JAKARTA - Pengobatan konvensional dan herbal atau jamu sebetulnya tidak perlu dipertentangkan sepanjang menggunakan standar ilmu pelayanan dan keamanan yang tinggi. Dokter dengan ilmunya justru dapat mengembangkan potensi jamu Indonesia d an nantinya memasyarakatkan penggunaannya secara aman.
Selama ini dokter menggunakan standar medis konvensional. Namun, untuk terapi sebetulnya dapat mengikutsertakan jamu.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia, Hardhi Pranata, Kamis (7/1/10). Semakin digiatkannya pemasyarakatan jamu belakangan ini, antara lain lewat program saintifikasi jamu oleh Kementerian Kesehatan, dikarenakan keprihatinan sulit berkembangnya jamu di Tanah Air. Padahal, jamu yang penggunaannya sudah beratus tahun itu telah dirasakan khasiatnya.
Hardhi mengatakan, selama ini, dokter terbentuk cara dengan standar medis konvensional. Namun, untuk terapi sebetulnya dapat dikembangkan sehingga tidak hanya menggunakan pendekatan konvensional. Salah satunya dengan mengikutsertakan jamu di dalamnya.
Di Indonesia sendiri, agar tidak terjadi benturan dengan standar medis yang sudah ada, penggunaan jamu oleh dokter yang turut serta dalam saintifikasi jamu sebatas untuk preventif dan promotif.
Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia sendiri baru berdiri pada Juni 2009 dan telah diakui oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Menurut Hardhi, para dokter, terutama dokter muda, antusias dengan peluang menggabungkan praktik kedokteran konvensional dengan jamu atau herbal. Walaupun masih terbilang baru, terdapat 200 dokter bergabung dalam perhimpunan tersebut. (kp)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Minggu, 10 Januari 2010
Pengobatan Konvensional dan Herbal Tidak Perlu Dipertentangkan
Label:
Info Kesehatan