Sabtu, 22 Mei 2010

33 Mobil Hangus dan Dirusak, Pilkada Mojokerto Tetap Sesuai Jadwal, 103 Pengunjuk Rasa Ditangkap


MOJOKERTO, KOMPAS - Tahapan pemilihan kepala daerah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diwarnai amuk massa, Jumat (21/5), dengan membakar dan merusak 33 mobil, melukai puluhan orang, termasuk polisi. Hingga Jumat malam, polisi menangkap 103 pengunjuk rasa.

Amuk massa diduga berkaitan dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto yang menolak pasangan calon bupati dan wakil bupati Dimyati Rosyid-M Karel karena tidak lolos tes kesehatan.

Hingga Jumat malam, masih ada dua korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto. Mereka adalah Rendi (30) yang terkena tembakan di bagian dada dan Sri Astutik (49) yang mengalami patah tangan kiri. Satu lagi korban yang belum teridentifikasi dirawat di RS Bhayangkara, Surabaya, karena menderita gegar otak.

Suasana Kota Mojokerto, Jumat malam, sudah terkendali, setelah sempat mencekam beberapa jam. Alun-alun yang terletak di sebelah barat pusat kerusuhan ramai dikunjungi khalayak seperti hari biasa. Hanya polisi dan tentara masih berjaga-jaga di sekitar pusat kerusuhan. Sempat beredar kabar akan ada penyerbuan balasan dari massa sebuah partai politik ke rumah Dimyati Rosyid di Mojosari. Akan tetapi, hingga semalam, tak terjadi insiden susulan.

103 orang ditangkap

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Pratiknyo menyatakan, sebanyak 103 orang ditangkap dan dimintai keterangan. Mereka adalah peserta unjuk rasa yang berakhir rusuh di Gedung DPRD Mojokerto. Namun, polisi belum menetapkan tersangka dari peristiwa ini.

”Petugas ada di lokasi sebelum peristiwa terjadi. Namun, kami tidak menyangka jika mereka membawa bom molotov karena permintaan izin yang diterima polisi adalah unjuk rasa damai,” kata Pratiknyo.

Amuk massa itu terjadi di kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten dan DPRD Mojokerto di Jalan Achmad Yani Nomor 16, Kota Mojokerto. Saat itu sedang berlangsung tahapan pilkada pemaparan visi dan misi tiga calon bupati-wakil bupati Mojokerto. Ketiga pasangan itu adalah Mustafa Kamal Pasya-Khoirun Nisa (Manis) yang diusung PAN, PKS, PPP dan PKB; pasangan petahana (incumbent) Suwandi–Wahyudi Iswanto (Wasis) yang diusung Golkar, PDI-P, dan Partai Demokrat; serta pasangan yang maju dari jalur perseorangan, yaitu Khoirul Badi’–Yazid Kohar (Kokoh).

Satu pasangan lagi, yaitu Dimyati Rosyid-M Karel yang diusung PKNU, Partai Hanura, dan didukung 22 partai nonparlemen, ditolak KPU karena tidak lolos tes kesehatan. Pasangan ini menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara yang menurut rencana perkaranya akan digelar mulai Senin mendatang.

Bom molotov

Saat berlangsung pemaparan visi dan misi pasangan calon di Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto mulai pukul 08.30, datanglah sekitar 150 demonstran yang tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan Rakyat Mojokerto. Massa berusaha masuk dari pintu utama Kompleks Pemkab Mojokerto yang terletak di sebelah utara. Polisi menutup pintu gerbang. Terjadi dorong-mendorong massa dengan polisi.

Tidak diduga, tiba-tiba datang sekitar 20 orang merangsek masuk lewat pintu kedua di sebelah barat kompleks melalui Jalan Veteran. Massa yang mengenakan tutup muka ini langsung melempar bom molotov ke arah mobil yang diparkir dan kantor pemkab. Mereka juga merusak mobil dan kaca kantor DPRD dengan pentungan besi.

Massa bergerak cepat. Polisi yang mencoba menghadang dipentung atau dilempar bom molotov. Kapolsek Mojoanyar Ajun Komisaris Kusdiyanto terkena lemparan bom molotov di bagian punggung. Melihat kobaran api membakar mobil, pegawai Pemkab Mojokerto berhamburan menyelamatkan diri ke arah pendopo. Penyerbu mendekati pendopo, merusak dan membakar 12 mobil dan 21 mobil lain dirusak. Mobil itu adalah mobil dinas, pribadi, dan mobil milik partai.

Polisi yang berkekuatan 230 personel menangkap sebagian massa yang berunjuk rasa damai di sebelah utara. Sejauh ini polisi belum menangkap massa yang menyerang, membakar, dan merusak mobil dan lain-lain itu.

Pemaparan visi dan misi tetap berlangsung hingga selesai pukul 09.45.

Dimyati Rosyid, Ketua Majelis Ulama Mojokerto yang akrab dipanggil Gus Dim menyatakan tidak tahu-menahu mengenai kejadian di DPRD Mojokerto itu. Ia yang sedang berada di Surabaya membantah memerintahkan massa untuk berunjuk rasa di DPRD Mojokerto. Namun, ia mengatakan, pasca-keputusan KPU yang menyatakan dirinya tidak lolos, banyak organisasi yang memprotes dan memberi dukungan kepadanya.

Ketua KPU Kabupaten Mojokerto Ayyuhannafiq mengatakan, seluruh tahapan Pilkada Mojokerto akan terus dilangsungkan. (ANO/APO/RAZ/BEE/ABK/ELD/AHA/RWN/kps)