Senin, 25 Januari 2010

PRILAKU: PARA BONEK KEMBALI BERULAH


Jakarta - Meski sudah mendapatkan perlakuan istimewa, para suporter Surabaya yang dikenal dengan sebutan bondo nekat alias bonek tetap berbuat ulah. Mereka tidak saja berbuat keributan, tetapi juga mengakibatkan hampir 90 persen kaca kereta api luar biasa yang mereka tumpangi rusak.

Saat melintasi wilayah DI Yogyakarta, kereta api luar biasa sempat disambut suporter PSS Slemania. Mereka memberi para bonek minuman kemasan, rambutan, dan semangka.

Namun, Minggu sekitar pukul 09.15, kereta yang memuat para bonek dihadang massa di Stasiun Purwosari dan Jebres, Jawa Tengah, dengan lemparan batu. Di Jebres, polisi harus mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa.

Kereta berhenti di Jebres sehingga mengakibatkan mereka kepanasan, bahkan ada di antara mereka yang pingsan karena pengap. Akibat lemparan massa, sedikitnya 67 bonek harus mendapat layanan medis.


”Kereta berhenti karena kereta feeder yang akan ke Palur dan Sragen terhadang oleh ribuan orang. Pada saat yang sama, kami harus mengganti selang air yang bocor sehingga semua lokomotif terhenti,” ujar Kepala Stasiun Jebres Sunaryo.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Alex Bambang Riatmodjo mengatakan, perilaku suporter yang tidak sportif dengan menjarah, melempar batu, berkelahi, dan membuat keributan tidak bisa dibiarkan lagi. ”Ini jangan dibiarkan berlarut-larut. Bonek melempar, masyarakat membalas, tak akan pernah selesai,” ujar Alex di Stasiun Jebres.

Alex membantah bahwa ada bom molotov di kereta. Untuk membuktikannya, Alex bersama kepala kepolisian resor di wilayah eks Keresidenan Surakarta naik di lokomotif untuk mengawal kereta.

Nasi bungkus

Pemerintah Kota Surabaya memberikan sekitar 2.000 nasi bungkus kepada para bonek yang turun di tiga stasiun, yakni Wonokromo, Gubeng, dan Semut. Pemberian nasi bungkus itu untuk mengantisipasi agar mereka tidak berbuat anarki akibat kelaparan.

Saat tiba di Stasiun Wonokromo, Minggu pukul 13.15, aparat kepolisian langsung membagikan nasi bungkus. Polisi bahkan langsung mengangkut para bonek itu dengan enam truk yang telah mereka sediakan. ”Dengan truk ini diharapkan para bonek segera tiba di rumah masing-masing,” ujar Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Setija Junianta. (ARA/APA/ABK/EKI/KP)