JAKARTA -- Indonesia dinilai perlu banyak belajar dari Jerman dalam menyikapi kaum minoritas, yakni umat Muslim. Menurut Pengajar STF Driyakarya, Budi Hardiman, Indonesia dan Jerman adalah dua negara dengan masyarakat kompleks yang ditandai pluralisme di dalamnya.
''Cara-cara Jerman menangani problem minoritas migran cukup menarik untuk kita pelajari. Sebagai negara liberal, Jerman menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia,'' ujar Hardiman dalam sebuah diskusi yang mengusung tema ''Multikulturalisme di Jerman'' yang digelar Universitas Paramadina Jakarta, Rabu (15/4).
Dalam kesempatan yang sama, Monica Wohlrab Sahr dari University of Leipzig, mengungkapkan, kini Islam menjadi agama terbesar kedua di Jerman. Jumlah penduduk Muslim diperkirakan antara 3,3 hingga 3,5 juta. ''Mayoritas adalah Islam Suni, Syiah, dan Alevite,'' kata Monica.
Menurutnya, pemeluk Islam di negeri panser itu sebagian besar datang sebagai pekerja, yakni dari Turki, Maroko, Tunisia, dan Yuglosavia, sejak sekitar tahun 1960-an. Saat ini, menurut Monica, di Jeman terdapat sekitar 110 masjid dan lebih dari 2.000 bangunan berbentuk masjid kecil atau mushala.
''Masjid saat ini menjadi simbol penting dari eksistensi kaum minoritas dalam kehidupan di Jerman. Pada tanggal 3 Oktober setiap tahunnya, masjid-masjid di Jerman dibuka untuk umum,'' ungkap Monica (REP)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Senin, 20 April 2009
ISLAM AGAMA TERBESAR KE DUA DI JERMAN
Label:
Info Berita