Minggu, 10 Januari 2010

YOGYA SIAP SAMBUT PENGGEMBIRA MUKTAMAR SATU ABAD MUHAMMADIYAH


Meski penyelenggaraan Muktamar Seabad Muhammadiyah masih enam bulan lagi, tetapi “hilir-mudik” komunikasi untuk menanyakan persyaratan menjadi penggembira sudah ramai. Tidak hanya PWM DIY, pengurus tingkat daerah maupun cabang serta amal usaha juga ditelpon sekadar ditanya tentang penggembira, bahkan ada yang sudah “pesan tempat” menginap.
Beberapa kali Ketua PWM DIY, Agung Danarto, mengungkapkan bahwa jumlah penggembira nantinya bisa mencapai 500.000 orang. Angka tersebut berdasarkan hitungan ramainya jalur komunikasi tadi. Suatu jumlah manusia yang benar-benar akan memadati Yogyakarta nantinya.


Seksi Penggembira Panitia Penerima Muktamar menegaskan sudah siap menyambut dan memberi layanan istimewa kepada penggembira muktamar tahun depan. “Secara administrasi kami siap,” tegas Koordinator Seksi Penggembira, Noor Sasongko.
Kesiapan senada juga disampaikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulonprogo dan Bantul. Kulonprogo merupakan pintu masuk Yogyakarta dari arah barat dengan jalan darat, Bantul adalah shohibul bait muktamar karena Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai tempat berlangsungnya Muktamar Muhammadiyah berada di wilayah kabupaten tersebut.
“Persiapan kami sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. Khusus untuk penyambutan penggembira, PDM Bantul membentuk tim khusus yang merumuskan program-program pelayanan dan penyambutan. Ini dilakukan agar Muktamar Seabad dapat dirasakan berbeda dibandingkan muktamar-muktamar sebelumnya,” kata Marzuki dari PDM Bantul.
Sedangkan PDM Kulonprogo berencana membuat posko di sepanjang jalan menuju Yogyakarta. Sebagai kawasan paling barat dan merupakan jalur utama masuk ke tempat muktamar, PDM setempat juga menyediakan tempat transit baik untuk muktamirin maupun penggembira.
Ada satu tempat di Kulonprogo yang memiliki nilai bersejarah bagi Muhammadiyah, yaitu di Bleberan, Banaran, Galur. Menurut informasi dari PDM Kulonprogo, di tempat ini almarhum KH AR Fakhruddin atau Pak AR pernah bertempat tinggal.
Tiga PDM lain di DIY yaitu Kota Yogyakarta, Sleman, dan Gunungkidul juga tak kalah sibuk. PDM Kota Yogyakarta juga shohibul bait, karena Kompleks Kapas yang merupakan tempat berlangsungnya Muktamar Aisyiyah berada di sini. Sleman adalah pintu masuk ke Yogyakarta dari arah utara dan timur. Bahkan Gunungkidul sebagai kawasan paling jauh dari arena muktamar tidak mau kalah dalam mempersiapkan penyambutan.
Kesiapan menyambut penggembira juga disampaikan PCM Mantrijeron. Menurut ketuanya, Muhammad Asrofi, wilayah tersebut siap menampung 500-an penggembira yang akan ditempatkan di rumah-rumah penduduk, masjid, gedung Islamic Center Jogokaryan, serta amal usaha milik Muhammadiyah.
“Kami menyelenggarakan pertemuan-pertemuan rutin, baik pimpinan Muhammadiyah, takmir masjid, forum-forum pengajian untuk menggalang dukungan muktamar. Kami siap,” tegas Asrofi.
Sebagai bentuk layanan kepada penggembira, Panitia Penerima akan mengasuransikan seluruh penggembira yang terdaftar di panitia dalam bentuk asuransi kecelakaan. Panitia juga menyediakan penginapan, buku saku yang berisi tulisan tempat-tempat bersejarah bagi Muhammadiyad di Yogyakarta, serta tanda pengenal atau cocard.
“Untuk kepentingan penggembira juga, panitia memberikan keleluasaan kepada amal usaha, ranting, maupun cabang untuk mengadakan kegiatan hiburan di area penginapan penggembira. Dengan demikian kegiatan tidak hanya terpusat di satu tempat,” papar Noor Sasongko.
Dalam bidang administrasi, Seksi Penggembira dalam waktu dekat akan mengirimkan blangko pendaftaran serta syarat-syaratnya ke PWM dan PDM seluruh Indonesia. Sehingga secepatnya informasi tersebut bisa diteruskan ke PCM, PRM , amal usaha, serta simpatisan Muhammadiyah.
Tetapi ia mengakui, secara teknis seperti kesiapan penginapan masih belum siap 100 persen karena masih memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan PDM dan amal usaha untuk pendataan rumah warga, sekolah, serta amal usaha yang akan menjadi tempat menginap para penggembira. Ia memperkirakan ketika “musim” pendaftaran penggembira tiba, semua sudah siap.
Tentang sudah adanya warga maupun simpatisan Muhammadiyah yang “pesan tempat” langsung ke PCM, PRM , atau amal usaha, Noor Sasongko tidak memasalahkan. Tetapi diharapkan, semua itu tetap dalam bingkai koordinasi dengan Panitia Penerima, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam memberikan tempat penginapan penggembira serta layanan yang diberikan bisa sama. (Jefree/Rivai/Husnul/Aziz)