Minggu, 10 Januari 2010

KONGRES PAN: HATTA TERPILIH, DRADJAT JADI WAKIL KETUM


Batam - Anggota Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa, Sabtu (9/1), secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum DPP PAN periode 2010-2015. Terpilihnya Hatta Rajasa dalam Kongres III PAN itu semakin memperkokoh koalisi partai politik pendukung Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

”Dengan Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PAN, tidak ada keraguan bagi Yudhoyono untuk meneruskan koalisi dengan PAN,” kata peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, Sabtu. Terlebih lagi, beberapa waktu lalu Yudhoyono menyatakan akan mengevaluasi partai-partai anggota koalisi.

PAN adalah anggota koalisi partai politik (parpol) pendukung Yudhoyono-Boediono pada Pemilu 2009. Selain PAN, parpol pendukung Yudhoyono-Boediono adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Hatta Rajasa, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menang berkat kebesaran hati kandidat lain, Dradjad H Wibowo, yang mundur dari pencalonan. Dradjad kemudian ditetapkan sebagai wakil ketua umum.

Kemenangan Hatta disampaikan Amien Rais yang juga kembali terpilih sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PAN. ”Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi karena kebesaran calon lain, yakni Dradjad Wibowo,” kata Amien, mengakhiri sidang pemilihan di Hotel Planet Holiday, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu siang.

Dalam penutupan Kongres III PAN di kawasan Harbour Bay, Batam, Sabtu malam, Hatta menargetkan PAN berada dalam posisi ketiga dalam Pemilu 2014. Dalam acara itu juga diumumkan terpilihnya Sekretaris Jenderal DPP PAN, yaitu Taufik Kurniawan, yang kini adalah Ketua Komisi V DPR.

Hatta terpilih secara aklamasi dalam sidang yang berlangsung kurang dari satu jam. Sebelumnya, kedua calon itu memaparkan visi dan misi mereka.

Seusai menyampaikan visi dan misi selama sepuluh menit, Dradjad meminta agar sidang diskors selama 5-10 menit untuk konsolidasi dengan pendukungnya. Dia meminta pendapat apakah terus maju atau mundur dari pencalonan. Ratusan pendukung tetap meminta Dradjad maju.

Delapan menit berselang, skors dicabut dan Amien Rais kembali memberikan sambutan. Ia menceritakan adanya kesepakatan antara Hatta dan Dradjad. ”Ada gentleman’s agreement (kesepakatan). Tadi sekitar pukul 01.10, Mas Hatta dan Mas Dradjad bertemu melakukan KTT (konferensi tingkat tinggi) atau summit meeting (pertemuan),” ujar Amien.

Hatta duduk di sebelah kanan dan Dradjad di sebelah kiri. ”Saya lalu menyanyikan lagi lagu Sam Bimbo, ’matahari di sebelah kanan dan rembulan di sebelah kiri’, dan seterusnya,” tuturnya.

Kemudian, lanjut Amien, disepakati pemilihan ketua umum tidak akan menggunakan mekanisme voting. Karena itu, panitia pelaksana kongres tidak menyiapkan bilik dan kotak suara dalam ruang sidang.

Tidak berapa lama, Dradjad kembali berpidato mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya. ”Demi kepentingan partai, insya Allah Pak Hatta menjadi ketua umum,” katanya.

Dradjad pun turun dari podium dan meninggalkan ruang sidang diikuti para pendukungnya menuju markasnya di Hotel Novotel. Saat itulah, Amien mengumumkan kemenangan Hatta secara aklamasi.

Tak mundur

Dalam jumpa wartawan seusai pemilihan, Dradjad menegaskan, dirinya tidak pernah mengatakan mundur dari pencalonan. Para pendukung Dradjad memaknai sikap itu sebagai bentuk penyerahan kemenangan dari Dradjad untuk Hatta.

Ia menjelaskan, ketua umum menangani tugas di luar partai, sedangkan wakil ketua umum bertugas menangani internal partai. Saat ditanya apakah Amien yang memintanya untuk menyerahkan kemenangan, Dradjad mengatakan hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.

Meskipun demikian, beberapa peserta dari dewan pimpinan daerah (DPD) mengaku kecewa dengan cara pemilihan ketua umum tersebut. ”Kami kecewa. Seharusnya, proses voting tetap dijalankan. Semua pihak juga siap kalah dan menang,” kata Sekretaris DPD Banjarnegara, Jawa Tengah, Farid Mashudi.

Hal yang sama juga diungkapkan koordinator lapangan tim sukses pencalonan Dradjat Wibowo, Riski Sadig. Menurut Riski, peserta kongres datang dari berbagai daerah untuk menggunakan hak pilihnya. ”Mengapa datang dari jauh-jauh kalau tidak diberi hak pilih,” katanya.

Hatta Rajasa, dalam konferensi pers di lokasi kongres seusai pemilihan, menegaskan bahwa pemilihan berlangsung demokratis karena diawali pandangan umum dewan pimpinan wilayah. ”Kalau ditanya secara pribadi, saya tentu sangat siap voting secara terbuka. Namun, saya harus menghormati keputusan yang diambil oleh saudaraku Dradjad Wibowo,” ucapnya.

Setelah kompetisi ini selesai, Hatta justru mengajak semua kader PAN, termasuk pendukung Dradjad, bersatu kembali. ”Sedapat mungkin saya mengakomodasi semua komponen PAN,” ujarnya.

Meski demikian, Hatta merencanakan akan merampingkan pengurus DPP PAN mendatang. Pengurus harian yang selama ini berjumlah 46 orang dirampingkan menjadi 35-45 orang, sedangkan pengurus pleno yang semula sekitar 200 orang menjadi kurang dari 200 orang.

Tak lapor Presiden

Terkait dengan posisinya yang merangkap sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu II, Hatta tak akan mencampuradukkannya. Ketika ditanya apakah dirinya sudah melaporkan hasil kongres kepada Presiden Yudhoyono, Hatta pun mengatakan tidak melakukannya.

”Saya melapor ke SBY dalam konteks Kabinet Indonesia Bersatu. Kalau parpol akan melapor ke konstituen saya,” tuturnya.

Politik uang

Terkait dengan informasi politik uang atau politik jalan-jalan ke Singapura, koordinator penggalangan Hatta Rajasa, Yandri Susanto, menyanggah hal itu.

”Tak ada politik uang, mungkin ada political cost (biaya politik). Tidak berlebihan. Mereka jauh-jauh datang ke sini. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, tetap dalam batas normal. Tidak ada transaksi itu. Hatta memberi oleh-oleh sekian itu tak ada transaksi dan tawar-menawar, tetapi masih dalam kewajaran,” papar Yandri.

Menanggapi hasil Kongres III PAN, Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial Suhardi Suryadi berpandangan, apa yang terjadi pada Kongres III PAN menunjukkan bahwa Amien Rais masih di posisi sentral. ”PAN itu masih partai Amien,” ucapnya.

Kemenangan Hatta, kata Suhardi, juga bisa memudahkan PAN mendapatkan ”logistik” karena posisi Hatta yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. (mzw/nta/sut/fer)