Kamis, 15 April 2010

GEMPA CHINA: 400 ORANG TEWAS DAN 11.000 ORANG TERLUKA


Beijing, Rabu - Serangkaian gempa berkuatan 6,9 skala Richter memorakporandakan Provinsi Qinghai, China barat, yang berbatasan dengan Tibet, Rabu (14/4) pagi. Hingga pukul 21.00 WIB, jumlah sementara korban tewas sudah mencapai 400 orang dan lebih dari 11.000 orang menderita luka-luka di bagian kepala.

Sekitar 900 orang dapat diselamatkan dari bawah reruntuhan rumah-rumah yang terbuat dari bahan lumpur. Namun, jumlah korban tewas diperkirakan masih terus bertambah. Masih banyak warga di daerah pegunungan dan dataran tinggi yang terkubur longsoran gunung dan bukit akibat gempa tektonis.

Lembaga Survei Amerika Serikat (USGS) menyebutkan, rentetan gempa yang mengguncang China barat itu paling besar berkekuatan sekitar 6,9 skala Richter. USGS mencatat terjadi enam gempa dalam waktu kurang dari tiga jam dan semuanya di atas 5,0 skala Richter.

Pusat Jaringan Gempa China mencatat bahwa salah satu dari serentetan gempa itu berkekuatan 7,1 skala Richter.

USGS menjelaskan, pusat gempa pertama terletak di 380 kilometer selatan-tenggara Golmud, sebuah kota besar di Qinghai di kedalaman 10 km.

Lebih kurang 10 menit kemudian, daerah itu dilanda gempa susulan berkekuatan 5,3 skala Richter, yang diikuti sebuah gempa bumi berkekuatan 5,2 skala Richter. Gempa terjadi susul-menyusul dan memorakporandakan sebagian besar wilayah Qinghai. Warga berteriak histeris ketika melihat anggota keluarga telah tewas tertimpa bangunan dan longsor.

Rata dengan tanah

Daerah Qinghai memiliki populasi sekitar 100.000 jiwa, kebanyakan bekerja sebagai petani dan penggembala. Hingga Rabu pukul 21.00 WIB, gempa sudah menewaskan 400 orang dan mencederai 11.000 orang.

Jumlah itu belum termasuk korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan atau terkubur tanah longsor, yang belum bisa dievakuasi oleh regu penolong. Sebagian besar bangunan di perkotaan telah roboh, rata dengan tanah.

Karsum Nyima, Wakil Kepala Pemberitaan Stasiun Televisi Daerah Yushu, dalam wawancara per telepon dengan penyiar televisi negara, CCTV, menjelaskan, rumah penduduk yang roboh umunya terbuat dari tanah liat dan kayu. ”Hanya dalam sekejap, rumah-rumah roboh. Itu gempa yang menakutkan,” katanya.

Rekaman gambar CCTV menunjukkan, polisi dan tentara bekerja dengan alat-alat seadanya untuk mencari korban yang ada di balik reruntuhan bangunan dan tanah longsor. Mereka hanya mengandalkan skop untuk menggali reruntuhan.

Otoritas berwenang menjelaskan, tidak tersedia ekskavator dan sebagian besar jalanan menuju bandara terdekat rusak parah sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Infrastruktur jalan banyak yang putus, tidak bisa dilewati kendaraan, termasuk alat berat.

Wu Yong, tentara yang terlibat proses evakuasi, menjelaskan, jaringan telepon putus. Evakuasi terhambat tidak hanya karena alat terbatas, tetapi juga cuaca buruk dan gempa susulan.