TEMUAN ayam mati positif terkena flu burung menyebar di 11 Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Jatim, mulai awal Januari hingga, Jumat (20/2) ini, tercatat berjumlah 932 ekor. Flu burung ditemukan melanda di kecamatan Tegalsari, Banyuwangi Kota, Genteng, Purwoharjo, Pesanggaran, Kalibaru, Gambiran, Glagah, Kabat, Giri, dan Kalipuro. Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Banyuwangi, Satriyo Ariwibawa, Jumat (20/2), mengatakan, temuan terbaru sekitar 18 ayam milik Bambang, warga kelurahan Giri, kecamatan Giri, dinyatakan positif flu burung, pada Kamis (19/2) lalu.
Menurut dia, Bambang yang juga peternak, segera melapor ke ketua RT setempat tentang ayam yang dimiliki mati mendadak. Kemudian laporan tersebut diteruskan ke Dinas Peternakan. "Sekarang masyarakat langsung melaporkan ke petugas, bila mengetahui ayamnya mendadak mati. Namun, perilaku membuang bangkai ayam ke sungai masih marak dilakukan," katanya menegaskan. Jumlah ayam yang mati (932 ekor) terkena flu burung di kabupaten Banyuwangi, sementara ini berada di urutan teratas temuan unggas yang mati terkena flu burung di Jatim, katanya menambahkan.
Satriyo mengaku, prihatin hingga saat ini Pemkab Banyuwangi belum segera membangun rumah potong ayam. Limbah ayam dibuang ke sungai, kemudian limbah tersebut dimakan ayam yang tinggal di sekitar aliran sungai. Bisa menyebarkan virus flu burung. Usaha yang dilakukan Dinas Peternakan sebatas memberi penyuluhan apa, mengapa, dan bahaya flu burung di daerah yang sudah ditemukan kasus. Sementara daerah yang belum terjangkit flu burung, warga belum mendapat penyuluhan. Seharusnya, penyuluhan tentang flu burung diberikan pada warga di semua daerah. Terutama daerah yang belum ditemukan kasus flu burung.
Menurut Satriyo, selama musim penghujan virus tersebut berkembang cepat. Pasalnya, kondisi lembab membuat virus H5N1 lebih cepat berkembang biak. Akibatnya temuan ayam yang mati karena virus ini meningkat. "Usahakan setelah memegang ayam atau unggas lain segera mencuci tangan dengan sabun. Serta membersihkan kandang dengan air limbah cucian atau air deterjen. Tindakan ini untuk meminimalisasi resiko terkena flu burung," katanya menegaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar