Sabtu, 29 Januari 2011

Kesejahteraan Guru TK, Perhatian Utama Rakerpim


Yogyakarta - Sejumlah 8.952 amal usaha pendidikan untuk anak usia dini 'Aisyiyah yang terdiri atas Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Satuan PAUD Sejenis (SPS) dan Tempat Penitipan Anak (TPA) yang tersebar di seantero Indonesia bukan berjalan begitu saja tanpa masalah. Gaji guru TK, KB, SPS dan TPA 'Aisyiyah di beberapa tempat yang jauh di bawah upah minimum regional (UMR) menjadi salah satu masalah besar bagi para pimpinan 'Aisyiyah.

Tak pelak, upaya menaikkan kesejahteraan guru TK itu dibahas secara serius, tak hanya oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), tapi juga majelis-majelis lainnya dan lembaga 'Aisyiyah dalam Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Tingkat Pusat 'Aisyiyah yang dihelat pada Jum'at - Ahad (21-23/1) di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalasan, Yogyakarta dan dihadiri oleh 100 orang yang terdiri dari seluruh anggota PP 'Aisyiyah, serta anggota Majelis dan Lembaga tingkat pusat.


Untuk Guru, Semua Majelis dan Lembaga BersatuSeluruh lini pimpinan yang hadir dalam Rakerpim bertema "Konsolidasi Pimpinan Untuk Penguatan Organisasi Menghadapi 'Aisyiyah 1 Abad" ini, sepakat bahwa kesejahteraan guru TK dapat dinaikkan melalui banyak aspek sehingga membutuhkan kerjasama antar Majelis dan Lembaga. Tidak hanya dilakukan secara konvensional melalui gaji bulanan, tapi juga dapat diupayakan melalui cara lain. Misalnya, Majelis Ekonomi mengupayakan berdirinya Koperasi di sekolah untuk menaikkan derajat kesejahteraan finansial, Majelis Kesehatan menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk meninggikan derajat kesehatan, dan lain-lain. Tujuan Rakerpim sendiri menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah, Dra. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si, adalah konsolidasi, kebersamaan serta penguatan komitmen.

Selain upaya lintas majelis dan lembaga untuk meningkatkan gaji guru TK 'Aisyiyah agar minimal sama dengan UMR, beberapa hal teknis yang mencuat dan mendapat perhatian besar dalam Rakerpim ini antara lain naturalisasi pemimpin 'Aisyiyah, pernyataan organisasi soal pengiriman TKW ke luar negeri, model pendidikan inovatif, kemungkinan pengalihan pengasuhan anak yatim dari Panti ke keluarga inti, hingga kaderisasi keluarga Muhammadiyah-'Aisyiyah. (Ifah/PPA)