Rabu, 06 Januari 2010

Din Syamsudin Setuju Gus Dur Dapat Gelar Pahlawan Nasional


JAKARTA - Pasca-wafatnya mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berbagai pihak berlomba-lomba mengajukan usulan agar gelar pahlawan nasional diberikan kepada Gus Dur.
Mengenai usulan tersebut, Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Din Syamsudin pun ikut angkat bicara. Saat ditemui dalam acara diskusi awal tahun 2010 di kantor CDCC, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/10), Din Syamsudin menyatakan bahwa permintaan berbagai kelompok agar Gus Dur diberi gelar pahlawan nasional adalah wajar.

"Saya rasa itu wajar dan setiap kelompok mana saja berhak mempunyai keinginan seperti itu. Kalau saya sendiri tidak masalah, kalau memang Gus Dur mau diberi gelar pahlawan nasional," paparnya.
Namun, Din menambahkan, dirinya lebih setuju jika Gus Dur mendapat gelar pahlawan nasional karena jasanya sebagai pembela kaum minoritas dan pendorong demokrasi, daripada sebagai pejuang pluralisme atau kemajemukan

"Karena jika bicara soal perjuangan pluralisme dan kemajemukan, Gus Dur bukanlah orang pertama dan satu-satunya yang memperjuangkan hal itu. Kalau sebagai pejuang pluralisme dan kemajemukan, saya lebih setuju pencetus ide Bhineka Tunggal Ika dijadikan pahlawan nasional. Namun, sebagai pembela minoritas dan pendorong demokrasi, Gus Dur layak diberi gelar pahlawan nasional karena beliau memang banyak berkontribusi. Apalagi ketika zaman awal reformasi," ungkap Din.

Menurut Din, lebih tepat lagi jika Gus Dur diberi gelar pahlawan nasional karena jasa-jasanya sebagai mantan presiden RI. "Semua presiden, bukan hanya Gus Dur, tapi juga Pak Harto dan lainnya, saya rasa pantas diberi gelar pahlawan nasional. Terlepas dari kesalahan-kesalahannya, mereka patut diberi gelar karena bagaimanapun jasa-jasanya bagi kemajuan bangsa ini tak bisa diabaikan begitu saja," tandasnya.