Rabu, 14 April 2010

Polda Pastikan Gembong Teroris Asal Poso Tewas di Aceh

Banda Aceh, Kepolisian Daerah (Polda) Aceh memastikan, seorang tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di Desa Glah Deah Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar merupakan buronan yang paling dicari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) selama ini, bernama Enal Tao.

Untuk memastikan identitas seorang tersangka teroris yang tewas tertembak di Aceh dalam penggerebekan oleh Densus 88 Anti Teror dibantu Brimobda setempat, Selasa (12/4) Polda Aceh menghadirkan mantan Kapolres Poso, Kombes Pol Rudy Sufahriadi.

Dengan membawa seorang teman tersangka yang tewas, Lilik Purnomo alias Haris yang kini menjadi tersangka dalam kasus mutilasi siswi di Poso 2005 lalu, dapat dipastikan kalau korban tewas tersebut merupakan buronan yang sangat dicari karena aksinya di Poso.

"Benar yang tewas itu adalah Enal Tao, pelaku kerusuhan dan terorisme di Poso," tegas Kombes Pol Rudy Sufahriadi kepada wartawan di Mapolda Aceh, Rabu (13/4).

Rudy menyatakan, Haris alias Zaenal alias Enal Tao merupakan seorang gembong teroris yang dulunya kerap membuat kekacauan di Poso dan Palu, Sulawesi Tengah sepanjang tahun 2005-2006. Ia merupakan tersangka mutilasi seorang siswi di Poso.

Pernyataan Rudy ini diperkuat kesaksian dari rekan tersangka, Lilik Purnomo yang menyatakan melihat bentuk wajah dan giginya semakin memperkuat kalau yang tewas dalam operasi kepolisian itu adalah Enal Tao.

Cukup Ganas

Didampingi Dir Reskrim Polda Aceh Kombes Pol Esa Permadi, Rudy menyatakan, Enal Tao terkenal cukup ganas, bahkan ia pernah ditembak dari jarak dekat pada 25 Januari 2006 lalu. Saat melakukan aksinya, Enal bersama Yono Sayur.

"Namun karena kehendak Allah, saya masih hidup sampai sekarang," ujar Kombes Rudy yang kini menjabat Kapolres Metro Jakarta Utara.

Dalam pernyataan tertulisnya, Kombes Rudy juga membeberkan sejumlah aksi kejahatan yang dilakukan Enal Tao selama masih di Poso, seperti melakukan penembakan dan pembunuhan terhadap Budianto pada 3 Agustus 2005 di Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota. Kemudian sehari setelahnya menembak dan membunuh Sugito di tempat yang sama.

Daftar kejahatan Enal Tao yang dirilis Rudy berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri itu, juga terungkap melakukan serangkaian pembunuhan, seperti pada 29 September 2005, menembak dan membunuh Hasri Rajidin di Dusun Landangan, Kecamatan Poso Pesisir.

Pada 12 Oktober 2005, Enal Tao menembak Briptu Agus Sulaeman (anggota Polres Poso). Semua korban ditembak di kepala, dibuktikan dengan gambar-gambar yang ditunjukkan oleh anggota Bareskrim Polda Aceh.

Enal Tao juga terlibat dalam mutilasi tiga siswi SMU Kristen Poso pada 29 Oktober 2005 di Bukit Bambu Kecamatan Poso Kota. Kemudian pada 10 Februari 2006, Enal Tao melakukan perampokan toko emas di Jalan Mongonsidi.

"Dua minggu pasca perampokan tersebut, Enal keluar dari Poso dan berangkat ke Pulau Jawa, lalu tidak pernah terlihat lagi di Poso dan Palu," jelas Kombes Rudy.

Bukan WNI

Menurut Rudy, jajaran kepolisian belum bisa memastikan kewarganegaraan dari Enal Tao, namun diperkirakan gembong teroris yang telah dicari-cari dalam beberapa tahun terakhir ini diyakini bukan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Yang jelas, tersangka teroris yang tewas di Aceh itu bukan WNI, namun kami tidak tahu asal negaranya," ungkap Rudy yang juga melihat langsung jenazah Enal Tao disemayamkan di RSUZA Banda Aceh pascatertembak Senin (12/4) di kawasan Aceh Besar.

Sementara itu, Direskrim Polda Aceh Kombes Esa Permadi mengungkapkan, dalam aksi kejahatan Enal Tao di Aceh, pernah menyembunyikan Dulmatin dan menampung peserta pelatihan militer di pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar pada Februari 2010 lalu.

"Rumah kontrakannya di Aceh Besar juga kerap dipakai sebagai tempat pertemuan para anggota teroris," tegas Esa Permadi. (irn/ans)