Jumat, 15 Januari 2010

PENCULIKAN BAYI DI PUSKESMAS KEMBANGAN TERUNGKAP


Jakarta - Bayi laki-laki yang diculik dari Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/1), ditemukan dalam keadaan selamat. Penculiknya, yang diduga bidan honorer di puskesmas tersebut, sudah tertangkap berkat kejelian dua bidan lainnya.

Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Abdul Kamil Razak, Kamis (14/1), di Balaikota DKI Jakarta, mengatakan, penangkapan tersangka yang berinisial SIS diawali oleh laporan dua bidan muda, Khul Yatun (25) dan Sri Lestari (24). Keduanya yang memastikan bayi yang diakui anak SIS adalah anak dari pasangan Murtanti dan Edi Sugianto, yang diculik dari Puskesmas Kembangan.

Khul Yatun mengatakan, pada 9 Januari malam, SIS mengirim pesan singkat (SMS) untuk mengabarkan putranya lahir pada 2 Januari lalu. Yatun mulai curiga mengapa SMS itu baru dikirim seminggu setelah kelahiran dan sehari seusai penculikan.


Lestari ternyata juga menyimpan kecurigaan yang sama. Lalu, keduanya memutuskan untuk menjenguk SIS di Cipondoh, Kota Tangerang, sekalian membuktikan kecurigaan mereka pada hari Rabu.

Saat melihat bayi yang diakui SIS sebagai anaknya, Khul Yatun langsung curiga bayi ini adalah bayi yang diculik dari Puskesmas Kembangan. Kebetulan, Khul Yatun adalah bidan yang menolong persalinan Murtanti, ibu sang bayi. Lestari yang membawa foto sang bayi dari keluarganya juga yakin bayi itu anak Murtanti.

Lestari bergegas melaporkan temuan itu kepada kepala bidan, yang lalu meneruskannya ke kepala puskesmas dan Polsek Kembangan. Sementara Yatun memeriksa tanda fisik perempuan melahirkan pada SIS, tetapi tak menemukannya. Kondisi ini yang menguatkan laporan kepada polisi.

Polisi, kata Razak, segera menjemput SIS di rumahnya. Kepada polisi, SIS mengaku melahirkan anaknya di tempat praktik bidan di Cipondoh lalu berubah pada bidan di Kembangan. Namun, kedua bidan yang dimaksud membantah keterangan SIS.

Setelah diinterogasi, kata Razak, SIS mengaku menculik bayi itu karena sudah tiga tahun menikah dan belum memiliki anak.

SIS merencanakan penculikan itu sejak beberapa bulan lalu dengan mengaku hamil dan memakai kain setagen untuk memperbesar bentuk perut. Pada akhir Desember, SIS mengajukan cuti melahirkan dan menculik bayi yang baru berusia 14 jam.

Jangan terulang

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, penculikan itu harus menjadi peristiwa terakhir pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Semua ruang bersalin di puskesmas dan rumah sakit pemerintah harus memperketat pengawasan dan memasang kamera pengintai.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, penjagaan agar diperketat dan jam kunjungan diterapkan dengan tegas. Semua pengunjung di luar jam kunjungan dan penunggu pasien diberi tanda pengenal.

Kepada kedua bidan itu, Fauzi menjanjikan akan memberikan penghargaan, baik dari dinas kesehatan maupun secara pribadi. Penghargaan dinkes mungkin adalah kenaikan golongan, percepatan pengangkatan bagi yang belum PNS, dan menjadi petugas kesehatan ibadah haji. (eca/kp)