Yogyakarta – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengkhawatirkan supaya Muhammadiyah tidak terjebak pada ekstrimitas. Hal itu disampaikan ketika memberikan orientasi pada pembukaan Rapat Koordinasi Majelis Pendidikan Kader (Rakor MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta, (06/02).
“Di Muhammadiyah sudah ada bingkai, manhaj tarjih. Karena itu harus dibangun dialog. Kalau tidak, Tutup Pintu Padamkan lampu, tutup jendela dan gorden lalu semuanya gelap dan anda berada dipojok lalu berteriak-teriak awas ini awas itu, saya tidak bisa membayangkan Muhammadiyah seperti itu, jika ini yang terjadi. Dan itu bukan tradisi Muhammadiyah. Ironisnya, terjadi politisasi pemikiran, dimana kedua kutub sama-sama ingin menang dan menanamkan hegemoninya” papar doktor sosiologi agama ini.
Sementara itu, Ketua MPK, Taufiqurrahman dalam pengantarnya mengatakan bahwa Rakor MPK ini dimaksudkan untuk pertama mengkoordinasikan kembali perkaderan Muhammadiyah menjelang Muktamar 2010. Kedua, diharapkan adanya keberlanjutan program-program perkederan pada periode mendatang. Lebih lanjut mantan Ketua PP IRM ini mengatakan bahwa saat ini kondisi perkaderan disejumlah wilayah mengalami pelemahan karena energinya terkuras kedalam isu-isu politik menjelang pemilihan umum. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 17 MPK Wilayah se Indonesia dan Organisasi Otonom Muhammadiyah tingkat pusat (Adim/Mul)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Minggu, 08 Februari 2009
HAEDAR NASHIR : TERIAK-TERIAK ITU BUKAN TRADISI MUHAMMADIYAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar