Senin, 12 April 2010

Polisi Amankan 6 Teroris ; Pelarian Teroris dari Aceh Diringkus di Medan


Medan, Poltabes Medan Sekitarnya meringkus enam pria diduga bagian dari kelompok teroris Aceh, di dekat Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangaraja Medan, Minggu (11/4) dini hari sekira pukul 00.30 WIB. Tidak ditemukan senpi, polisi hanya menyita mobil dan tiga lembar peta.

Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno kepada wartawan di Mapoltabes MS, Minggu siang, mengatakan pengusutan terhadap keenam pria diduga teroris itu akan dilakukan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri. Poldasu hanya akan memberikan dukungan saja.

"Saya tidak berani menjelaskan secara detil, karena ini masalahnya jaringan. Ini kasus yang bersifat khusus. Kita serahkan saja kepada Densus," katanya. Kapoldasu juga enggan memberikan keterangan lebih lanjut tentang hasil pemeriksaan sementara serta enggan menyebut identitas keenam pria tersebut.

Informasi dihimpun, keenam pria yang diringkus itu tidak satu pun berasal dari Sumut maupun Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Terdiri, Komarudin alias Abu Musa (35) dan Yusuf Arifin (25) keduanya asal Bandar Lampung, serta Abu Musa alias Lufti alias Jafar (30) asal Magetan, Jawa Tengah yang disebut-sebut sebagai kaki-tangan Nordin M Top dan Dulmatin. Abu Musa juga diduga terkait dengan bom Kuningan, Jakarta serta pernah mengikuti pelatihan di Moro, Filipina, bersama Dulmatin.

Kemudian Ibrahim alias Deni (31) asal Sidoarjo, Jawa Timur, Bayu alias Budi (26) asal Solo, Jawa Tengah, dan Pandu alias Abu Asama (26) asal Solo, Jawa Tengah. Keenamnya sudah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait jaringan teroris yang masuk ke Aceh.

Kronologis

Sebelum memaparkan kronologis penangkapan, jenderal polisi berbintang dua itu berharap agar penangkapan keenam teroris itu bisa memperjelas keberadaan jaringan tersebut. "Penangkapan ini mudah-mudahan bisa memperjelas untuk mengungkapan teroris."

Penangkapan berawal dari kecurigaan tiga personilnya saat berpatroli di kawasan tersebut, mengetahui adanya satu unit mobil Toyota Kijang silver berplat polisi NAD, BL 643 LH sedang parkir dalam kondisi berlumpur. Ketiga polisi berpakaian preman itu pun menghampiri mobil tersebut.

Saat akan diperiksa, dari mobil itu keluar tujuh pria yang langsung kabur. Sedangkan seorang lainnya, yang belakangan diketahui sebagai Komarudin alias Abu Musa tetap tinggal di mobil. Komarudin alias Abu Musa tidak turut kabur karena tangan kanannya sedang sakit, diduga luka bekas terkena tembakan.

Polisi pun meringkus Komarudin alias Abu Musa, dalam pengejaran akhirnya polisi berhasil meringkus dua teroris lainnya. Ketiganya kemudian diboyong ke Mapolsekta Medan Kota berjarak sekira 500-an meter dari lokasi tersebut.

Dari pemeriksaan terhadap ketiganya, akhirnya personil polsek yang mendapat dukungan personil dari Poltabes MS berhasil menemukan persembunyian tiga teroris lainnya. "Dua di antaranya ditangkap di jalan, sedangkan seorang lagi kita tangkap seusai salat di mesjid," tambah Kapoldasu.

Polisi mengalami kesulitan saat akan meringkus teroris yang berada di mesjid ini karena wajahnya tidak langsung terlihat. Apalagi, saat ia bersujud lama sekali sekira 30-an menit. Setelah berkoordinasi dengan nazir setempat, baru polisi menangkapnya.

Barang Bukti

Meski sudah meringkus enam teroris itu, polisi saat kini masih memburu dua orang lagi dari kelompok tersebut yang sempat kabur. Karena itu, Kapoldasu sudah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mengejar kedua pria itu.

Dari jaringan teroris tersebut, polisi tidak menemukan adanya senjata api. Namun polisi menyita barang bukti berupa tiga lembar peta (peta NAD, peta Sumut, dan peta Kota Medan), dan satu unit mobil Toyota Kijang.

Usai Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno memberikan keterangan pers, salah seorang dari enam tersangka terorisme yang diperiksa itu dibawa keluar dan dinaikkan ke mobil dinas polisi bernomor polisi 2515-II. Lima polisi turut mengawal di dalam mobil dan di antaranya bersenjata laras panjang.

Tersangka tidak bisa dikenali wajahnya karena ditutup (ala ninja) dengan kain sarung kotak-kotak coklat. Menurut salah seorang polisi, ia dibawa untuk pengembangan kasus (sebagai penunjuk jalan) agar dua teroris lainnya yang masih kabur dapat diringkus.

Sementara itu, untuk mendalami pengungkapan kasus teroris terhadap keenam tersangka yang diringkus tersebut, 10 personil Densus 88 Anti Teror dari Mabes Polri tiba di Poltabes MS. Salah seorang anggota Densus 88 AT itu saat ditanya wartawan menyatakan jika para tersangka akan dibawa ke Mabes Polri.

Dibawa ke Mapoldasu

Sebanyak 20 personil polisi dari satuan Brimobdasu dan Samapta Poltabes MS mengamankan proses pemindahan penahanan lima dari enam tersangka teroris ke Mapoldasu. Sekira pukul 17.00 WIB, kelimanya dengan mengenakan sebo (penutup wajah) hitam dinaikkan ke kendaraan taktis (rantis).

Polisi tidak memborgol tangan maupun merantai kaki para teroris itu. Namun dalam rantis tersebut, enam personil Brimob bersenjata laras panjang mengawal mereka hingga tiba di Mapoldasu. Dalam perjalanan sekira 12 kilometer menuju Mapoldasu, mobil rantis yang membawa para teroris itu dikawal mobil patroli lalu lintas di depan dan truk yang membawa personil Samapta Poltabes MS di belakangnya.

Kapoldasu melalui Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Baharudin Djafar mengatakan, pemindahan itu guna kemudahan pemeriksaan dan penyidikan yang dilakukan Densus 88 AT Mabes Polri yang dipimpin langsung Kadensus Brigjen Pol Tito Karnavian.

Informasi dihimpun Analisa, tersangka teroris yang tidak turut dipindahkan bersama lima rekan lainnya itu adalah Komarudin alias Abu Musa. Komarudin sebelumnya sudah dibawa keluar dari Mapoltabes MS terlebih dahulu untuk menjalani perawatan dokter di RS Bhayangkara karena luka yang diduga bekas tembakan di tangan kanannya.

Sebelumnya kepada wartawan, Kapoldasu berjanji akan memberikan penghargaan khusus kepada tiga anggotanya yang menangkap teroris itu. "Penghargaan ini saya berikan karena mereka beranidan sigap dalam menjalankan tugasnya." (rio/ans)