Selasa, 20 April 2010

CUACA : MUSIM HUJAN SUDAH MUNDUR SEBULAN


Medan - Cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatera Utara membuat musim hujan di kawasan pantai timur Sumut yang seharusnya turun satu-dua bulan lalu hingga saat ini belum muncul. Akibatnya, ribuan hektar area pertanian siap tanam, seperti di Kabupaten Langkat, belum bisa ditanami.

Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan Hendra Suwarta, Senin (19/4), mengatakan, di pantai timur Sumut yang seharusnya hujan sudah terdistribusi merata saat ini masih bersifat lokal. Sementara di pantai barat Sumut yang memasuki musim panas masih terjadi hujan dengan intensitas di atas normal.

Cuaca panas juga terus terjadi di Kota Medan dan sekitarnya. Suhu rata-rata siang hari mencapai 35 derajat celsius, sementara pada malam hari sekitar 33 derajat celsius dengan kelembaban 50 persen.

Cuaca panas terjadi karena awan tak terbentuk di atas Sumatera. Suhu permukaan perairan barat Sumatera saat ini lebih rendah daripada suhu permukaan air perairan Afrika Timur. Indeks Dipole Mode menunjukkan angka positif yang mengindikasikan terjadinya kemarau di bawah normal tahun ini di Sumut.

Hendra mengatakan, anomali cuaca itu terjadi akibat pengaruh pemanasan global. Secara umum, lanjutnya, musim hujan di seluruh Indonesia sudah mundur.

Kepala Seksi Data Statistik dan Perumusan Program Dinas Pertanian Sumut Lusyantini mengatakan, beberapa daerah di Sumut hingga saat ini memang belum hujan, terutama di kawasan sentra produksi padi, seperti Langkat, Deli Serdang, dan Serdang Bedagai.

Sebagian pertamanan yang seharusnya dipanen awal tahun hingga April ini juga belum panen. Sementara di Langkat, ribuan hektar lahan di dua kecamatan dilaporkan belum bisa menanam padi sementara waktu tanam sudah berjalan.

Menurut Lusyantini, ini terjadi karena pola tanam yang berubah secara beruntun sejak tahun 2008, 2009, hingga 2010 akibat perubahan cuaca. Efeknya, hingga April tahun 2010 baru 87 persen target produksi padi yang tercapai atau 112.000 ton dari 140.000 ton.

”Sebenarnya, tiap tahun ada padi puso, tapi tahun ini bertambah parah karena pergeseran masa tanam akibat perubahan iklim,” tutur Lusyantini.

Masa tanam biasanya dimulai pada Januari-April. Namun, masa tanam telah bergeser hingga bulan Mei baru ada penanaman kembali.

Tahun ini Pemerintah Provinsi Sumut menargetkan produksi padi sebesar 3,6 juta ton. (WSI/KPS)