Jumat, 07 Mei 2010

PRESIDEN PUNYA BANYAK NAMA PENGGANTI SRI MULYANI


Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mempunyai lebih dari satu nama calon menteri keuangan untuk menggantikan Sri Mulyani. "Lebih dari satu orang," kata Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Menurut Julian, Presiden pun telah mendengar nama-nama beredar di media massa yang dikabarkan menggantikan Sri Mulyani seperti Plt Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu.

Namun, Julian tidak bersedia menyebutkan nama-nama calon menteri keuangan yang telah berada di tangan Presiden. Ia juga tidak mau mengatakan apakah calon menteri keuangan tersebut berasal dari kalangan profesional atau politisi dari partai politik koalisi. "Saya kira siapa pun yang menjadi menkeu akan mampu menjamin stabilitas, kontinuitas selama ini yang berjalan," ujarnya.

Lazimnya mekanisme pemilihan menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, Julian memastikan Presiden Yudhoyono pun akan menekan sistem uji kelayakan untuk menggantikan Sri Mulyani.

"Presiden akan memperhatikan banyak hal secara hati-hati untuk posisi sangat penting ini," katanya. Julian pun mengatakan penunjukkan Sri Mulyani sebagai Managing Director Bank Dunia tidak ada kaitannya dengan situasi politik dalam negeri.

Reformasi Birokrasi Dilanjutkan

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menginginkan reformasi birokrasi di kementerian keuangan terus dilanjutkan meski dia tidak lagi menjadi pimpinan di institusi tersebut.

"Negara ini pantas untuk kita urus dengan baik agar prestasi ini tetap dipertahankan. Siapa pun pimpinan di kemenkeu, reformasi (birokrasi) sudah menjadi arwah, aura dan jiwa," katanya dalam sambutan di Kanwil Ditjen Pembendaharaan, Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani menyatakan ia optimistis kemenkeu dapat bersikap konsisten untuk meneruskan reformasi birokrasi, apalagi saat ini telah ada peta jalan atau "roadmap" yang jelas dan banyak jajaran pegawai yang memiliki kreatifitas dan loyalitas tinggi.

"Kalau konsisten, lakukan untuk negeri ini. Jangan khafitas dan loyalitas tinggi," kata Sri Mulyani yang mulai 1 Juni mendatang mulai bertugas di Bank Dunia. Ia juga menyatakan kebanggaannya bahwa Indonesia dapat menjadi contoh yang baik dari pelaksanaan reformasi birokrasi dan berharap dapat menceritakan mengenai hal tersebut di tempat kerjanya yang baru nanti.

"Dalam kesempatan ini (saya) betul-betul mohon bantuan, jalankan terus apa yang sudah kita jalankan dengan baik, tampilkan yang baik, bantu saya menjadi bahan cerita yang baik di tempat baru," ujarnya.

Dengan menceritakan kondisi di Indonesia, Sri Mulyani mengharapkan dapat menunjukkan bahwa reformasi birokrasi merupakan realitas nyata, bukan hanya sekedar contoh kasus dalam sebuah buku.

"Nanti akan ada lebih 70 negara di bawah saya. Saya akan tetap bangga dan senang, Indonesia sebagai contoh reformasi (birokrasi), jadi (dapat) menunjukkan pada negara berkembang, bahwa reformasi bukan kasus di teks book, itu realitas dan terjadi di negara kita ini, Indonesia," ujarnya.

Sri Mulyani, yang baru terpilih sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, mengharapkan dapat bertemu lagi dengan para jajaran kementerian keuangan, namun dalam kapasitas yang lain. (Ant)