Jumat, 29 Januari 2010

Buya Syafi’i : Kekuatan Demokrasi Kita Terletak Pada Pemimpin Lokal


Jakarta - “Dalam kondisi partai-partai politik lebih sering dieksploitasi untuk kepentingan jangka pendek, kekuatan demokrasi kita terletak pada prakarsa para pemimpin maupun aktivis civil society di tingkat lokal”, ungkap Buya Syafii Maarif seperti yang dinyatakan dalam siaran pers Maarif Institute, Senin (25/01/2010).Lebih lanjut mantan Ketua PP Muhammadiyah ini bangsa ini masih sangat membutuhkan banyak pemimpin kultural yang betul-betul mendengar jeritan rakyat dan bekerja nyata untuk kepentingan masyarakat umum bahkan kemanusiaan.

Siaran Pers tersebut juga menanggapi wacana pemakzulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang digulirkan pelbagai elemen masyarakat akhir-akhir ini. Menurut siaran pers yang ditandatangani Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Fajar Riza Ul Haq, tersebut, adanya wacana diatas merupakan salah satu ujian nyata bagi eksistensi budaya demokrasi kita. Budaya demokrasi sendiri erat kaitannya dengan kesadaran politik kewargaan dari pelbagai lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, perwujudan demokrasi yang substantif akan sangat tergantung pada seberapa kokoh kekuatan kelompok-kelompok sipil (civil society) melakukan kerja-kerja sosial kemanusiaan dalam rangka menyemaikan nilai-nilai demokrasi dan HAM, penghormatan atas kemajemukan, serta perjuangan keadilan.

Ma’arif Award 2010

Dalam rilis tersebut, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Fajar Riza Ul Haq, menyatakan bahwa Maarif Institute tahun ini kembali menggelar Maarif Award yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada pemipin dan aktifis lokal penggerak Civil society. “Pemberian award ini merupakan apresiasi sekaligus pengakuan kami terhadap anak-anak bangsa yang melakukan kerja-kerja inisiatif kepemimpinan di tingkat lokal dengan menjunjung tinggi pluralisme dan HAM”.

“Kehadiran award ini diharapkan mampu mempromosikan praktek-praktek ketauladanan para pemimpin sipil dalam menanamkan nilai-nilai pluralisme, HAM, keindonesiaan, dan kemanusiaan”, tukas Fajar.

Salah seorang anggota Dewan Juri MAARIF Award 2010 A. Malik Fadjar membenarkan bahwa award ini mencari para aktivis lokal yang dinilai berhasil mempelopori ataupun menumbuhkan semangat dan kerja-kerja solidaritas sosial untuk kemanusiaan di komunitasnya, profil pemimpin lokal yang bervisi global. Menurutnya, “bila kiprah seseorang diterima dan dirasakan kemanfaatan hasil kerjanya oleh banyak kelompok/golongan maka ia memiliki kelayakan untuk dinominasikan”. Batas waktu penominasian itu sendiri tanggal 30 Maret 2010. Informasi lebih lanjut mengenai MAARIF Award dapat di akses di www.maarifinstitute.org. (arif)