Rabu, 07 April 2010

PENDIDIKAN: RATUSAN SISWA SMP TERANCAM TIDAK LULUS UJIAN


Medan - Sebanyak 445 siswa sekolah menengah pertama negeri dan swasta di Kota Medan terancam tidak lulus Ujian Nasional. Ini karena mereka tidak mengikuti Ujian Nasional reguler maupun susulan.

Dalam UN reguler SMP yang berakhir pada 1 April lalu, semestinya diikuti 41.290 siswa, tapi sebanyak 460 siswa tidak mengikutinya. Sebagian karena sakit dan ada keperluan lain. Namun, sebagian besar lainnya (349 siswa) absen tanpa alasan yang jelas.

Dinas Pendidikan Kota Medan memberikan kesempatan bagi siswa yang absen untuk bisa lulus UN dengan mengikuti UN susulan yang dimulai pada 5 sampai 8 April. Pada hari pertama UN susulan, hanya 43 siswa yang hadir, tapi pada hari kedua, Selasa (6/4), menyusut tinggal 15 siswa yang hadir. Artinya, ada 445 siswa yang tetap absen sehingga terancam tidak lulus UN

Kepala Subbidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Kota Medan Masrul Badri mengatakan, pihaknya telah berupaya memberi kesempatan bagi para siswa untuk bisa lulus UN.

”Kalau tidak hadir juga di UN susulan, kami tidak bisa memaksa. Itu sudah menjadi tanggung jawab orangtua dan siswa karena pihak sekolah sudah memberi tahu. Kami tidak mungkin menjemput mereka satu per satu ke rumahnya,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri mengatakan, awal Mei tahun ini pihaknya akan menggelar UN ulangan. Bagi siswa yang tidak lulus UN reguler dan tidak mengikuti UN susulan diharapkan mau mengikuti UN ulangan tersebut agar tetap bisa lulus UN.

Bagi siswa yang tidak mengikuti UN reguler, susulan, maupun ulangan, dianggap tidak berniat meneruskan studinya. Dinas Pendidikan Medan akan mencari tahu penyebabnya.

Sementara itu, UN susulan tersebut dilaksanakan secara terpisah bergantung pada lokasi sekolah siswa terkait. ”Bisa jadi siswa yang tidak ikut UN reguler, dia mengisi soal UN susulan sendirian, tanpa teman, karena teman lainnya berada di subrayon yang berbeda” tambah Basri.

Soal-soal yang diujikan itu diambil langsung dari Kantor Dinas Pendidikan setiap pagi menjelang UN dilaksanakan. Jumlah soal maupun tingkat kesulitannya sama dengan materi soal UN reguler. Namun, formulasi penyajian soalnya berbeda dengan UN reguler sehingga siswa tetap mendapat beban yang sama dengan sisa lainnya yang ikut UN reguler. (mhf/kps)