Jumat, 23 April 2010

Di Usia 805 Tahun ; Banda Aceh Jadi Bandar Wisata Islami


Pengantar: Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh pada 22 April 2010 ini telah berusia 805 tahun. Sebagai kota tua, Banda Aceh mempunyai cita-cita besar, yakni menjadi Bandar Wisata Islami di Aceh. Ini tentunya suatu tugas berat, tak semudah membalik telapak tangan. Perlu kesamaan persepsi dan satu langkah kebijakan permanen. Untuk itu, wartawan Harian Analisa Iranda Novandi mencoba mengupasnya lewat laporan khusus.
BANDA ACEH kini telah berusia 805 tahun.Banyak catatan sejarah yang tertoreh di kota tua ini, mulai dari tonggak sejarah sebagai pusat kerajaan terbesar di Aceh, yakni Kerajaan Aceh Darussalam sampai daerah modal dalam cacatan sejarah negeri ini.

Dalam merayakan hari jadi ke-805 ini, berbagai kegiatan dilakukan. Pesta ulang tahun dilakukan selama tiga bulan sejak pertengahan April hingga akhir Juni nanti. Beberapa agenda untuk memeriahkan ulang tahun digelar mulai dari turnamen, even-even dan juga Festival Baiturrahman dan Festival Taman Sari, sejenis Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) untuk level provinsi.

Even dan festival yang dilaksanakan Pemko setempat untuk menarik para wisatawan datang ke kota Banda Aceh, sehingga menambahkan pendapatan asli daerah (PAD). Ini salah visi dan misi untuk menjadikan Banda Aceh sebagai salah satu tempat kunjungan pariwisata terbesar.

Tentunya, jadi Bandar Wisata Islami yang diidamkan Pemko Banda Aceh tak terlepas dari kepemimpinan Walikota Ir Mawardy Nurdin, M.Eng dan Wakil Walikota Hj Illiza Sa’addudin Djamal SE. Dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, alhamdulillah kedua pimpimpin ini mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.

Wali kota Banda Aceh saat ditemui dalam sebuah kesempatan mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan publik, Pemko terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan guna memudahkan masyarakat melakukan pengurusan dan memangkas biaya tinggi.

Peroleh Penghargaan

Kerja keras itu pula membuat Banda Aceh mampu memperoleh beberapa penghargaan atas keberhasilan menjalankan pemerintahan di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi. Seperti Pelopor Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang pertama di Aceh, piagam Citra Pelayanan Publik Tingkat Nasional Tahun 2009 kategori baik untuk nilai Indeks Kepuasan Masyarakat, Kalpataru tahun 2009, Adipura tahun 2009, Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di bidang pengelolaan keuangan, Penghargaan Citra Abdi Negara dan piagam penghargaan Menpan untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Di samping itu, Pemko Banda Aceh juga meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan dengan menetapkan status BLUD untuk RSU Meuraxa serta bidang pendidikan dengan pengembangan sekolah unggulan berstandar nasional dan internasional.

Untuk memudahkan proses pelayanan pengadaan barang/jasa, Pemko Banda Aceh sudah melaksanakan proses lelang secara E-Procurement melalui sistem LPSE, sehingga diharapkan akan tercipta kemudahan bagi dunia usaha dalam mengikuti pelelangan barang/jasa pemerintah.

"Pada tahun 2010 ini, kita berharap dapat melaksanakan program pembangunan dengan baik sesuai waktu yang sudah ditetapkan. Masyarakat harus dapat merasakan manfaat pembangunan yang dilaksanakan Pemko Banda Aceh melalui masing-masing SKPK," ujar Wali kota Mawardy Nurdin.

Sesuai dengan visi Kota Banda Aceh, Mawardy juga sudah mencanangkan; "Visit Banda Aceh Year 2011". Dengan pencanangan tersebut diharapkan mampu menarik perhatian dunia tentang sisi lain dari pariwisata. Untuk itu Banda Aceh harus mempersiapkan diri dari sekarang guna menyukseskan program tersebut.

Konsep Islam

Melalui program ini, Banda Aceh ingin mengembangkan konsep Islam secara pragmatis, namun tetap konsisten dengan nilai-nilai dasar keislaman sebagai pegangan hidup serta meningkatkan pengamalan Syariat Islam secara kaffah, meningkatkan mutu pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat maupun mengembangkan pariwisata yang bernuansa Islami.

Disamping itu, juga meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan lingkungan hidup dan pemukiman serta mengembangkan perekonomian masyarakat. Visi dan misi yang ditetapkan tersebut, diharapkan dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Lewat sentuhan tangan dingin Mawardy Nurdin, telah ditetapkan action plan, yaitu sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh stakeholder lokal di bidang kepariwisataan, membangun mitra komunitas, melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik, baliho/ billboard, booklet, leaflet, brosur, journalist visiting program, penerapan standar menu makanan sehat dan variatif, penyelenggaraan even-even seni budaya, peningkatan infrastruktur pariwisata serta pengembangan objek wisata.

Pemko Banda Aceh juga berupaya meningkatkan SDM pelaku wisata, antara lain pemandu wisata atau bina wisata dan da’i wisata yang berperan membimbing masyarakat dan wisatawan untuk menghormati nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang Islami. Mereka akan memberi nasehat dengan cara sangat santun, sehingga menimbulkan kesan baik tersendiri bagi wisatawan, penataan transportasi Kota Banda Aceh dan pemberdayaan usaha mikro.

Dengan demikian, Pemko Banda Aceh ke depan akan lebih memfokuskan ke bidang pembangunan pariwisata untuk meningkatkan PAD dari sektor itu. Karena potensi dan peluang terbesar dalam menarik kunjungan wisatawan baik nasional, regional maupun internasional.

Dengan adanya upaya peningkatan pariwisata, diharapkan Kota Banda Aceh akan lebih bersih karena sudah menjadi sektor unggulan. Sehingga pada gilirannya dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menghidupkan sektor-sektor lainnya.***(ans)