Minggu, 11 April 2010

Mari Mulai dari Lingkungan Kita!


Oleh: Ir. Fadmin Prihatin Malau

Mari mulai dari lingkungan kita! Sederhana kata-katanya. Enak didengar, gampang diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Mengapa sulit melaksanakannya? Jawabnya karena komitmen, kemauan untuk itu yang belum ada. Mengapa komitmen, kemauan belum ada? Jawabnya karena hasilnya belum dinikmati.

Mengapa hasilnya belum dinikmati? Jawabnya karena belum dilaksanakan maka, mari melaksanakannya. Mari mulai dari lingkungan kita...jangan pikirkan lingkungan orang lain diluar lingkungan kita. Artinya kita mulai saja dulu dan raih kenikmatannya.

Pola ini yang harus diterapkan guna menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, aman dan sehat. Bila lingkungan sudah bersih, nyaman, aman dan sehat pasti nikmat. Bila lingkungan kita sudah bersih, nyaman, aman dan sehat bisa jadi orang lain diluar lingkungan kita akan melihat, lantas iri dengan kenikmatan yang kita rasakan maka akan menirunya. Bukankah manusia makhluk yang paling ulung dalam urusan meniru?

Manusia makhluk yang ulung dalam meniru dan manusia juga makhluk luar biasa. Ia bisa membuat terobosan baru dalam hal apa saja termasuk dalam menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, aman dan sehat. Manusia bisa membuat terobosan untuk melestarikan lingkungan dengan pola hidupnya seperti pola hidup yang memiliki kebiasaan (hobi) membuang sampah pada tempatnya, rajin menyapu halaman membuat pekarangan (lingkungan) tempat tinggalnya menjadi menyenangkan. Bukankah bersih itu pangkal sehat?

Banyak pekarangan (halaman) rumah di perkotaan yang nyaris tidak disapu oleh pemiliknya. Bisa saja apa bila ada tetangga yang menyapu halaman rumahnya, bersih dan sehat maka tetangganya akan risih dan ikut pula menyapu halaman rumahnya. Begitu pula bila ada yang membuang sampah pada tempatnya sementara banyak yang tidak membuang sampah pada tempatnya maka akan ada rasa malu buat mereka yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Contoh kecil di Singapura, orang akan malu dan merasa bersalah bila membuang sampah tidak pada tempatnya sebab orang-orang di sekitarnya pada membuang sampah pada tempatnya. Bukan saja orang dewasa tetapi seorang siswa sekolah taman kanak-kanak saja membuang sampah pada tempatnya.

Tiga tahun yang lalu ada ide brilian dilombakan di Jakarta berkaitan dengan lingkungan. Pemenangnya adalah pemilik ide sederhana yakni bagaimana bila setiap orang memungut satu sampah yang ditemuinya di mana pun? Wajar memang ide sederhana ini menjadi pemenang sebab berdampak yang ditimbulkannya luar biasa!

Bila hal itu disadari dan dijalankan oleh semua orang, efeknya akan membuat lingkungan bersih. Sekali lagi, cukup satu orang memungut satu sampah dan memasukkan ke keranjang sampah. Sederhana, simpel, mungkin terlihat sepele tapi berdampak hebat.

Beberapa waktu lalu penulis ada menulis pada halaman Lingkungan Minggu Analisa Medan ini bagaimana bila setiap bulan kita menanam satu bibit pohon di pekarangan kita. Dalam satu tahun, kita sudah punya 12 pohon di pekarangan kita. Bayangkan juga kalau satu kampung di lingkungan kita melakukan hal yang sama. Faktanya kini masih banyak perkampungan yang ditumbuhi lalang, semak belukar dan terlantar begitu saja.

Sedangkan bagi yang tinggal di perkotaan, tidak punya lahan tidak salah menanam tanaman kecil di polybeg atau di pot dan disusun di sekitar rumah. Alhasil, lingkungan kita akan hijau, asri, teduh dan yang pasti: menyehatkan.

Sederhana tetapi menghasilkan yang luar biasa. Lingkungan terjaga, biaya dapat dihemat. Inovasi dan kreatifitas terus dipacu, menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Jadi, mari kita mulai dari diri kita sendiri. Tidak perlu banyak bicara, tak perlu malu, langsung saja lakukan.

Misalnya, pungut semua sampah yang kita temui di mana pun kita berada. Mari kita ubah perilaku kita menjadi orang yang risih bila melihat sesuatu yang jorok, malu bila ada halaman rumah kering-kerontang dan sampah berserak, malu kalau kita dengan mudahnya membuang puntung rokok menyala pada sembarang tempat.

Dengan mulai dari diri kita sendiri, secara tidak langsung paling tidak kita sudah mengajari komunitas di sekeliling kita untuk mulai peduli pada kebersihan; satu kegiatan yang tidak memerlukan uang, tidak mengeluarkan keringat banyak, tidak menyita waktu lebih. Tidak sulit melakukannya. Mulai dari lingkungan kita, hanya memerlukan kemauan keras, mengubah perilaku dan kebiasaan, maka kita semua akan mendapatkan lingkungan yang sehat, bersih dan menyenangkan!

