah sakit, sebut Kementrian Kesehatan China.

Dalam kasus flu itu dilaporkan belum ada kasus kematian akibat virus itu yang dialami di China daratan. Di dunia, lebih dari 700 orang telah meninggal akibat virus mematikan itu sejak April, sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sejumlah negara sedang berlomba memproduksi vaksin H1N1, seperti disampaikan Marie-Paule Kieny, salah seorang direktur WHO, yang mengatakan sebuah kelompok tenaga ahli WHO pekan lalu menyebutkan influenza itu adalah tidak dapat dihentikan dan seluruh negara membutuhkan akses untuk vaksin.(an*)