Selasa, 13 April 2010

MUI Jangan Kalah Cepat di Pilkada Medan

Medan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan diminta jangan kalah cepat dengan organisasi keagamaan lainnya dalam memberi sikap dan dukungan terkait Pilkada Medan 2010. "Bagaimanapun juga, umat Islam kota Medan pasti menuggu sikap MUI. Makanya jangan kalah cepat dengan yang lain.

Kalau kalah dengan yang lain, sebagian umat akan bingung menentukan pilihan," kata Tasrif Syam, pemerhati politik dari Fisip UMSU kepada wartawan di Medan, Jumat (9/4).

Meski konteksnya Pilkada Medan, tapi lanjutnya, MUI Medan tidak boleh bersikap terlambat atau kalah cepat dengan kelompok lainnya dalam hal memberikan dukungan kepada pasangan calon walikota/wakil walikota Medan 2010-2015. Apalagi, kelompok lain di luar Islam sudah jelas dan nyata-nyata memberi dukungan kepada pasangan tertentu. Dukungan itu juga sudah disampaikan tokoh-tokoh agamanya di berbagai media massa dan dalam berbagai kesempatan.

Menurut Tasrif, dukungan kelompok di luar Islam itu terhadap pasangan tertentu sangat beralasan, karena mungkin adanya kesamaan idiologi dan agama. "Lantas, mengapa MUI Medan tidak mengambil sikap yang sama dalam hal memberikan dukungan sebagai acuan dan referensi bagi umat Islam?" katanya.

Peneliti Lembaga Pengkajian dan Penelitian Independen (LPPI) ini juga meminta agar umat Islam tidak terbuai. Meski calon walikota/wakil walikota Medan yang berlatar bekalang Islam lebih banyak, menurutnya, itu belum jadi jaminan untuk bisa memenangkan Pilkada. Malah, hal itu bisa jadi persoalan karena pemilih Islam akan bisa terpecah. "Makanya MUI harus cepat bersikap. Setidaknya agar ada acuan bagi umat," tegasnya.

Di tempat terpisah, Neila Susanti, MSi, sosiolog yang juga dosen IAIN Sumatera Utara, mengingatkan kalau memang akan memberi dukungan, MUI Medan harus jeli dan teliti, sehingga nantinya pasangan yang didukung itu tidak menyulitkan posisi MUI dan menjelekkan citranya di mata masyarakat. "MUI Medan harus memilih pasangan yang bersih, amanah, tidak terlibat bisnis kotor, tidak terindikasi dugaan korupsi," ujarnya.

MUI juga harus bisa melihat pasangan yang mana yang memang refresentasi umat Islam di kota Medan dan pasangan yang mana yang didukung partai berbasis Islam. "Kalau mendukungan pasangan yang mewakili umat Islam, MUI akan tetap bisa menjadi lembaga keagamaan yang dipercayai masyarakat," pungkasnya. (sug/ans)