Tingkat pemberian air susu ibu atau ASI eksklusif hingga usia bayi enam bulan di Bantul baru mencapai 40 persen. Hal itu berdampak pada lonjakan angka kematian bayi. Tahun ini pemerintah setempat bertekad menggalakkan program ASI melalui kegiatan kampanye dan sosialisasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Siti Noor Zaenab Syech Said, Kamis (5/2) di kantornya, mengatakan, kesadaran ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya masih tergolong rendah. Idealnya bayi menerima ASI hingga usia dua tahun, tetapi bila tidak memungkinkan maka minimalnya diberikan secara eksklusif pada enam bulan pertama.
Dia mengatakan, ada beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat pemberian ASI. Pertama, ASI dari si ibu memang tidak bisa keluar. Kedua, si ibu tidak mau repot dan memilih menggunakan susu formula, dan terakhir karena faktor ketidaktahuan si ibu akan manfaat ASI.
"Tahun ini kampanye pemberian ASI kami gencarkan. Berbagai bentuk spanduk dan baliho sudah kami pasang di lokasi-lokasi strategis. Kegiatan sosialisasi melalui posyandu dan puskesmas juga ditingkatkan," katanya.
Menurut Zaenab, pemberian ASI bisa meningkatkan daya tahan bayi. Bayi yang menerima ASI akan lebih kebal terhadap serangan penyakit. Oleh karenanya, ASI sangat penting untuk menekan angka kematian bayi.
Sepanjang tahun 2008, angka kematian bayi di Bantul tercatat 170 orang atau naik sekitar 55 persen dari tahun 2007. Sebagian besar karena gagal napas saat proses lahir, berat bayi lahir rendah yakni kurang dari 2,5 kilogram, dan kelainan bawaan.
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Senin, 09 Februari 2009
TINGKAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BARU 40 PERSEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar