Kamis, 07 Januari 2010

PROF. DR. YUNAHAR ILYAS DIKUKUHKAN SEBAGAI GURU BESAR UMY


Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag., dikukuhkan sebagai guru besar bidang ulumul qur’an di kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (18/11). Pengukuhan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 29728/A 4.5/KP/2008. Acara yang dihadiri Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rektor UMY, dan semua dosen UMY, pada kesempatan tersebut Yunahar menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Al-Qur’an Al-Karim: Sejarah Pengumpulan, dan Metodologi Penafsiran”.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia menegaskan di pengukuhan tersebut, kitab suci Al-Qur’an yang sampai kepada kita sekarang ini benar-benar otentik, dan valid, sebagaimana yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa mengalami penambahan atau pengurangan satu ayat, bahkan satu huruf pun. Cara membacanya pun tidak berubah walaupun hanya satu harakat, karena Al-Qur’an ditransfer tidak hanya secara tertulis, tetapi yang lebih utama lagi secara lisan turun-temurun, bersambung, dan dipercaya sampai kepada Rasulullah SAW, tambah Yunahar.

Pria yang telah menghasilkan sembilan buku bernafaskan Islam, salah satunya Tipologi Manusia dalam AlQur’an (2007) mengatakan, yang paling menarik perlu diperhatikan di Indonesia, tidak hanya di kalangan awam, tetapi juga di kalangan mahasiswa, bahkan sampai tingkat strata dua, juga sebagian ustadz-ustadz kalau ditanya berapa jumlah ayat di dalam Al-Qur’an, dengan mantap, dan yakin menjawab 6666, sebuah angka yang gampang dihafal, dan terkesan hebat. Padahal dalam literatur yang dipercaya, terutama yang berbahasa arab karya para ulama ulumul qur’an tidak ada seorang pun yang menyebutkan angka tersebut, ujar Yunahar. Muhammad ‘Abd al-Azhim az-Zarqani dalam kitabnya Manahil al-Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an menyebutkan bahwa para penghitung jumlah ayat-ayat Al-Qur’an sepakat pada angka 6200, hitungan ulama Madinah awal 17 (6217 ayat), ulama Madinah akhir 14 (6214 ayat), dan pendapat Abi Syaibah (6210 ayat). Berdasarkan rujukan tersebut, tidak ada satupun yang sampai angka 6300, apalagi 6666 sebagaimana yang populer di Indonesia, ujarnya.

Saat pembacaan pidato, Yunahar juga memberikan informasi kepada audiens mengenai pengumpulan Al-Qur’an pada zaman rasulullah SAW. Dia mengatakan, ketika Al-Qur’an diturunkan, Nabi Muhammad SAW segera berusaha menghafalnya, karena untuk beliau pribadi, itulah salah satunya cara memelihara Al-Qur’an. Sebagaimana dicatat oleh sejarah beliau seorang ummy yang tidak bisa membaca, dan menulis, katanya. Tapi kemudian Allah SWT menganugerahkan kepada beliau sebuah keistimewaan yang tidak diberikan kepada siapa pun, yaitu kemampuan otomatis membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur’an, tambahnya. Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah 75: 16-19 “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an, karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah selesai membacakannya, maka itulah bacaan itu. Kemudian, sesungguhnya akan tanggungan kami-lah penjelasannya”, tambah Yunahar di akhir bacaan pidatonya.

Pengukuhan jabatan guru besar ulumul qur’an, dihadiri juga Prof. Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah) mengatakan di dalam sambutannya, “bidang yang ditekuni oleh Yunahar Ilyas adalah tafsir al-qur’an, dan metodologi penafsiran al-qur’an. Sangatlah penting, dan mendesak, pada aqidah selalu menuju Ar-Ruju (kembali menuju Al-Qur’an, dan Al-Hadits) sebagai pedoman hidup. Muhammadiyah adalah organisasi yang merujuk Al-Qur’an, dan Al-Hadits. Semakin banyak orang yang menafsirkan Al-Qur’an, dan Al-Hadits asal-asalan, semoga ilmu yang ditekuni Yun (panggilan akrabnya), akan membantu orang-orang tersesat tersebut”.