SAMARINDA -- Jumlah kawat yang tumbuh dari tubuh bagian dada Norsaidah, 40 tahun, bertambah tiga pada bulan suci Ramadan ini. Kawat tambahan itu menggenapkan jumlahnya menjadi 41 kawat.
Sebelumnya kawat tumbuh lurus, tapi saat ini ikal atau berulir. Bahkan baru-baru ini terdapat dua kawat berbentuk lempengan di perut.
Saat dikunjungi di kediamannya di Jalan Merdeka III, Samarinda Utara, Kalimantan Timur, tubuh sang "manusia kawat" tampak kurus. Senyum sesekali mewarnai wajahnya. Sesekali juga ia bergurau kepada wartawan. "Kabar saya baik," katanya.
Norsaidah mengaku baru pulang dari kampungnya, Sangatta, Kutai Timur. Di Samarinda, ia ingin berlebaran bersama keluarga. "Saya masih belum tahu apa penyakit yang saya derita ini," ujarnya.
Dengan perut ditumbuhi kawat selama 17 tahun, sudah berbagai upaya medis dilakukan, termasuk beberapa kali operasi, namun tidak kunjung sembuh. Malah, selama setahun terakhir ini, Norsaidah merasakan keanehan lain di kaki kanannya. "Kalau saya tidur miring, kedua kaki saya tak bisa rapat," ujarnya.
Pada awal bulan puasa, Norsaidah mendapat kiriman surat dari seseorang di Saudi Arabia. Dalam amplop cokelat terdapat empat lembar surat dan 41 lembar uang riyal masing-masing senilai 1 riyal.
"Saya diminta membaca surat Yasin sebanyak 41 kali dan membagikan uang riyal ini kepada yatim piatu," ujarnya. Namun, hingga kemarin dia belum bisa melakukannya.
Baru-baru ini, Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjachranie menawarkan akan mengoperasi Norsaidah, lengkap dengan 10 orang dokter ahli, tapi dia memutuskan belum mampu menerimanya karena trauma. "Kecuali ada kepastian saya bisa sembuh karena saya merasakan sendiri, dioperasi itu sakit," ungkapnya.
Hingga saat ini, Norsaidah memilih menjalani pengobatan alternatif sambil terus berdoa kepada Allah SWT. Jika tepat waktunya, ia siap menjalani pengobatan medis. "Saya ingin didampingi orang yang ahli fikih agar pengobatan berhasil," katanya
Sebelumnya kawat tumbuh lurus, tapi saat ini ikal atau berulir. Bahkan baru-baru ini terdapat dua kawat berbentuk lempengan di perut.
Saat dikunjungi di kediamannya di Jalan Merdeka III, Samarinda Utara, Kalimantan Timur, tubuh sang "manusia kawat" tampak kurus. Senyum sesekali mewarnai wajahnya. Sesekali juga ia bergurau kepada wartawan. "Kabar saya baik," katanya.
Norsaidah mengaku baru pulang dari kampungnya, Sangatta, Kutai Timur. Di Samarinda, ia ingin berlebaran bersama keluarga. "Saya masih belum tahu apa penyakit yang saya derita ini," ujarnya.
Dengan perut ditumbuhi kawat selama 17 tahun, sudah berbagai upaya medis dilakukan, termasuk beberapa kali operasi, namun tidak kunjung sembuh. Malah, selama setahun terakhir ini, Norsaidah merasakan keanehan lain di kaki kanannya. "Kalau saya tidur miring, kedua kaki saya tak bisa rapat," ujarnya.
Pada awal bulan puasa, Norsaidah mendapat kiriman surat dari seseorang di Saudi Arabia. Dalam amplop cokelat terdapat empat lembar surat dan 41 lembar uang riyal masing-masing senilai 1 riyal.
"Saya diminta membaca surat Yasin sebanyak 41 kali dan membagikan uang riyal ini kepada yatim piatu," ujarnya. Namun, hingga kemarin dia belum bisa melakukannya.
Baru-baru ini, Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjachranie menawarkan akan mengoperasi Norsaidah, lengkap dengan 10 orang dokter ahli, tapi dia memutuskan belum mampu menerimanya karena trauma. "Kecuali ada kepastian saya bisa sembuh karena saya merasakan sendiri, dioperasi itu sakit," ungkapnya.
Hingga saat ini, Norsaidah memilih menjalani pengobatan alternatif sambil terus berdoa kepada Allah SWT. Jika tepat waktunya, ia siap menjalani pengobatan medis. "Saya ingin didampingi orang yang ahli fikih agar pengobatan berhasil," katanya
1 komentar:
wah wah itu ma pasti ilmu gaib,,,,,mana ada penyakit macam itu.....? pasti ada orang yg menyantet dia tuuuuu,,,aenyakit gaib mana dapat di obati dengan medis!
Posting Komentar