Jakarta – Menurut Putut Widjanarko, produser film Laskar Pelangi, film yang berlatarbelakang SD Muhammadiyah Gantong di Belitong ini akan menjadi film yang diterima masyarakat luas, baik warga Muhammadiyah sendiri maupun masyarakat lain, termasuk juga non muslim. Putut menyatakan dalam wawancara melalui telepon kepada muhammadiyah.or.id, Kamis sore (4/09/2008), bercermin dari sambutan masyarakat terhadap buku Laskar Pelangi selama ini, film yang siap diluncurkan serentak tanggal 25 September 2008 ini akan diterima masyarakat luas karena nilai-nilai kebaikan yang tergambar dalam film ini tidak saja menjadi milik warga Muhammadiyah semata.
“Saya yakin film ini tidak akan eksklusif Muhammadiyah, walaupun film ini mengambarkan spirit orang-orang Muhammadiyah khususnya di pedalaman, termasuk tentang bagaimana mereka bersama-sama mendirikan sekolah untuk masyarakat dan kemudian dihibahkan kepada Muhammadiyah,” ungkap putut. “Karena nilai-nilai perjuangan, kegigihan untuk mendapatkan pendidikan, pengabdian dan sebagainya adalah nilai-nilai universal yang ada dalam laskar pelangi,” lanjutnya.
Putut juga menyatakan bahwa Film ini akan punya implikasi sosial politik juga, karena selain menggambarkan bagaimana kegigihan seorang anak desa yang miskin berjuang mendapatkan pendidikan, pada saat yang sama film ini akan menyadarkan kita bahwa masih perlu mengusahakan banyak hal dalam dunia pendidikan, seperti tidak meratanya kesempatan juga anggaran pemerintah yang masih perlu terus ditambah.
Vice President Operation Mizan Production yang dalam film Laskar Pelangi berkolaborasi dengan Mira Lesmana dari Miles Production ini yakin film ini akan laris dipasaran, bahkan karena segmen film ini adalah film keluarga akan lebih luas dibanding film terlaris sebelumnya, Ayat-Ayat Cinta karya Hanung Bramantyo yang bersegmen remaja dan dewasa. “Kalau sekeluarga ada bapak-ibu dan dua orang anak nonton semua sudah banyak kan?" terangnya.
Rencananya tanggal 12 September 2008 ini, behind the scene pembuatan film Laskar Pelangi akan menjadi topik acara Kick Andy di Metro TV. Menurut Putut, tanggal 20 Septembernya pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film ini akan berkumpul dalam acara ulang tahun Mizan ke 20 sebelum premiere tanggal 23 September 2008. (esem)
“Saya yakin film ini tidak akan eksklusif Muhammadiyah, walaupun film ini mengambarkan spirit orang-orang Muhammadiyah khususnya di pedalaman, termasuk tentang bagaimana mereka bersama-sama mendirikan sekolah untuk masyarakat dan kemudian dihibahkan kepada Muhammadiyah,” ungkap putut. “Karena nilai-nilai perjuangan, kegigihan untuk mendapatkan pendidikan, pengabdian dan sebagainya adalah nilai-nilai universal yang ada dalam laskar pelangi,” lanjutnya.
Putut juga menyatakan bahwa Film ini akan punya implikasi sosial politik juga, karena selain menggambarkan bagaimana kegigihan seorang anak desa yang miskin berjuang mendapatkan pendidikan, pada saat yang sama film ini akan menyadarkan kita bahwa masih perlu mengusahakan banyak hal dalam dunia pendidikan, seperti tidak meratanya kesempatan juga anggaran pemerintah yang masih perlu terus ditambah.
Vice President Operation Mizan Production yang dalam film Laskar Pelangi berkolaborasi dengan Mira Lesmana dari Miles Production ini yakin film ini akan laris dipasaran, bahkan karena segmen film ini adalah film keluarga akan lebih luas dibanding film terlaris sebelumnya, Ayat-Ayat Cinta karya Hanung Bramantyo yang bersegmen remaja dan dewasa. “Kalau sekeluarga ada bapak-ibu dan dua orang anak nonton semua sudah banyak kan?" terangnya.
Rencananya tanggal 12 September 2008 ini, behind the scene pembuatan film Laskar Pelangi akan menjadi topik acara Kick Andy di Metro TV. Menurut Putut, tanggal 20 Septembernya pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan film ini akan berkumpul dalam acara ulang tahun Mizan ke 20 sebelum premiere tanggal 23 September 2008. (esem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar