Kamis, 21 Januari 2010

Minum ASI, Bayi Terhindar dari Sakit Mental


LONDON - Riset terbaru menyatakan, bayi-bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) lebih dari enam bulan pertama relatif lebih sehat secara mental. Mereka berisiko lebih kecil mengalami problem kejiwaan di saat dewasa.

Para peneliti percaya bahwa kandungan nutrisi pada ASI serta ikatan yang terjadi antara ibu dan bayi (bonding process) saat menyusui memberi efek jangka panjang yang luar biasa pada perkembangan otak bayi .

Temuan yang dipublikasikan dalam The Journal of Pediatrics, ini merupakan analisis rekan medik lebih dari 2.000 anak di Australia Barat. Professor Wendy Oddy, yang memimpin riset menyatakan: "Menyusui tampaknya memberi manfaat yang 'signifikan pada kesehatan jiwa bayi hingga mereka dewasa'.


Bayi yang dilibatkan dalam studi ini hampir separuhnya mendapatkan ASI selama enam bulan atau lebih. Hanya 38 persen saja yang menyusui kurang dari enam bulan, dan sisanya tidak memperoleh air susu ibu.

Seiring bertambahnya usia para bayi, para ahli memeriksa kesehatan jiwa mereka yakni saat berusia empat, lima, delapan, 10 dan 14 tahun. Hasilnya menunjukkan, untuk setiap penambahan angka (bulan) proses masa menyusui, indikator yang menunjukkan perilaku semakin membaik, ujar peneliti dari Telethon Institute for Child Health Research di Perth. Angka-angka ini pun tetap valid walaupun setelah memperhitungkan faktor sosial, ekonomi serta pengaruh orang tua.

UNICEF dan WHO sendiri telah menganjurkan para ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama setelah melahirkan. Kebiasaan menyusui juga boleh diperpanjang hingga dua tahun lamanya. Hal ini sangat penting bagi pencernaan dan kekebalan tubuh para bayi di saat dewasa.