Senin, 31 Januari 2011

Tetap Kritis, Muhammadiyah Cuekin Gadis Anti Din dan Gadis Pro Din


Ihwal kelompok yang menamakan diri Gerakan Anti Din Syamsuddin (Gadis), pasca Din Syamsuddin bersama dengan para tokoh agama lainnya bersikap kritis kepada pemerintahan SBY-Boediono, juga disinggung beberapa peserta rapat pleno diperluas PP Muhammadiyah hari ini di Jogjakarta.

Tapi sikap PP Muhammadiyah jelas, tidak menghiraukan dan tidak mempersoalkan gerakan Gadis tersebut.

"Kita tidak perlu mempersoalkan lebih jauh. Karena tidak ada signifikansinya. Nanti juga akan berhenti sendirilah. Jadi itu dua hal yang berbeda. Karena Muhammadiyah tidak akan berhenti bersikap kritis dan berdakwah," kata Ketua Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, Asep Purnama Bachtiar, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Minggu, 30/1).


Tak hanya Gadis anti Din Syamsuddin yang tiba-tiba muncul. Sebagai reaksi dari itu, juga muncul Gadis Aksi Dukung Din Syamsuddin (Gaddis). Terhadap kelompok yang kedua ini, Muhammadiyah juga tidak mau menghiraukannya.

"Kita juga tidak tahu itu dari kelompok mana. Bisa saja, yang itu kelompok (pertama) yang sebaliknya mendukung. Bisa-bisa saja terjadi semacam cuci tangan," demikian Asep menduga-duga.

Warga Muhammadiyah Dukung Gerakan DIN

Gerakan tokoh lintas agama mengritik kebijakan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang dimotori Din Syamsuddin dipertanyakan sebagian pimpinan wilayah Muhammadiyah.

Pertanyaan itu disampaikan pada acara rapat pleno diperluas PP Muhammadiyah hari ini di Jogjakarta, yang dihadiri pengurus Muhammadiyah se-Indonesia dan organisasi otonom Muhammadiyah.

Namun, pertanyaan itu dijawab Din Syamsuddin secara khsusus, dan PP Muhammadiyah secara umum, dengan alasan-alasan yang sudah sering dikemukakan di media dan publik.

"Ada juga yang bertanya. Walaupun jawabannya tidak berbeda jauh dengan yang sudah disampaikan di media sebelumnya," kata Ketua Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, Asep Purnama Bachtiar, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Minggu, 30/1).

Setelah diberi penjelasan kembali, dia mengatakan, tidak ada warga Muhammadiyah yang mempersoalkan gerakan Din tersebut. Semuanya mendukung dalam konteks memberi masukan kepada pemerintah.

"Karena (pemerintah) belum bisa memenuhi kepentingan masyarakat luar, hak-hak yang belum terpenuhi, ketidakadilan, adanya penyimpangan dan sebagainya dan masalah umum lainnya," tegasnya.

Meski begitu, dia juga mengakui ada juga pengurus Muhammadiyah yang meminta Din Syamsuddin tidak sendirian dalam mengritik pemerintah. Disarankan, misalnya, bila yang disoroti adalah persoalan ekonomi, maka diserahkan kepada pimpinan lain yang membidangani masalah ekonomi. "Jadi Pak Din tidak disoroti sendirian," tandasnya. [zul/RM]