Selasa, 24 Februari 2009

Ketidakseimbangan konsumsi nutrisi dapat memperburuk kesehatan


BEBERAPA orang yang hadir di Atrium Mall Plaza Semanggi, Kamis (19/2), untuk memeriksakan kadar gula dalam darah, lemak tubuh, dan radikal bebas dalam darah, kelihatan sedikit terkejut dan juga was-was menemukan hasil yang tidak terlalu baik. Tapi, tak ada kata terlambat untuk menyeimbangkan nutrisi supaya tak rentan penyakit. Hari itu, Nutrifood menyelenggarakan Kampanye Sadar Gizi Seimbang dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-59 yang jatuh pada tangga 19 hingga 21 Februari 2009. Salah satu kegiatannya adalah pameran yang menyediakan pemeriksaan dan konsultasi gizi, informasi pola hidup sehat dan gizi seimbang, serta talkshow dan demo masak mengenai makanan yang bernutrisi seimbang.


Nutrisi dan gizi adalah syarat wajib bagi keberlangsungan hidup. Makan sebagai proses konsumsi nutrisi adalah hal penting dan mendasar yang dilakukan manusia sejak lahir. Kadar nutrisi dalam tubuh seseorang bergantung pada banyak faktor, seperti usia, lingkungan, kebiasaan makan, agama, jender. Meski begitu, makanan tetap harus diatur agar mencapai nutrisi yang cukup dan seimbang. Ini dilakukan demi mencegah terjadinya gizi lebih, gizi buruk, dan penyakit lainnya.

Dalam kesempatan lain, Dr Samuel Oetoro, Ms, SpGK, pernah mengutarakan manajemen makan 3J, yaitu Jumlah, Jadwal, dan Jenis. "Pilih makanan tinggi serat. Misalnya sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin. Pilih ikan daripada daging karena lemak ikan adalah lemak omega tiga yang baik," katanya.

Yang disarankan adalah variasi yang meliputi produk-produk padi, sayur, kacang, dan buah. Kalau air bebas dikonsumi kapan saja dan dalam jumlah seberapa pun, daging dan ikan justru harus dikonsumsi dengan hati-hati. Sebaiknya membatasi makanan siap saji dan makanan olahan, karena banyak mengandung lemak jenuh dan juga pengawet.

Kebiasaan mengonsumsi junk food yang sangat banyak mengandung gula, garam, minyak-lemak, dan zat kimia yang sangat tidak alami, menyebabkan tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi. Utamanya karena penyakit jantung koroner, diabetes, darah tinggi, gangguan ginjal, dan kanker. Inilah kenapa pola makan sehat sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan dan usia seseorang.

Pola makan sehat sendiri sebenarnya mengandung arti kadar kecukupan makanan yang selayaknya. Sarapan dianggap sebagai bagian paling penting dari pola makan keseharian. Aturan yang selama ini, bahkan sejak di sekolah dasar, dianjurkan adalah jangan sampai melewatkan sarapan. Karena sarapan pagilah yang membantu seseorang agar tetap bugar dan berstamina melalui berbagai kegiatannya dalam satu hari.

Berbeda dengan makan siang. Ini adalah jadwal untuk memperoleh berbagai jenis dalam jumlah tertentu. Khususnya yang meliputi kelompok makanan yang mengandung 5 kelompok zat gizi dasar. "Lima zat gizi ini adalah karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral," kata Kepala Divisi Nutrifood Research Center, Susana, STP, MSc, PD.Eng dalam talkshow Balanced Nutrition di acara yang sama.

Semakin bervariasi semakin baik untuk kecukupan nutrisi, misalnya saja sayur dan buah berbagai jenis dan warna. "Ada lima warna buah dan sayur yang baik untuk detoksifikasi. Yaitu betakaroten seperti pada wortel dan jeruk, likopen pada tomat, antosianin pada anggur yang berwarna ungu, hijau pada brokoli, dan antoxantin yang ada pada apel.

Semua makanan mengandung satu atau lebih zat gizi tersebut dalam jumlah yang beragam. Setiap jenis zat gizi mempunyai fungsi khusus. Inilah sebabnya keragaman pangan penting bagi kesehatan. Kita semua membutuhkan zat gizi, yang disediakan oleh beragam pangan, untuk semua proses tubuh. Namun, terlalu banyak pangan atau ketidakseimbangan dalam mengonsumsi pangan dapat membuat kesehatan memburuk dan menyebabkan tubuh berisiko terhadap penyakit kronis seperti obesitas (kegemukan), penyakit jantung dan diabetes.

Seperti yang dikatakan Samuel, jadwal juga menentukan keseimbangan nutrisi seseorang. Sebut saja waktu makan malam, sebaiknya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit (porsi kecil) dengan memerhatikan jenis. Yaitu makanan bernutrisi yang rendah lemak. Misalnya, ikan dengan sayur dan buah-buahan. Pertimbangan pemilihan menu macam ini adalah karena daya kerja lambung melambat saat malam. Jadi, kekenyangan bisa menyebabkan saluran pencernaan makanan bekerja keras dan perut terasa penuh sekaligus kembung.


Tidak ada komentar: