Jambi, Kompas - Potensi munculnya titik-titik api kian meningkat di Provinsi Jambi pada masa transisi menuju kemarau tahun ini. Sejumlah titik api di wilayah itu juga mulai terpantau satelit NOAA. Kondisi ini dipicu suhu udara pada siang hari mencapai 34 derajat celsius.
Supervisor Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi Kurnianingsih, Selasa (4/5), mengatakan, potensi tumbuhnya titik-titik api didorong oleh faktor suhu yang tinggi dalam sebulan terakhir. Pada siang hari, suhu bisa mencapai 34 derajat celsius, atau di atas kondisi normal yang mencapai hingga 32 derajat celsius. Tingginya suhu pada siang hari akan meningkatkan pembentukan awan- awan konvektif. Hal itu memunculkan angin kencang disertai hujan pada sore hingga malam hari.
Pergerakan angin juga dinilai sangat cepat, mencapai hingga 30 kilometer per jam dari kondisi normal 10 knot. Dua kondisi itulah yang memicu timbulnya titik-titik api. ”Kondisi ini tergolong ekstrem sehingga harus diwaspadai,” ujarnya di Jambi.
Ia mencontohkan, pada Selasa (4/5) kecepatan angin sempat mencapai 18 knot atau 32 kilometer per jam pada sore hari. Jika terjadi kebakaran lahan dalam hutan, perluasan kebakaran akan berlangsung cepat. Hal ini harus diantisipasi oleh para pengguna lahan, masyarakat sekitar, ataupun pemerintah daerah.
Tidak hanya di darat, perairan pantai timur Jambi juga berpeluang terjadi angin kencang. Namun, ketinggian gelombang laut diperkirakan normal. ”Nelayan direkomendasikan tetap dapat melaut. Ketinggian gelombang laut diperkirakan mencapai 0,5 meter-1,3 meter. Ini masih normal,” tuturnya.
Kondisi cuaca ekstrem ini, lanjut Kurnianingsih, bakal terus berlanjut hingga akhir Mei. Setelah itu, Jambi akan memasuki musim kemarau. Berdasarkan data BMKG Provinsi Jambi, wilayah Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Batanghari akan memasuki kemarau pada dasarian ketiga Mei ini.
Sementara di wilayah barat Jambi, seperti di Kabupaten Kerinci, Bungo, Merangin, dan Tebo, akan mulai mengalami kemarau pada dasarian pertama Juni. Untuk wilayah pantai timur Jambi, seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, kemarau baru mulai berlangsung pada dasarian kedua Juni.
Mengingat semakin dekatnya musim kemarau, Kurnianingsih mengimbau kepada para petani untuk segera menebar benih padi. ”Sekarang ini semestinya padi sudah ditebar. Pada musim kemarau, kondisi tanah akan cenderung mengering, kurang bagus untuk menebar benih,” katanya. (ITA)
Media Komunikasi -- berita dan kebijakan persyarikatan -- Guna Meningkatkan Syiar Organisasi
Rabu, 05 Mei 2010
POTENSI KEBAKARAN HUTAN: SUHU UDARA SIANG MENCAPAI 34 DERAJAT CELSIUS
Label:
Info Lingkungan