Selasa, 26 Januari 2010

Ada Ratusan Ribu Kasus Aborsi Pertahun, Posisi dan Solusi Aisyiyah Harus Jelas


Yogyakarta- Aisyiyah bersama Muhammadiyah seharusnya menyatakan pernyataan tertulis atau Position Paper dalam perdebatan tentang Aborsi, khususnya pada Kehamilan yang tidak dikehendaki. Menurut Dra. Ruhaini Dzuhayatin, MA pernyataan ini sangat penting apalagi saat ini kasus aborsi berkembang di masyarakat.

Dalam diskusi PP Aisyiyah dengan topik Konvensi Internasional Pengurangan Diskriminasi Perempuan (CEDAW), Sabtu (23/01/2010) di Gedung Moehammadijah, Jl KHA Dahlan 103 Yogyakarta, Ruhaini meminta agar Aisyiyah konsen dengan masalah aborsi pada kehamilan yang tidak dikehendaki ini. Menurut Ruhaini, kasus kehamilan tidak dikehendaki ini terbagi menjadi dua kelompok, 33 persen terjadi pada remaja/pasangan pra nikah, dan 67 persen terjadi pada pasangan resmi, khususnya karena alasan kemiskinan dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi. Jumlah 67 persen tersebut setara dengan dua juta kasus. “Duapuluh lima persen dari dua juta tersebut diaborsi” terangnya

Nah, pada masalah ini Aisyiyah perlu berperan. Kesehatan ibu-ibu dari kalangan miskin yang tidak menghendaki kehamilan dan mencoba menggugurkan kandungannya dengan berbagai obat, ramuan tradisional maupun dengan pertolongan dukun ini sangat memprihatinkan. Bahkan bila kemudian lahir, anak-anak yang pada tiga bulan pertama di kandungan sudah diupayakan untuk digugurkan ini kecerdasannya akan rendah.

Solusi

Menurut Ruhaini, dengan menuliskan sebuah Position Paper tentang Kehamilan yang tidak dikehendaki ini, Aisyiyah akan jelas posisinya, pro atau kontra terhadap aborsi. “Kalaupun anti aborsi harus dilanjutkan dengan adanya solusi, seperti perlunya panti asuhan pada anak-anak yang dilahirkan kemudian” lanjutnya. Selain itu menurut Ruhaini, Position Paper ini juga akan menjadi pandungan berbagai lembaga internasional, nasional maupun lokal, termasuk pemerintah untuk bekerjasama. (ari)