Peran Pemerintah

Mari mulai dari lingkungan kita! Ini kata kunci untuk menciptakan lingkungan bersih, nyaman, aman dan sehat. Kata kunci ini harus didukung, diikuti oleh pemerintah karena peran pemerintah pada dasarnya sangat besar dalam memberhasilkan lingkungan yang bersih, nyaman, aman dan sehat.

Harus diakui peran serta pemerintah masih sangat kecil dalam menciptakan kebersihan lingkungan, hampir semua daerah kota dan kabupaten belum memberikan perhatian yang serius dalam kebersihan lingkungan. Lihat saja pemerintahan kota Medan, belum menyediakan tong sampah bagi pengguna jalan dan tempat-tempat umum.

Seharusnya anggaran untuk itu penyediaan tong sampah direalisasikan sehingga masyarakat, khususnya pada tempat-tempat umum memiliki tempat pembuangan sampah. Bila tong sampah atau tempat pembuangan sampah sudah tersedia pada tempat-tempat umum, maka masyarakat dengan sendirinya membuang sampah pada tempat yang disediakan. Minimnya tempat pembuangan sampah pada tempat-tempat umum dan tepi jalan satu tanda belum serius pemerintah dalam mengelola lingkungan yang bersih, nyaman, aman dan sehat.

Lebih ironis lagi, banyak warga masyarakat kota Medan yang mengeluh, restribusi (uang) sampah dikutip pada setiap rumah tangga tetapi sampah diangkut tidak setiap hari, bertumpuk, berserakan pada bak sampah yang sudah tidak sesuai dengan kapasitan tempat penampungan sampah. Seharusnya kapasitas tempat pembuangan sampah yang disediakan hanya untuk satu hari akan tetapi baru diangkut setelah tiga hari.

Bila dihitung restribusi sampah yang dikutip dari masyarakat sudah sangat cukup tetapi kenyataannya seperti tidak cukup. Sebaiknya pemerintah tidak memikirkan keuntungan dari retribusi sampah dari masyarakat tetapi pemerintah mengeluarkan dana khusus penanggulangan sampah sehingga lingkungan menjadi bersih, nyaman, aman dan sehat.

Sampah Sumber Uang

Lagi pemerintah harus berpikir kreatif dan inovastif dalam menanggulangi sampah rumah tangga. Bila berpikir kreatif dan inovatif maka sampah rumah tangga di perkotaan seperti kota Medan pada dasarnya dapat menjadi sumber uang. Caranya dengan mengelola sampah rumah tangga secara proporsional dan profesional.

Pemerintah menyediakan tempat penampungan sampah yang ideal dalam bentuk dan kapasitas daya tampung sampah agar sampah tidak berserakan, busuk dan menimbulkan penyakit. Tempat penampungan sampah yang ideal adalah dua bentuk. Pertama tempat penampungan sampah organik (sampah basah) dan kedua tempat penampungan sampah an-organikan (sampah kering). Tujuan dari dua tempat sampah ini agar masyarakat yang membuang sampah memilah-milah sampahnya yakni sampah organik (basah) seperti sampah daun-daunan, umumnya dari dapur dibuang ke tempat sampah basah dan sampah kering seperti plastik, seng, kaca dibuang ke tempat sampah kering.

Dari pemisahan tempat pembuangan sampah rumah tangga ini nantinya petugas pengangkut sampah menjadi mudah yakni sampah basah dapat dijadikan pupuk kompos yang harganya kini cukup mahal dan sampah kering dapat dipilih-pilih lagi untuk daur ulang sesuai dengan jenisnya yakni jenis kertas, plastik, seng, aluminium, kaca dan lainnya yang dan pada akhirnya menghasilkan uang.

Pada tingkat yang lebih tinggi lagi sampah kering juga dapat dijadikan salah satu sumber energi panas yang dapat diubah menjadi sumber energi listrik dengan sistem multiboeler. Bahan baku energi dari sampah ini sudah banyak dilakukan pada industri-industri besar di Indonesia dan bila pemerintah daerah/kota/kabupaten melakukannya sangat tepat karena ketersediaan sampah cukup besar dan cenderung sudah menjadi masalah. Bila manusia mau berpikir kreatif dan inovatif maka sampah yang kini cenderung menjadi masalah bisa dijadikan solusi dalam menjawab masalah yakni menjadikan sumber uang dan energi listrik.

Sasaran Utama

Bila mau berpikir kreatif dan inovatif sudah pasti semua masalah menjadi peluang, semua tantangan menjadi keberhasilan. Berpikir kreatif dan inovatif harus dimulai dari kemauan, komitmen yang tinggi yakni mau dan memiliki kemauan yang kuat untuk melaksanakan.

Mari kita mulai dari lingkungan kita. Artinya mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, aman dan sehat. Bersihkan lingkungan diri sendiri, tidak perlu publikasi kemana-mana sebab orang di sekeliling kita akan melihat hasilnya. Bila hasilnya menyejukkan, menyegarkan, nyaman, aman, bersih dan sehat secara naluri pasti akan mengikutinya meskipun awalnya malu-malu tetapi yang penting akhirnya mau. Mari mulai dari lingkungan kita.